Welcome!***
Seorang pria duduk di kursi kebesarannya dengan angkuh. Matanya menatap tajam semua orang yang berada di ruangan itu, Ia benar-benar dipenuhi emosi saat ini.
"Apa kalian bosan bekerja?" Ucap pria itu dingin, membuat mereka semua semakin membeku. Tidak satu pun dari mereka yang berani membalas ucapan tersebut.
Siapa yang tidak kenal dengan bos nya? Seorang pria perfeksionis, yang tidak suka dengan sedikitpun kesalahan. Keangkuhan nya membuat semua orang menjadi segan sekaligus takut. Namun tetap saja masih banyak yang setia bekerja dengannya, apalagi kalau bukan karena tunjangan hidup yang diberikan sangat menjamin.
"Jawab!" Pekik pria itu lantang sembari menggebrak meja, matanya dapat melihat semua orang di sana tergelak. Ia tidak peduli. Ia benar-benar butuh melampiaskan amarahnya saat ini.
"Ti—tidak, Sir." Jawab seorang pegawai terbata dengan kacamata yang membingkai di wajahnya. Keringat dingin mulai mengucur melewati pelipisnya, sesekali tangannya saling meremas ketika merasakan aura dingin di dalam sana.
"Lalu? Kenapa kalian tidak becus bekerja?" Ucap lelaki itu tajam. Seolah siap menguliti mereka satu persatu hanya dengan tatapannya.
"Ma-maaf kan saya, Sir. Saya berjanji kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi." Seorang pria memberanikan diri untuk melirik sekilas dan langsung menundukkan kepala nya takut.
Hanya karena Ia salah mengetik satu huruf, banyak atasannya yang terkena imbas oleh bos nya. Oh jangan lupakan jika Pria angkuh itu sangat teliti dalam membaca.
Pria itu mendengus kasar lalu melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Sebentar lagi waktu makan siang. Ia mendengus kasar.
"Keluar." Diam-diam mereka semua mengucapkan syukur dalam hati mendengar perintah tersebut. Untung saja waktu makan siang mereka tidak terancam. Pasalnya sudah 2 jam mereka berada di sana, dan tidak ada tanda-tanda bahwa ini semua akan berakhir.
Para pegawai itu beranjak dan mengangguk hormat, Lalu berjalan menuju pintu berwarna cokelat yang langsung terbuka otomatis. "Dan kau." Ucap Pria itu membuat langkah mereka terhenti lalu menoleh.
"Selamat menerima gaji bulan depan." Ucap Pria itu datar menunjuk pegawai yang melakukan kesalahan tersebut. Ia hanya bisa mengangguk pasrah dan keluar dari ruangan bersama yang lainnya.
***
Seorang Pria dengan tubuhnya yang tegap keluar dari restaurant kelas atas dengan tangan yang berada di dalam saku. Membuat kesan arogan semakin melekat padanya.
Ya, Ia Lucas Edmund Dickinson.
Pria kejam yang sangat terkenal dalam dunia bisnis, membuat siapapun berpikir dua kali untuk menjatuhkannya. Perusahaan kecil yang dulu di bangun ayahnya kini berkembang pesat menjadi perusahaan besar—bahkan raksasa di bawah kuasanya.
Di umur yang masih muda—27 tahun, Ia sudah menjabat sebagai seorang CEO menggantikan ayahnya yang sudah tiada. Kecelakaan naas yang dialami kedua orang tuanya membuat Lucas terpaksa menjalani hidup mandiri, membuat hatinya tertutup rapat akibat kesendiriannya.
Lucas berjalan menuju mobilnya dengan tatapan lurus ke depan. Menghirauan banyak tatap mata yang memandangnya kagum.
Ia melihat mobilnya yang terparkir jauh dari keramaian. Karena sibuk mengomeli pegawai nya tadi, membuat Lucas telat datang makan siang. Sehingga saat Ia sampai sudah penuh mobil terparkir disana.
Saat ingin membuka pintu mobil, Matanya melihat seorang wanita lusuh berlari ke arahnya sesekali menghadap ke belakang seperti sedang dikejar sesuatu. Pria itu mengernyit heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love with Vanity
Romance[Mature Content 21+] "Tak akan kubiarkan siapapun menyentuhmu selain diriku." -Lucas Vella menatap secarik kertas yang ditemukannya di atas meja. Ia menghembuskan nafasnya pelan lalu berusaha bangkit menahan perih pada selangkangannya. Ya, Pria it...