L w/ V [18] : Change

15.8K 638 21
                                    


Lucas terbangun dan merasakan tenggorokannya kering. Ia butuh air sekarang. Sebelum beranjak, Pria itu merasakan sesuatu yang menempel di tubuhnya.

Tangan Vella melingkari perutnya, memeluknya dengan sangat erat. Hal yang biasa Lucas dapatkan setiap tidur bersama wanita ini.

Lucas biasanya akan memindahkan tangan Vella agar ketika terbangun wanita ini tak merasa malu tertangkap basah memeluk dirinya dengan erat.

Entahlah, Lucas sendiri tak tahu kenapa Ia melakukan itu.

Lucas mendudukkan tubuhnya dan meraih gelas berisi air yang tersedia di atas meja, tepat di samping ranjang. Pria itu meneguk air di dalamnya sampai habis. Ia melirik jam dinding.

Baru dua jam Ia tertidur ternyata.

Lucas memutuskan untuk bangkit dari ranjangnya dan berjalan menuju balkon kamar. Ia membuka pintu transparan yang menghubungkan keluar.

Angin malam yang dingin datang menusuk kulit Lucas, Ia terus berjalan lalu berdiri di tepian yang menghadap langsung keindahan kota Madrid dari atas.

Tangan Lucas bertumpu pada batasan balkon yang juga transparan seperti pintunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan Lucas bertumpu pada batasan balkon yang juga transparan seperti pintunya. Lucas mendongak, langit malam ini sangat cerah berhiaskan para bintang.

Pikiran Lucas kosong, Ia hanya ingin menikmati malam yang tenang tanpa memikirkan apapun yang bisa membuatnya pening. Seperti inilah cara Lucas beristirahat.

"Di sini sangat dingin."

Lucas menurunkan pandangannya terkejut dengan kehadiran seseorang yang ikut berdiri di sampingnya, menatap takjub pemandangan di bawah sana.

"Kenapa kau ada di sini?" tanya Lucas.

"Aku terbangun dan melihat pintu menuju ke sini terbuka,"

"Masuklah, Kau bisa kedinginan."

Vella menoleh dan mengangkat kedua alisnya , "Apa kau baru saja peduli padaku?"

"Kau akan merepotkan banyak orang kalau sampai sakit."

Vella terkekeh, "Aku tidak selemah itu."

Lucas kembali menatap ke depan, piyama yang digunakan Vella benar-benar mengalihkan fokusnya. Mereka akhirnya terdiam cukup lama.

"Apa kau sering berada di sini?" Tanya Vella memecah keheningan.

"Menurutmu?"

Rambut Vella berterbangan akibat angin yang menerpa, namun Vella malah menikmatinya.

"Kau boleh mengajakku jika ingin ke sini, sepertinya aku mulai menyukai tempat ini saat malam."

Lucas mendengus geli mendengar itu, "Untuk apa aku mengajakmu? Memangnya aku mau?"

"Ku pikir kau akan butuh teman untuk menemanimu berbincang."

"Omong kosong, aku tak butuh itu."

Love with VanityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang