Seratus Delapan

451 111 13
                                    

"(Namamu)!!!"

Tubuh (Namamu) tersentak, kedua maniknya menatap lekat kearah sosok pria yang tengah tersenyum gugup kearahnya dengan wajah yang memerah sempurna dengan sebuket bunga yang mengarah padanya.

"A-..A-...A-.. aku-.. s-sudah pulang .." suaranya hampir menghilang tertelan angin, meski (Namamu) masih bisa mendengarya sangat jelas. Gadis itu kini menatap kearah Pieck yang berada di samping dengan mahan tawa.

".. selamat datang-"

"Bukan itu!!" pria tersebut kembali memotong, kedua maniknya menatap lekat kearah (Namamu), memperhatikan (Namamu) membuatnya kembali gugup, wajah (Namamu) selalu berhasil menjadi ingatan manis dalam benaknya.

"A- aku ingin mengajakmu .. untuk pergi,"

(Namamu) mengangkat salah satu alisnya, menatap kearah Pieck yang kini tengah tersenyum lebar, lalu kembali menatap kearah teman baiknya geli, "Colt .. (Namamu)-chan bisa ketakutan melihatmu,"

"He?!" Colt- pria bersurai pirang itu kini menatap terkejut kearah Pieck lalu menatap bersalah kearah (Namamu) yang masih menatap lurus, menunggu Colt yang ingin mengatakan sesuatu padanya.

"Ayo! Kau ingin mengatakan sesuatu bukan?" Pieck menyenggol lengan pria tersebut, seulas senyum tipis menghias wajahnya.

"Ugh.." Colt mengambil napas panjang, lalu kembali menatap kearah (Namamu) dengan gugup, "(Namamu)!! makan malamlah denganku!!" nadanya kini meninggi, bahkan sampai menggema di seluruh lorong.

(Namamu) terkejut, terdiam dengan mulut yang terbuka, lalu berkedip beberapa kali. Reaksi (Namamu) cukup membuat wajah Colt kian memerah dari sebelumnya, perasaan malu kini menghias sepenuh hatinya.

Pieck bahkan tertawa melihatnya, gadis itu memang yang menyarankan Colt untuk melakukannya. Dengan sebuah cerita jika (Namamu) mungkin saja akan memiliki kekasih lebih dulu jika Colt  lebih lama mengungkapkan perasaannya.

"Malam saat festival," Pieck menengahi mereka berdua, "aku dengar jika keluarga Tybur akan datang, festival akan sangat meriah karna banyak bangsawan yang akan melihatnya. Colt menawarkan diri untuk mengajakmu melihat festival,"

(Namamu) terdiam, menutup mulutnya lalu mengangguk mengerti. Kedua manik birunya kini menatap kearah Colt yang menunduk dengan wajah yang memerah hingga ke telinga, meski (Namamu) sama sekali tidak mengerti kenapa pasukan seperti Colt bisa kesulitan mengajaknya.

Colt menghela napas lelah, "sepertinya .. aku keterlaluan mengajakmu yang sedang sibuk .. a- aku minta maaf sudah merepotkan-"

"Baiklah .."

"He?" Colt menatap kearah (Namamu) terkejut, kedua maniknya kian berbinar saat melihat (Namamu) yang terlihat serius tidak berbohong.

"Baiklah .. aku akan menunggumu di lab.." kedua manik (Namamu) kini menatap lembut, tersenyum manis kearahnya. Cukup membuat Colt langsung memberikan buket bunga dan pergi dari sana sambil mengucapkan salam perpisahan.

Pieck berbalik menatap kearah Colt yang sangat mudah untuk dijahili, terlebih saat ada (Namamu) di sana. Pieck tertawa melihat tingkat teman baiknya, "lucu sekali bukan?"

(Namamu) hanya bergumam sebagai jawaban.

"Terima kasih .."

Kepala (Namamu) kini terangkat, menatap kearah Pieck dengan salah satu alis yang terangkat.

"Bagi kami meski itu hanya sebuah harapan yang tidak nyata, itu sudah cukup. Sepertinya Colt begitu, ia sudah terlihat sangat senang. Ia benar-benar jatuh cinta dengan anda, (Namamu)-san,"

SnK x Female ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang