"Kenapa Kau tak memberitahuku kalau memiliki perpustakaan yang sangat indah?" Tanya Vella setelah menelan makanan yang ada di mulutnya."Apa itu penting?"
"Tentu saja penting, aku menyukainya."
"Aku tak bertanya pendapatmu."
"Mulai sekarang kau harus selalu bertanya pendapatku."
Lucas mengernyit, "Kenapa?"
Vella tersenyum,"Karena aku istrimu." Setelah mengatakan itu Ia meletakkan sendok dan garpunya di atas piring, lalu meninggalkan Lucas yang terdiam.
Sialan, wanita itu terus mengingatkannya tentang kenyataan tersebut.
***
Vella kembali ke kamar setelah membawa beberapa buku dari perpustakaan untuk Ia baca malam ini.
Matanya beralih pada Lucas yang sedang fokus mengerjakan sesuatu pada laptopnya di atas ranjang. Vella mendekat dengan perlahan.
"Apa yang kau kerjakan?" Tanya Vella tiba-tiba berdiri di samping Lucas, Ia melirik sedikit pada layar yang berada di pangkuan pria itu.
"Hanya pekerjaan kantor."
"Pekerjaan kantor seharusnya dikerjakan di kantor, bukan di rumah. Itu artinya kau melakukan pekerjaan rumah."
Lucas hanya diam tak menjawab.
"Apa ada yang bisa kubantu?" Tawar Vella membuat Lucas memandangnya seperti, 'apa kau yakin bertanya seperti itu?'
"Kau sadar dengan ucapanmu?"
Vella tersenyum dan mengangguk, "Ya."
"Apa yang bisa dilakukan oleh wanita sepertimu?"
Raut wajah Vella berubah datar, "Kau selalu saja mengatakan itu."
"Ucapanku memang benar."
Vella duduk di sisi ranjang, membuat Lucas sedikit menggeserkan kakinya. "Hal apa yang kau suka?"
Lucas menaikkan alisnya, "Apa maksud pertanyaanmu?"
"Apa yang kau sukai? Maksudku secara umum, apa yang membuatmu senang?"
"Bekerja dan menghasilkan banyak uang."
Vella memutar matanya, "Lebih spesifik, Lucas..."
"Kau tadi berkata secara umum."
"Ya, baiklah... Apa hobimu?"
"Bekerja."
"Lucas, please..."
"Tidak ada."
"Kau bercanda? Semua orang memiliki hobi."
Lucas menggeserkan laptop dan menyilangkan kakinya, "Bagaimana denganmu? Apa hobimu?"
Oh god, apa ini terlihat seperti dua bocah SMP yang sedang melakukan pendekatan?
Lucas tidak percaya Ia memiliki obrolan seperti ini.
"Aku suka membaca."
"Hanya itu?"
"Ya."
"Tingkat ukuran kebahagiaanmu sangat rendah."
"Memangnya kau tinggi?"
"Ya, tidak mudah untuk membuatku senang. Orang-orang yang sepertimu tak akan bisa membuatku terhibur."
Vella berdecih, "Kau berlagak seperti seorang pangeran penting yang sangat angkuh, memangnya siapa yang ingin menghiburmu?"
"Banyak. Di luar sana banyak sekali penjilat yang ingin membuatku senang agar mendapat keuntungan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love with Vanity
Romance[Mature Content 21+] "Tak akan kubiarkan siapapun menyentuhmu selain diriku." -Lucas Vella menatap secarik kertas yang ditemukannya di atas meja. Ia menghembuskan nafasnya pelan lalu berusaha bangkit menahan perih pada selangkangannya. Ya, Pria it...