Ready

5.7K 596 47
                                    

"Sejak pertama kita terikat dalam sebuah hubungan, aku sudah menyiapkan benteng pertahanan terkuat dihatiku untuk menerima jika sewaktu-waktu perpisahan mendatangi kita.."

•••


Namaku Lalisa. Gadis 23 tahun yang merasa menjadi orang yang paling beruntung di dunia ini.

Kenapa aku berkata seperti itu?
Ini semua karena pria bergigi kelinci itu yang sudah menjadi kekasihku selama 4 tahun terakhir ini. Namanya Jungkook, pria paling sempurna yang pernah singgah dihatiku. Menemani setiap hariku dengan candaan dan sikap manis yang ia berikan.

Terkadang aku berpikir Jungkook itu pria bodoh yang mau dengan gadis nakal sepertiku. Ya, aku sudah mengenalnya sejak sekolah menengah atas. Dia salah satu siswa teladan di sekolah kami dulu, tapi entah kenapa dia malah menyukai gadis nakal sepertiku.

Namun itu dulu, sekarang aku sudah tau apa arti hidup yang sebenarnya karena Jungkook. Pria itu selalu mengajarkanku untuk menjalani kehidupan tanpa beban. Ia mengajarkanku bagaimana cara bahagia. Ia pria yang sempurna.

Jungkook tak pernah sekali pun memperlakukanku dengan kasar. Ia tak pernah berbicara dengan nada tinggi padaku. Ia selalu membuatkanku bubur bila aku sakit. Ia selalu menjemputku saat aku pulang kerja dengan motor kesayangannya dan setelahnya kami selalu berakhir dengan makan bersama di sebuah rumah makan. Ia mengajarkanku menikmati hidup dengan sederhana.

Aku bahagia dengan kesederhanaan yang ada padanya. Aku bahagia walaupun harus membantunya mendorong motor yang mogok setiap kami bepergian. Aku bahagia walaupun ia tak pernah memberiku hadiah yang mahal saat hari ulang tahunku. Aku akan selalu bahagia, selagi itu bersama Jungkook.

Ya, dia Jungkook-ku. Pria paling sempurna yang pernah aku temui.

Saat ini aku sedang berjalan keluar dari perusahaan ayahku—tempat aku bekerja—menemui Jungkook yang pasti sudah sedari tadi menungguku di luar perusahaan.

Aku melambai padanya, menampilkan senyum terbaikku, begitupun dengannya. Aku selalu suka saat pria  itu tersenyum memperlihatkan gigi kelinci miliknya.

Ia berjalan mendekatiku sebelum aku sampai pada motornya. Membuat langkahku terhenti.

"Kamu akan selamat karena ini" ia berucap lembut seraya memakaikan helm di kepalaku. Aku terkikik geli karenanya, sikap manis Jungkook selalu dapat membuatku nyaman.

Setelahnya, ia meraih salah satu tanganku dan menggandengnya. Ia menarikku hingga membuat langkah kami sejajar kemudian menuju ke arah motornya. Ini salah satu hal yang membuat Jungkook sangat spesial, ia tak pernah membiarkan kekasihnya berjalan di belakangnya. Dan aku selalu tersanjung akan hal itu.

"Apa  dubby akan mogok lagi?" Ucapku seraya menepuk pelan motornya. Ngomong-ngomong dubby itu nama motor kesayangannya ini.

"Entahlah. Mungkin iya.." ucapnya lembut. Aku terkekeh disana.

"Maafkan aku karena harus membuatmu lelah setiap kali mendorong motor ini. Aku sedang mengumpulkan uang untuk membeli yang baru. Setelah itu, kita tidak perlu lagi mendorong motor setiap bepergian" ucapnya merasa bersalah.

Aku tersenyum tipis. Hal lain yang aku suka dari Jungkook adalah sikap pekerja kerasnya. Ia hanya bekerja di sebuah percetakan kecil. Namun aku tak pernah melihatnya mengeluh.

"Aku tak akan pernah lelah selagi itu bersamamu" ucapku tulus yang membuat senyum mengembang di bibirnya.

"Ayo.." ajaknya lalu aku segera naik ke atas motornya. Membelah jalanan kota dengan terpaan angin yang menerbangkan rambutku.

Our Stories || Lizkook OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang