Lisa mematikan hp nya setelah membaca berita singkat tentang dirinya. Ia menghela napas berat sembari mengemasi barang-barangnya. Ia sudah memikirkan rencana ini jauh-jauh hari. Tidak akan ada penyesalan, member lain dan agensi juga mendukung penuh keputusan yang Lisa ambil.
"Jaga dirimu baik-baik" ucap Jisoo sembari memberikan pelukan kepada adik kecilnya.
"Jangan sekali-kali merasa segan untuk meminta tolong bila kau butuh bantuan" Jennie menyusul ucapan Jisoo.
"Aku akan merindukanmu, Lis" Rose memeluk Lisa erat, pertemanan yang sudah dari lama mereka jalani tentu akan membuat mereka merasa rindu satu sama lain.
Lisa mengangguk "Aku akan sering menghubungi kalian" ucap Lisa sembari merangkul ketiganya. Air mata tentu menemani perpisahan mereka malam ini. Lisa segera membawa koper bawaannya menuju Hyundai Grandeur berwarna hitam yang sudah menunggunya dibawah. Jisoo, Jennie. Dan Rose mengantar Lisa sampai gadis itu melambaikan tangan sebelum memasuki mobil hitam tersebut. Perjalanan malam Lisa kali ini memang sungguh sepi. Ini memang sudah menjadi tujuan dari rencana Lisa agar tidak ada media yang menyadari kepergiannya. Lisa akan hiatus, untuk waktu yang cukup lama. Mungkin beberapa tahun.
°°
Beberapa tahun kemudian..
"Mom, apa Dad belum menelpon juga?" sudah terhitung lebih dari lima kali, pertanyaan yang sama keluar dari mulut bocah laki-laki berusia tiga tahun itu pagi ini. Ia tetap fokus menyantap sarapannya tetapi dengan pikiran yang entah kemana.
"Apa kau merindukan Daddy mu lagi, hmm?" wanita yang ia panggil Mom itu segera mengambil tempat disamping bocah laki-laki itu kemudian sedikit membenarkan poni putra kecilnya.
"Of course, sangat" balasnya dengan senyum mengembang memperlihatkan gigi kelinci yang persis dengan gigi milik Ayahnya. Lisa--wanita yang ia panggil Mom itu--tersenyum sembari mengusap rambut putranya pelan.
Tak selang berapa lama setelah itu, handphone yang berada di saku baju Lisa terdengar bergetar. Bocah laki-laki itu langsung mengalihkan fokusnya yang tadi asik menyantap spaghetti kini beralih menatap sang Ibu.
"Apa itu Dad, Mom? Aku ingin bicara,, berikan padaku" bocah kecil itu segera merebut handphone dari tangan Lisa tanpa menunggu jawaban. Ia menempelkan handphone tersebut pada telinganya.
"Hello, Dad? Do you hear me?" tanyanya bersemangat, sementara Lisa hanya menatap dengan senyum. Bocah kecil itu memang lebih suka berbicara menggunakan bahasa Inggris dengan Ayahnya. Lisa pun juga tidak tau apa alasannya.
"Oh God, baby you grew up so well, right?"
Terlihat perubahan ekspresi dari bocah laki-laki itu yang awalnya terlihat bersemangat kini justru terlihat murung. Ia segera menyerahkan handphone tersebut kepada Lisa.
"She's not my Dad, Mom" ucapnya lalu kembali melanjutkan makannya. Lisa merasa gemas dan langsung mencubit pipi putranya. Sementara itu, bocah itu--Rowoon--kembali melanjutkan makannya yang tertunda.
"Oh honey, Dad kan sudah bilang dia akan pulang malam ini. Jadi jangan khawatir" ucap Lisa menghibur.
"Baiklah, aku akan marah jika Dad melupakan mainan pesawat terbang yang ia janjikan" ucap Rowoon serius. Dan lisa hanya membalas dengan kekehan.
"Oh, apa ada yang salah?" tanya orang di seberang telepon itu.
"Tidak Chaeng, Rowoon pikir yang menelepon adalah Ayahnya. Jadi dia merasa kecewa saat mendengar ternyata suara perempuan di seberang telepon" balas Lisa sembari sedikit terkikik.
"Oh really?, he's so cutee. Aku tidak sabar untuk bertemu dengannya. Kapan kau akan kembali, Lis? Kami bertiga benar-benar merindukanmu"
Lisa hanya diam tidak membalas. Ini sudah hampir memasuki tahun keempat Lisa memilih hiatus dari dunia hiburan, meninggalkan karir, teman-temannya, dan memilih untuk menjaga putranya di sebuah kota kecil di Swiss yang jauh dari keramaian. Saat ditanya apa Lisa rindu masa-masa BLACKPINK aktif melakukan promosi? Tentu saja, ia rindu semua itu. Lisa bahkan masih tetap memantau topik hangat di dunia hiburan Korea Selatan kendati dirinya yang mungkin saja sudah mulai terlupakan oleh fans. Lisa tau, satu bulan terakhir berita tentang dirinya yang hiatus dan tidak ada kabar kembali mencuat. Agensi sudah melakukan berbagai cara untuk menenangkan fans yang kembali menuntut kepastian kabar dibalik dirinya yang memilih hiatus.
"Lisa, apa kau mendengarku?" ucapan Rose di seberang sana berhasil membuat lamunan Lisa buyar.
"Ah itu, doakan saja. Aku akan kembali secepatnya"
"Suatu saat, semua orang pasti akan tau meskipun kau berusaha payah untuk menutupi. Fans juga sangat merindukanmu, Lis. Tak ada salahnya untuk kembali tampil di depan publik. Percayalah padaku, mereka akan tetap mendukungmu" jelas Rose panjang lebar.
"Ya, aku akan memikirkannya"
"Baiklah, bicarakan ini dengan suamimu. Dia pasti akan mengerti. Aku tutup teleponnya, ya?"
"Ya Chaeng, have fun" ucap Lisa mengakhiri obrolannya dengan Rose. Lisa kembali berpikir, kembali mempertimbangkan semuanya. Lisa sudah cukup bahagia dengan keluarga kecilnya saat ini. Namun tetap saja, suasana sunyi di kota kecil ini membuatnya kesepian. Dia merindukan suasana bersama teman-teman dan keluaranya. Apa semuanya akan baik-baik saja ketika ia kembali? Apa publik akan menerima saat ia mengumumkan bahwa ia sudah menikah dan melahirkan seorang putra? Lisa benar-benar berpikir keras terkait hal ini.
"Mom, sudah" ucap Rowoon ketika ia sudah selesai dengan makannya. Lisa tersenyum lalu segera membereskan piring tersebut.
"Mom, kenapa kita tidak ikut ke tempat Dad bekerja saja? Dad kan sangat menyayangi kita" tanya bocah kecil itu tiba-tiba. Sepertinya, rasa penasarannya kembali mencuat.
Lisa menghela napas sejenak. "Bukannya Mom sudah bilang, Dad mempunyai pekerjaan yang istimewa sehingga dia dicintai banyak orang. Jadi, kita harus tetap disini agar Dad selalu mendapatkan banyak cinta"
"Bukannya kita sudah memberikan banyak cinta? Apa itu tak cukup?" tanya bocah itu lagi, semakin penasaran.
Lisa duduk sembari menggenggam tangan putranya dan mengusap punggung tangan itu dengan lembut.
"Kau bisa tanyakan nanti saat Dad sudah sampai dirumah. Sekarang mau ikut dengan Mom memberi makan ikan di kolam belakang?"
"Baiklah.." balasnya lalu segera beranjak dari atas kursi.
Rowoon memang sudah sering menanyakan hal semacam itu. Kepalanya selalu dipenuhi rasa penasaran terkait hal yang berhubungan dengan orang tuanya, terutama Ayahnya. Seperti--
'Kenapa Dad harus bekerja di tempat yang jauh?'
Atau
'Sebenarnya apa pekerjaan Dad sampai Mom melarang aku menghubunginya jika tidak dia yang mengubungi kita duluan'
Setiap hal semacam itu terlontar dari mulut putra kecilnya, Lisa hanya akan membalas dengan senyuman. Membelai surai kelam tersebut dengan lembut sembari berkata--
'Dad punya pekerjaan yang istimewa, sayang'
Tbc
Aghu bek 🙉🙈
Lanjut? Komen yang banyak ya, dan ntar udah 200 vote aku update. Hihi 😗
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Stories || Lizkook Oneshoot
Short StoryCuma berisi oneshoot, twoshoot, etc tentang Lisa dan Jungkook. Mari menghayal bersama 🤗 Tinggalkan jejak sebagai bentuk apresiasi.. Ada saran cerita? let's share😊 Jangan lupa follow sebelum baca 🦄 Lisa 🐰 Jungkook