Our Stories || Lizkook Oneshoot

The Young Marriage [1]

Kwon Lisa. Gadis ini bukan tipikal orang yang suka diatur-atur oleh siapapun. Ia justru memilih hidup terpisah dengan ayahnya dan membeli sebuah apartemen yang cukup megah dari hasil tabungannya sejak kecil. Ibunya sudah lama meninggal sejak gadis itu masih berusia belia. Ayahnya merupakan seorang pengusaha yang sangat berpengaruh di Korea Selatan. Bukannya tak sayang dengan sang ayah dan lebih memilih tinggal sendiri, hanya saja ayahnya yang bernama Kwon Jiyong itu terlalu protektif pada dirinya. Ia diberi fasilitas yang sangat lengkap dirumah, namun lebih memilih mengasingkan diri dengan tujuan agar ayahnya bisa lebih fokus bekerja.

Namun pagi ini tanpa berencana, Tuan Kwon sudah berada di apartemen megah itu untuk mengunjungi anak semata wayangnya. Kalau diingat kembali memang sejak satu bulan terakhir Lisa tidak pernah bertemu dengan sang ayah karena ayahnya yang sibuk bolak-balik ke luar negeri untuk mengurus bisnis.

Asisten rumah tangga Lisa segera berlari tergopoh-gopoh menuju lantai atas untuk menemui Lisa setelah sebelumnya mempersilahkan Tuan Kwon untuk duduk.

"Nona Lisa, bisa buka pintunya?" tanya Ahjumma itu seraya menggedor-gedor pintu kamar Lisa cukup keras. Tak berselang lama, seorang gadis dengan rambut berantakan keluar dari kamar tersebut dengan kesadaran yang belum terkumpul.

"Hmm? Ada apa?" tanya Lisa masih setengah mata tertutup.

"T-tuan Kwon berkunjung" ucap Ahjumma itu sedikit gugup. Lisa tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya. Ia kembali memasuki kamar dan segera bersiap agar tidak menimbulkan image yang buruk di depan sang ayah.

Tak butuh waktu lama untuk bersiap, gadis itu segera turun dari lantai atas dan segera menemui sang ayah. Gadis itu sudah merentangkan tangannya berniat memeluk sang ayah yang masih duduk dengan memegang secangkir minuman panas yang disuguhkan asisten rumah tangga tadi.

"Aku sangat merindukan Daddy.." ucap Lisa sembari mendekat. Namun tatapan sang ayah yang terlihat lebih dingin dari biasanya justru membuat gadis itu menciut dan terlihat gugup. Ia memilih mengambil duduk di sofa single.

"Rambut yang dikucir berantakan, lipstik yang kau pakai juga tidak rapi. Berhenti menipu Daddy, sayang. Kau bahkan membolos sekolah selama tiga hari terakhir, bukan?"

Damn it! Tepat sasaran. Tak ada gunanya berakting di depan pria paruh baya bernama Kwon Jiyong ini. Ayahnya bahkan bisa menebak dengan sangat tepat. Lisa bingung ayahnya mungkin mengambil les privat menjadi cenayang selama berada di luar negeri. Lisa hanya bisa tersenyum malu mendengar penuturan sang ayah.

"Hmm Daddy, kenapa tiba-tiba sekali menemuiku?" Lisa berusaha mengalihkan pembicaraan untuk mencairkan suasana yang hampir menuju atmosfer serius tadinya. Sementara Tuan Kwon masih kukuh pada ekspresi dinginnya. Ia memang sulit terlihat ramah, hal itulah yang membuatnya menjadi orang yang sangat disegani. Tapi dibalik semua itu, dia adalah tipikal ayah yang sangat penyayang dan sangat memperhatikan putri semata wayangnya ini.

"Daddy mengizinkanmu untuk tinggal sendiri dan belajar mandiri. Namun yang terjadi? Kau justru membuang-buang waktu yang seharusnya kau gunakan untuk menyelesaikan studymu" Tuan Kwon menghentikan ucapannya sejenak dengan kembali menyeruput minuman panas miliknya.

"Jadi Daddy sudah membuat kesepakan dengan teman Daddy untuk menjodohkanmu dengan anak tunggalnya. Kau punya waktu 3 bulan untuk menyelesaikan studymu sebelum hari pertunangan kalian" lanjut Tuan Kwon dengan santai. Namun berbeda dengan Lisa yang justru tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya.

Apa-apaan semua ini? Menikah? Yang benar saja. Bahkan ia masih berusia 18 tahun untuk menjalin hubungan yang tidak main-main ini.

"Daddy sedang berusaha menjualku, begitu? Apa-apaan ini! Aku masih ingin sekolah dan bermain-main. Daddy tidak bisa memaksaku untuk menikah" amarah Lisa mulai tak tertahan dengan sikap ayahnya yang menurutnya kali ini sudah diluar batas.