Manhattan, New York.Vella merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal setelah berjam-jam berada di udara. Meskipun perjalanan mereka terasa nyaman, tetap saja tubuhnya terasa kaku karena tak digerakkan kecuali saat ke kamar kecil.
Seorang Pria berjas hitam menghampiri Lucas dan Vella, sepertinya Ia sudah menunggu kedatangan mereka sejak lama.
"Good Afternoon, Sir." Pria itu menunduk hormat. Lucas mengangguk sembari membenarkan letak kacamatanya, sedangkan Vella melempar senyum saat pria itu menoleh kepadanya, Sialan, apa pria ini tak ada niat untuk membantunya membawa barang di tangannya?!
Tenaga Vella benar-benar terkuras, Ia belum makan apapun dari pagi. Sedangkan ini sudah hampir malam.
Lucas memang kejam tak memberinya makanan.
"Mari ikuti saya, Sir." Lucas dan Vella mengikuti pria itu dari belakang menuju sebuah mobil mewah yang terparkir dengan indah di sana.
Ketiganya masuk ke dalam, Vella tak berhenti menatap kagum di setiap jalan yang merek lewati. Ia masih tak percaya dirinya bisa berada di sini.
Mobil tersebut memasuki sebuah gerbang menuju mansion yang sangat megah dan kental akan gaya eropa. Bibir Vella terbuka dengan mata melongo menatap pemandangan di depannya. Tunggu, Apa ini nyata?
Vella mengerjapkan matanya beberapa kali lalu mencubit lengannya dengan kuat. Ia meringis merasakan sakit yang diterima tubuhnya. Ini benar-benar nyata.
Sungguh, Vella seperti berada dalam dunia disney, bangunan di depannya sangat mirip dengan istana kerajaan yang sering Ia tonton.
Lucas melirik Vella yang terkagum dengan keindahan mansion ini, Ia berdecih, Oh tentu saja sangat megah karena ini adalah mansion utama keluarganya.
Baru melihat bagian depannya saja wanita ini seperti ingin pingsan, bagaimana jika melihat keseluruhan?
Mungkin dia akan mati di tempat.
"Kita sudah sampai, Sir." Pria itu menghentikan mobilnya, Lucas langsung keluar dari mobil tanpa menunggu Vella yang masih fokus menatap keluar.
"Anda tidak ingin turun, nona?" Pria itu menyadarkan Vella yang sedang melamun. Dengan wajah malu, Vella keluar dari mobil mengejar Lucas yang ternyata sudah jauh darinya.
Sedikit perjuangan, Vella berhasil mengejar Lucas yang berdiri di depan pintu.
"Tuan cepat seka—" Ucapan Vella terhenti saat pintu yang berukuran besar di depannya tiba-tiba terbuka. Menampilkan seorang wanita yang terlihat masih sangat cantik meskipun usianya sudah sangat tua.
"Kau datang!" Wanita tua itu memeluk Lucas dengan erat, menyalurkan rasa rindu yang Ia tahan selama bertahun-tahun.
"Nenek, aku lelah. Biarkan aku istirahat dulu." Lucas melepaskan pelukan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love with Vanity
Romance[Mature Content 21+] "Tak akan kubiarkan siapapun menyentuhmu selain diriku." -Lucas Vella menatap secarik kertas yang ditemukannya di atas meja. Ia menghembuskan nafasnya pelan lalu berusaha bangkit menahan perih pada selangkangannya. Ya, Pria it...