Fate (Sequel Ready)

5K 561 18
                                    

"Jadi, hiduplah dengan bahagia.."

Kalimat yang diucapkan seseorang bertahun-tahun yang lalu masih terngiang jelas di kepalanya. Lisa rapuh, memori itu kembali berputar di kepalanya. Pria itu bohong. Lisa tak pernah bahagia setelah pria itu memutuskan pergi dari hidupnya. Lisa tak pernah bahagia setelah pernikahannya dengan Sehun.

Kenapa ia tak pernah merasakan kebahagiaan lagi?

Ini bukan tentang Sehun yang tak mencintainya. Sehun mencintainya, bahkan sangat mencintai istrinya ini. Tapi ini tentang Lisa yang belum bisa menerima kehadiran Sehun di hidupnya. Kebahagiaannya adalah Jungkook, dan kebahagiaannya hanya akan selalu bersama pria brengsek yang tak mau memperjuangkan cintanya.

Hingga dua bulan terakhir ini, Lalisa memutuskan untuk mulai membuka hati untuk suaminya. Sehun mengajaknya pergi berlibur pada musim panas tahun ini.

Setidaknya kali ini Lisa tidak menolak, ia sudah bertekad membuka hati untuk orang yang sangat mencintainya dan melupakan masa lalu bersama pria brengsek bernama Jeon Jungkook yang pergi meninggalkannya.

Namun ketika takdir berkata lain, ketika Tuhan berkehendak semaunya, Lisa bisa apa? Karena Tuhan sudah memutuskan bahwa ia tak akan pernah diberi kesempatan untuk mulai meniti kisah bahagia bersama Sehun..

°°

Bau obat-obatan itu menjadi hal yang pertama Lisa rasakan setelah ia bangun dari tidurnya. Lisa memijat pelipisnya pelan, dapat ia rasakan ada perban yang membalut kepalanya.

"Pelan-pelan sayang, kau belum terlalu pulih" Ibu Lisa membantu gadis itu duduk.

Ingatannya belum terlalu pulih, Lisa masih berusaha mengingat hal yang menimpanya sehingga ia bisa terbaring di kasur rumah sakit ini.

Lisa ingat, ia mengalami kecelakaan saat perjalanan hendak berlibur bersama suaminya.

"Ibu, dimana Sehun oppa?" Gadis itu berkata lirih, air matanya sudah menggenang di pelupuknya.

Tak ada jawaban, Lisa masih menatap lurus kedepan.

"Ibu aku tanya, DIMANA SEHUN OPPA?!" Gadis itu mulai membentak, membuat Ibunya hanya dapat menangis dalam diam menyaksikan betapa tersiksanya gadis tak tentu arah di depannya.

"Sayang, dengarkan Ibu dulu, kau harus tenang—"

"BAGAIMANA AKU BISA TENANG DISAAT AKU TAK MENEMUKAN KEBERADAAN SUAMIKU, IBU!!" bentaknya sekali lagi tak dapat menahan emosi. Air mata sudah lolos dari maniknya. Bayang-bayan buruk mulai menguasai pikirannya. Hingga tanpa pikir panjang ia segera mencabut infus di lengannya dengan kasar.

"Lisa dengarkan ibu, jangan seperti ini, Nak!" ucap wanita paruh baya itu berusaha mencegah dan menenangkan Lisa. Air mata terus membasahi wajah gadis itu.

"Bawa aku menemui Sehun oppa, Ibu!" Lirih gadis itu penuh dengan penderitaan yang dirasakannya. Ibu Lisa ikut meneteskan air matanya, dan mulai menuntun langkah anak tunggalnya itu.

°°

"Mulai saat ini dan kedepannya kamu harus belajar mencintai Sehun. Lupakan aku sebagai kekasih,.."

Kalimat pria brengsek itu kembali berputar di benaknya. Lisa tak dapat membendung tangisnya, kenapa semuanya menjadi begini.

Berusaha belajar mencintai? Sudah akan dia coba!

Namun kali ini bukan itu yang menjadi masalahnnya. Tapi dengan siapa ia harus belajar? Dengan siapa ia harus memulai bahagianya lagi? Dengan mayat yang terbujur kaku dihadapannya ini? Kenapa Tuhan tak mengizinkannya untuk bahagia lagi?

Our Stories || Lizkook OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang