***"Penjahat?!" Tania membulatkan matanya terkejut.
Vella tersenyum geli melihat raut wajah Tania. "Iya." Jawabnya saraya mengangguk.
"Ba—bagaimana bisa?" Tanya nya lagi memandang Vella kasihan.
"Mereka ingin menjualku." Jawab Vella pelan. Senyumnya telah hilang, tergantikan dengan raut wajah murung.
Kini Tania menganga tak percaya. Kasian sekali wanita ini ingin dijual! Pantas saja Ia kabur dengan kondisi seperti ini, pasti sangat susah melarikan diri dari para penjahat.
"Kau tahu siapa para penjahat itu?"
Vella menggeleng pelan, "Aku tidak tahu." Ucapnya berbohong. Ia jelas tahu siapa yang menyuruh penjahat itu mengejarnya. Tapi tidak mungkin Vella mengatakan yang sebenarnya pada Tania.
"Ya tuhan! Kau pasti tidak punya tempat tinggal kan sekarang? Kau boleh menginap disini sampai keadaannya membaik." Ucapan Tania membuatnya menoleh lalu menggeleng cepat.
"Tidak perlu Tania. Kau sudah banyak membantuku, aku tidak ingin merepotkanmu lebih banyak lagi." Jawab Vella.
"Kau akan tetap di sini. Aku tidak mungkin membiarkanmu ditemukan oleh penjahat itu di luar sana. Memangnya apa rencanamu setelah ini?" Tanya Tania membuat Vella terdiam. Benar, apa yang akan dilakukannya setelah pergi dari sini?
"Mungkin mencari sebuah tempat tinggal kecil lalu mencari pekerjaan?" Jawabnya ragu. Ia pun tak yakin akan mendapat pekerjaan dengan kondisi seperti ini.
Tania menghembuskan nafasnya, "Aku akan membantumu mencari pekerjaan. Jika hidupmu sudah membaik, kau baru boleh pergi dari sini." Ucap Tania seolah tidak ingin di bantah ketika Vella hendak melayangkan protesnya.
"Tapi Tania—"
"Kau akan tetap tinggal di sini Vella. Lagipula aku tidak akan kesepian lagi tinggal di sini sendirian." Ucap Tania tersenyum. Vella mengeryitkan dahi, jadi Tania tinggal sendirian?
"Kenapa kau tidak tinggal dengan keluargamu dan memilih tinggal sendiri di sini?" Tanya Vella heran. Tania memajukan tubuhnya mendekati Vella, "Mungkin karena aku bisa membawa pria mana pun kesini sesuka hati?" Bisiknya membuat Vella tertawa kecil.
Tania tersenyum melihat tawa wanita itu.
"Dan sekarang aku membuatmu tidak bisa berduaan lagi bersama priamu." Canda Vella.
Ia sungguh beruntung bertemu wanita sebaik Tania.
***
Lucas masuk ke apartemennya dengan perasaan kesal. Selalu saja orang membuat kesalahan yang sangat tidak di sukainya!
Pria itu membuka jas yang membalut tubuhnya dan melemparnya ke atas sofa asal. Ia menggulung lengan kemeja dengan cepat lalu manyandarkan dirinya di sofa, tepat di samping jas yang dilemparnya barusan.
"Argh!" Geramnya kembali memikirkan masalah pekerjaan hari ini. Percuma saja Ia membayar orang yang tidak becus bekerja seperti itu!
Dering telpon yang berasal dari sakunya membuat Lucas menegakkan tubuh lalu mengambil ponselnya.
"Semua persiapannya sudah selesai, Sir." Ucap orang di sebrang sana saat Lucas menekan tombol hijau tersebut. "Bagus." Jawabnya singkat. Ia langsung mematikan sambungan barusan setelah mendengar informasi yang di sampaikan bawahannya.
Lucas beranjak memasuki kamarnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Love with Vanity
Romance[Mature Content 21+] "Tak akan kubiarkan siapapun menyentuhmu selain diriku." -Lucas Vella menatap secarik kertas yang ditemukannya di atas meja. Ia menghembuskan nafasnya pelan lalu berusaha bangkit menahan perih pada selangkangannya. Ya, Pria it...