Delapan Puluh Tiga

561 119 6
                                    

SnK By Hajime Isayama

SnK x Reader By RamaLina

"Jadi begitu ya .. aku bahkan baru tau jika akan ada titan baru lainnya yang sama seperti Annie, sekarang keputusannya ada pada Erwin bagaiman cara untuk menghadapinya .." kedua manik coklat cerahnya menatap kearah bawah.

30 menit lalu, Hanji dan Levi berpamitan dengan Erwin dan Mike di depan bar. Erwin sendiri yang memutuskan ingin mendengar informasi lebih lanjut dari Mike dan meminta Hanji dan Levi untuk mengantarkan (Namamu) kembali ke markas.

Erwin tidak meminta untuk mengantarkan gadis itu itu ke kediaman Schawarz saat ini, melainkan markas. Erwin sendiri yakin jika (Namamu) tidak akan istirahat jika kembali ke kediaman Schawarz.

Gadis itu dipastikan akan kembali berkerja tanpa mengenal waktu seperti sebelumnya, meneliti hal baru yang akan menjadi informasi untuk dipegangnya saat ini. Erwin tidak ingin melihat gadis itu tumbang.

Levi membetulkan letak (Namamu) yang ada pada gendongannya di punggung, pria bermanik hitam keperakan itu menatap lurus kearah jalanan yang mulai sepi dan rumah-rumah serta toko yang sudah tutup.

Malam kian larut, dan mereka pulang hampir pagi hari. Hanya tersisa waktu sedikit untuk istirahat. Meski begitu mereka berdua tidak ingin membandingkannya dengan waktu istirahat (Namamu) saat ini.

"Apa kau pernah melihatnya? Rivaille,"

Levi menatap kearah Hanji yang sedang menunggu jawaban padanya, terdiam beberapa saat untuk kembali mengingat. Levi akhirnya menghela napas dan menggeleng tanda tidak, "aku baru mendengarnya sekarang,"

"Kejadiannya saat kakiku sedang terluka bukan?" Levi menaikkan salah satu alisnya, "saat itu juga seharusnya (Namamu) sedang terluka.. aku mendengarnya dari anggotaku ..-" Levi terdiam seketika, mulutnya tertutup rapat.

Ingatan tentang anggotanya yang meninggalkan dirinya dengan raut wajah kecewa tergambar sangat jelas, Levi menghela napas berat bersamaan dengan kedua manik yang tertutup rapat. Benar-benar berat.

Hanji sendiri melihat reaksi Levi yang tiba-tiba terdiam hanya bisa tersenyum tipis, wanita itu sadar jika sangat berat melihat orang yang dipercaya sudah lama pergi begitu saja, meski hal ini dalam maksud hal lain.

Levi ditinggalkan oleh mereka yang memasang wajah kecewa terakhir kali, perpisahan yang amat sangat tidak menyenangkan. Hanji dan yang lainnya juga sudah lama tidak membahas, dan bertanya lebih lanjut mengapa Levi menjadikan anggota 104 anggotanya yang baru.

"Kau tau sendiri (Namamu) bukan?" Hanji tersenyum tipis, kedua manik coklat cerahnya menatap kearah langit malam, bulan yang tertutup awan hingga gelap terasa sangat jelas, "(Namamu) adalah gadis yang tidak suka dikekang ataupun berdiam diri,"

"Karna itu Erwin tidak menyarankan (Namamu) menjadi Ratu dalam dinding?" Levi menyeringai tipis, meski akhirnya tertawa geli dan menghela napas, "Erwin tau jika (Namamu) tidak bisa tinggal pada satu tempat lebih lama, bukan?"

Hanji berkedip beberapa kali, lalu tak lama tertawa, "kau mencemaskannya ya?" Hanji memegang perutnya erat saat merasakan sakit karna tertawa terlalu lama dan keras, bahkan suara tawanya bisa membuat beberapa penduduk terbangun dan terganggu.

"Ck! Apanya yang lucu?" Levi menatap malas, "tapi itu lebih baik bukan? aku berpikir jika itu pilihan tepat untuk tidak memasukkannya ke dalam sangkar .. " Levi terdiam cukup lama, "dia terlihat asing,"

Hanji menghentikan tawanya lalu tersenyum, "hm.. bukannya kau sendiri sudah tau jika Erwin melakukannya karna permintaan ibu (Namamu) sendiri?"

Levi menatap kearah Hanji,

SnK x Female ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang