Side Story - 1

1.6K 264 27
                                    

Markas pasukan pengintai,

Erwin menatap kearah tumpukan buku yang baru saja dipinjamnya dari perpustakaan, ada banyak informasi yang ingin ia ketahui setelah 1 minggu pengangkatannya sebagai komandan Pasukan pengintai.

Dengan strategi miliknya yang selalu berhasil, ia ditunjuk sebagai seorang komandan, hal ini membuat Hanji dan (Namamu) yang merupakan seangkatan dengannya menjadi bawahan secara otomatis.

Hal yang kurang disukai Erwin,

"Kau sudah datang?"

Ekspresi (Namamu) terlihat marah, gadis itu baru saja dimarahi Pixis karna kembali membolos latihan rutin, membawa setumpuk kertas dan sebuah pena, gadis itu harus mengerjakannya di ruangan Erwin.

"Aku menemukan toko teh yang enak-"

"(Namamu)"

"Rotinya juga enak!"

"(Namamu)"

"Padahal aku juga memberikannya pada jiji!"

"(Namamu)!" Erwin meninggikan suaranya tanpa sadar, gadis itu terdiam dan menatap polos. Erwin menghela napas setelahnya, bingung menghadapi gadis yang mulai berubah sejak berteman dengan Hanji.

Padahal setelah masuk ke dalam pelatihan militer, sifat (Namamu) masih sama seperti sebelumnya, dingin dan tidak peduli sekitar, tapi semenjak (Namamu) berteman Hanji, sifat gadis itu berubah kembali dengan cepat.

"Erwin- .. kau memiliki kerutan-"

"(Namamu)! kau akan diletakkan di Divisi khusus dalam pasukan pengintai,"

Gadis itu terdiam, membulatkan kedua matanya lalu mulutnya membentuk huruf o dan bertepuk tangan pelan, "sasuga .. komandan baru .. bisa menggunakan pangkat untuk seperti ini ya ternyata?"

"(Namamu).." Erwin tidak tau lagi harus berbuat apa dengan gadis ini, "tenang saja .. aku-"

"Erwin .." gadis itu menatap datar kearah Erwin yang emnatapnya terkejut, "kau melihat diriku masih sebagai seorang bangsawankan? Bukannya kau tau? Aku sangat membencinya? Lulus bersama denganmu ternyata tidak cukup ya?"

Erwin terdiam, aura berbunga gadis itu seketika lenyap dan digantikan jadi hawa dingin menusuk, Erwin sendiri sadar jika kemampuan gadis dihadapannya bukan seperti kemampuan manusia pada umumnya.

Umur (Namamu) dan Erwin terpaut 5 tahun, (Namamu) lebih muda darinya- saat Erwin pertama kali masuk ke dalam pelatihan- gadis itu memaksa untuk ikut, dan membuktikan jika ia memang bisa menguasainya dengan cepat.

Pelatihan militer berat- tidak sesuai dengan umurnya, hal ini yang membuat tinggi (Namamu) berhenti tumbuh dan tidak lagi meninggi- selain tekanan fisik, gadis itu juga memiliki tekanan batin, Erwin sadar itu.

"Bagaimanapun juga kau seorang bangsawan, meski kau belum mengambil gelar ayahmu kembali-" Erwin menatap kearah gadis itu tajam, "kau tidak bisa menyangkalnya," keputusan Erwin final.

(Namamu) tidak bisa berkutik untuk pandang pria itu lagi.

"Aku tidak akan membuatmu menjadi bawahanku. Aku menghormatimu,"

(Namamu) menatap Erwin marah, gadis itu membenci setiap kali ada orang yang membahas tentang gelar yang dimiliki keluarganya- sejak kematian keluarganya, gadis itu sudah menetapkan hati untuk tidak lagi membawa gelar.

Ia hanya ingin hidup sebagai namanya saja, tanpa marga.

"Erwin!"

"Kau bisa marah sesuka hatimu (Namamu), tapi kau kelak akan menjadi kepala keluarga, hal itu yang membuatku selalu melihatmu sebagai bangsawan dan aku menghormatimu-"

SnK x Female ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang