"Terkadang Tuhan hanya
mempertemukan, namun tidak
mempersatukan. Namun kurasa itu
hanya untuk saat ini, karena kita
tak tau bagaimana setelahnya.."•••
Langkahnya ringan membelah jalanan basah yang baru saja diguyur hujan. Ia tampak panik dengan pikiran yang kalut. Mencoba mempercepat langkahnya untuk segera sampai di stasiun kereta itu. Sesekali pandangannya beralih menatap jam tangan berwarna hitam itu untuk memastikan berapa lama waktunya tersisa.
"Kuharap tidak terlambat" ucapnya sebelum masuk ke dalam kereta. Tujuannya Seoul. Kota dimana orang biasa sepertinya berharap dapat merubah nasib di kota besar yang penuh dengan keegoisan itu. Jika kau tertinggal, maka kau akan lewat. Dan ia—Jeon Jungkook—sedang berusaha mewujudkan mimpinya, menjadi seorang idol terkenal.
Ia baru saja pulang ke rumahnya pagi tadi. Menghabiskan waktu bersama keluarganya, melepas rindu. Menjadi seorang trainee sepertinya tidaklah mudah, bahkan ia hanya diizinkan pulang satu kali seminggu untuk menemui orang tuanya. Itu pun hanya 12 jam, tak lebih. Kesempatan seperti itu tentu saja tak pernah disia-siakan oleh pemuda bermarga Jeon ini.
Dan sekarang dengan duduk bersandar pada kursi kereta, ia hanya bisa berharap agar tak terlambat untuk jadwal latihan dance nanti. Ia bisa saja langsung dikeluarkan hanya karena hal seperti itu. Dunia ini kejam, ia selalu tau itu. Mereka tidak akan memberikan toleransi padamu hanya karena kau yang memiliki modal suara bagus. Banyak orang yang ingin debut. Semua trainee ingin debut. Dan Jungkook, ia bukanlah satu-satunya orang yang berharap bisa debut menjadi seorang idol. Tentu saja ia tak akan menyia-nyiakan hal yang sudah ia korbankan selama ini. Tidak waktu, tidak masa remajanya, dan lainnya.
Walaupun tak terlalu besar kemungkinan dirinya debut dibawah naungan sebuah agensi kecil, tapi bagi Jungkook berhasil menjadi seorang trainee membuatnya menjadi orang yang tak akan pernah menyiakan kesempatan emas ini.
Jungkook sedikit tersentak kaget saat seseorang dengan tiba-tiba mengambil duduk disampingnya. Orang itu memakai masker hitam yang sama dengannya dengan hoodie yang menutupi kepalanya. Orang yang Jungkook ketahui seorang wanita itu celingak-celinguk melihat sekitar entah untuk memastikan apa. Hingga maniknya bertemu dengan Jungkook, Jungkook dapat melihat manik mata bulat itu menatapnya sejenak.
Gadis itu menurunkan masker yang ia kenakan, tersenyum kearah Jungkook dengan gummy smile yang membuat Jungkook tanpa sadar membuat lengkungan tipis dibalik maskernya.
"Apa benar ini kereta tujuan Seoul?" Tanyanya tanpa ragu pada Jungkook. Dan sekarang Jungkook tau, gadis itu sedang kebingungan saat ini.
Jungkook mengangguk pelan. "Kau seperti orang yang baru mencoba naik kereta" kata Jungkook disusuli oleh kekehan pelan.
"Memang benar, aku baru disini" ucapnya dengan logat yang terdengar sedikit aneh oleh Jungkook.
Jungkook mengangguk paham. Pantas saja, sepertinya gadis disampingnya merupakan seorang pendatang.
"Aku Panpria, tapi kebanyakan orang memanggilku Pokpak" gadis itu berucap seraya tersenyum dan mengulurkan tangan kearah Jungkook. Jungkook menurunkan maskernya, tersenyum tipis kearah gadis pemilik gummy smile itu kemudian menerima uluran tangan gadis itu.
"Nama yang unik"
"Semua orang berkata begitu" ucap gadis itu disusuli oleh senyum. "Kau sendiri?"
"Jungkook, Jeon Jungkook" balas Jungkook yang hanya dibalas anggukan oleh lawan bicaranya itu.
"Kau tinggal di Busan?" Tanya Jungkook saat perbincangan mereka mulai terhenti.
"Ah, tidak. Aku hanya berkunjung ke rumah temanku disini. Dan ini untuk pertama kalinya aku ke Busan dan pulang dengan kereta" ucap gadis itu mencoba menceritakan pengalamannya. Jungkook tersenyum, melihat betapa bersemangatnya gadis disampingnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Stories || Lizkook Oneshoot
Short StoryCuma berisi oneshoot, twoshoot, etc tentang Lisa dan Jungkook. Mari menghayal bersama 🤗 Tinggalkan jejak sebagai bentuk apresiasi.. Ada saran cerita? let's share😊 Jangan lupa follow sebelum baca 🦄 Lisa 🐰 Jungkook