Tunangan

4.2K 487 34
                                    

Flashback On

Lalisa kecil tetap berjalan di tengah guyuran hujan tanpa mempedulikan bercak air yang mengenai seragam sekolahnya. Ia juga menghentakkan kakinya keras dengan langkah yang sedikit terburu-buru. Seseorang mengejarnya dari belakang, memanggil namanya cukup keras dengan membawa payung kecil berwarna kuning di tangan kanannya.

"Lily.. tunggu aku, kamu bisa sakit karena kehujanan. Aku sudah berjanji kepada eomma untuk selalu menjagamu" seorang anak seusianya terus berteriak begitu seiring langkahnya memanggil si gadis Kwon yang cuek tak mempedulikan. Lalisa tak menoleh sama sekali, merasa muak kepada tetangga sekaligus sahabatnya itu karena kejadian di sekolah tadi.

Lalisa menggelengkan kepalanya pelan kala mengingat kejadian itu lalu kembali melanjutkan jalannya. Sahabatnya itu berhasil membuatnya malu di kelas tadi pagi.

Bagaimana tidak? Seorang Jeon Jungkook yang dengan tingkah lugu dan kepolosannya mengumumkan kepada semua orang bahwa Lalisa adalah miliknya seorang dan akan menjadi masa depannya. Tidak boleh ada yang lain!

Tentu hal itu membuat Lalisa kecil merasa malu karena ia dianggap akan menikah dengan seorang kurcaci suatu hari nanti. Karena memang, tubuh Jungkook yang lebih pendek darinya beberapa cm.

Hingga sahabatnya--Jeon Jungkook berhasil meraih pergelangan tangannya dan membuat langkah gadis kecil itu terhenti. Ia berbalik, mendapati seorang bocah kecil bermarga Jeon itu tengah menampilkan raut wajah cemas seraya memayungi mereka berdua dengan payung yang ia pegang dengan tangan mungilnya.

"Hmm.. Lily marah sama Kookie karena kejadian tadi?" Bocoh laki-laki itu bertanya dengan sedikit ragu kepada gadis di depannya. Sementara Lalisa kecil hanya memutar bola mata malas lalu melepas tangannya dari genggaman bocah itu.

"Kookie tau kan kalau kita ini masih kecil? Aku gak suka kalau Kookie bicara seperti itu. Kata eomma kita harus sekolah dulu yang rajin. Lagipula Lily sukanya sama Jin BTS, jadi Kookie gak usah ngehayal nikah sama aku kalau udah besar. Kita kan udah janji bakal jadi sahabat aja" ucap Lalisa kecil yang membuat Jungkook si bocoh kecil hanya menunduk mendengarnya.

Rasanya ada sesuatu yang tajam menghantam tepat di dada sang bocah laki-laki yang seharusnya belum bisa dirasakan oleh anak berusia lima tahun sepertinya. Jungkook kecil mendongakkan kepalanya menatap gadis bak bidadari di depannya.

"Iya deh.. tapi Lily pulangnya Kookie anterin ya?! Kan payungnya cuma satu" ucapnya kembali semangat lalu disusul oleh anggukan tak kalah semangat yang dibalas oleh Lalisa. Mereka pun pulang dengan berpayung berdua melewati derasnya hujan.

Tapi satu fakta yang tidak diketahui Lalisa kecil kala itu, bahwa Jungkook si bocah kurcaci akan terus berusaha dan bertekad kuat agar Lalisa bisa jadi pendamping hidupnya di masa depan.
Harus!

Flashback Off

Gadis itu masih mengingat dengan jelas kisah dibalik foto yang ia pegang saat ini. Setelah Jungkook kecil mengantarkannya pulang kala hujan deras saat itu, eommanya menyuruh mereka berdua berdiri sambil memegang payung dan mengabadikannya melalui sebuah bidikan. Foto itu masih ia simpan saat ini, ternyata hal yang ia katakan dulu pada sang bocah laki-laki hanya menjadi sebuah kebohongan. Toh, sekarang buktinya ia akan segera bertunangan dengan bocah kurcaci itu. Terkadang ia merasa ingin sekali menertawakan dirinya sendiri karena sempat mengejek tunangannya dulu.

Terdengar langkah seseorang mulai mendekat ke arahnya. Lalisa berbalik dan mendapati orang yang baru saja dipikirkannya tengah berjalan mendekat kearahnya dengan membawa setangkai bunga.

"Ini untuk tuan putriku yang cantik. Maaf karena aku memberikannya dengan cara yang sederhana" ucapnya seraya memberikan setangkai bunga. Lalisa hanya tersenyum tipis seraya menerimanya.

Ia berprinsip harus bersikap sedikit dingin kepada pria di depannya. Jangan sampai Jungkook merasa terbang tinggi bila ia bersikap manis sedikit saja. Bahkan Lalisa ingin terkekeh memikirkannya. Ia mencintai Jungkook, namun tidak pernah menyatakannya. Kau tau kan,  ada sedikit rasa gengsi disana bila seorang Lalisa Kwon yang terkenal cuek tiba-tiba saja menyatakan cinta kepada lawan jenisnya secara gamblang.
Memalukan, pikirnya.

"Kau memang tidak bisa romantis. Kau ingin tau keahlianmu tuan Jeon Jungkook terhormat?"

"Hmm.. apa? Jangan membuatku penasaran" Jungkook berucap dengan sedikit ber-aegyo, membuat Lisa mengerutkan dahinya tak habis pikir.

"Keahlianmu adalah menggombal tidak jelas yang membuatku ingin muntah" ucap gadis itu cuek lalu berlalu meninggalkan Jungkook yang tersenyum jahil disana.

"Calon istriku memang begitu. Maklumi saja, dia hanya malu" ucapnya berbicara entah kepada siapa kemudian segera menyusul Lalisa.

°°

Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba--acara pertunangan antara Jeon Jungkook dan Lalisa Kwon. Semua karib kerabat dan keluarga besar, serta beberapa tamu undangan sudah hadir menyaksikan momen membahagiakan ini.

Lalisa pov

Berkali-kali kuhela napas berat saat Jungkook terus saja menggodaku dengan menyenggol bahuku berulang kali. Senyum yang terus ia tampilkan membuatku risih. Ia terus menatapku dengan wajah bodohnya itu. Namun tetap ku akui dia tampak tampan dengan jas hitam yang ia kenakan saat ini. Dan sialnya jantungku juga tidak dapat dikendalikan saat Jungkook menatapku.

Tetapi tetap saja sikapnya sangat tidak mencerminkan bahwa dia adalah seorang CEO kaya pemilik perusahaan mobil karena kelakuan bocahnya itu. Bisakah dia lebih serius di hari pertunangan kami? Aku bahkan merasa akan menikah dengan seorang bocah.

Aku tidak memperdulikan setiap rayuan gombal yang ia lontarkan. Ya, walaupun dia hanya berbicara dengan suara yang sangat pelan, namun tetap saja terdengar sangat menjijikkan.

Seperti--
'Kau ibarat magnet oh Lalisaku, membuat mataku terus tertarik untuk melihatmu'

atau,

'Jika aku mendapat semen gratis, akan kubangun istana cinta kita di hatimu'

Bukankah itu sangat menjijikan? Jika saja muntah di depan orang banyak tidak memalukan, maka akan kulakukan itu.

Hingga akhirnya mulutnya berhenti menggodaku saat kami berdua disuruh untuk saling bertukar pasang cincin di depan para tamu. Sangat malas rasanya menatap senyumnya yang sangat sumringah seperti anak kecil yang baru saja dibelikan mainan baru oleh ayahnya.

Setelahnya dia menepis jarak diantara kami. Jungkook semakin dekat membuat napasku tertahan. Kumohon jangan cium aku, kau masih bocah Jeon Jungkook--walaupun sekarang sudah jauh lebih tinggi dariku.



Semakin dekat..





Dan..




Ia mendekatkan bibirnya ke telingaku, melontarkan suatu kalimat yang membuatku kesal dan merona di saat bersamaan.

"Katanya dulu tidak akan mau menikah denganku, kenapa sekarang kau tidak menolaknya sama sekali, hmm?"

Oh sial, bocah kurcaci ini memang sudah tumbuh menjadi pria dewasa.

End

Kalau ada rasanya pernah baca ini, berarti kalian pernah baca cerita Taennie aku. Ini di remake jadi versi Lizkook.

Hope you like it. Votmennya
💙💙💙💙

Our Stories || Lizkook OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang