***
"Apa kau yakin aku di perbolehkan masuk? Lagipula aku bukan siapa-siapa." Ucap Vella dengan mata terpejam karena Tania sibuk merias wajahnya. Tubuh Vella sudah dibalut dengan dress merah yang sangat cantik, Tania yang membelikan untuknya. Sepertinya saat belanja tadi Tania lebih sibuk mendandani dirinya di banding wanita itu sendiri.
"Aku yakin, tenang saja." Ucap Tania masih fokus menghias kelopak mata Vella.
"Itu hanya pesta ulang tahun perusahaan Vella, kami di izinkan untuk membawa teman dari luar untuk memeriahkan pestanya." Sambung Tania.
Vella terlihat sedang memikirkan sesuatu. Sesaat kemudian Ia terkejut karena bisikan Tania di telinga nya, "Kau pasti tahu tujuannya, apalagi kalau bukan mengenalkan betapa kaya nya 'bos-ku' kepada dunia luar melalui pesta yang pasti nya akan sangat mewah."
Wanita itu refleks membuka matanya membuat Tania terkekeh dan menjauhkan diri. "Katanya kau tidak pernah datang setiap pesta ulang tahun perusahaanmu? Kenapa kau bisa tahu kalau itu akan sangat mewah?" Dahinya mengernyit heran.
Tania memutar matanya malas, "Setiap tahun aku mendengar wanita bergosip tentang itu. Mereka selalu saja memuji kemewahannya."
"Dan sepertinya hari ini aku akan membuktikan itu semua." Terakhir, Tania memoleskan lipstick yang senada dengan gaun yang dikenakan Vella. Ia menatap puas dengan hasilnya.
"Selesai, Perfect." Ucap Tania membuat Vella menoleh ke arah cermin. Oh astaga, apa yang dilakukan Tania terhadap wajahnya? Vella benar-benar berubah menjadi seorang wanita yang sangat mempesona!
"Kau benar-benar hebat." Puji Vella masih terpaku di depan cermin. Tania tersenyum, "Bukan aku yang hebat, tapi memang wajahmu sangat cantik."
"Kau pintar sekali berbohong." Ucap Vella terkekeh.
"Aku serius. Ayo pergi, kita sudah hampir telat." Tania beranjak dari duduknya dan berjalan keluar dari apartemen menuju mobilnya yang terparkir di bawah, disusul Vella di belakangnya.
Vella dan Tania benar-benar sempurna malam ini. Tania sangat ahli dalam memilih pakaian, gaun yang dipilihnya untuk malam ini tidak membuat mereka terlihat seperti wanita penggoda, meskipun gaunnya sedikit terbuka.
Malah, gaun itu menampilkan kesan Anggun dan seksi saat mereka yang memakainya. Ditambah polesan make up yang tidak terlalu tebal, membuat wajah asli mereka yang cantik tidak tertutupi akibat hiasan tersebut.
Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan bersiap untuk pergi ke tempat tujuan.
***
Tania tahu wanita di sampingnya ini sedang gugup. Terbukti dari tangannya yang saling meremas satu sama lain.
Wanita itu menghentikan mobilnya di depan pintu masuk, lalu melepaskan seatbelt nya.
"Sudah sampai." Ucap Tania kepada Vella yang menatapnya ragu. Ia masih tidak yakin ikut masuk ke dalam.
"Kita langsung pulang jika kau tidak merasa tidak nyaman di sana." Ucap Tania tersenyum menenangkan. Vella menarik nafas dan menghembuskannya pelan, lalu membalas senyum Tania seraya mengangguk.
Mereka berdua turun dari mobil dan Tania langsung menyerahkan kunci mobilnya pada petugas valet. Kedua Wanita itu berjalan masuk dengan pelan, berusaha terlihat anggun.
Saat memasuki ballroom, Vella dapat melihat suasana ramai di dalamnya. Banyak sekali wanita cantik dengan gaun mewahnya. Bahkan, ada yang dipenuhi dengan berlian yang Vella yakini harganya sangat mahal.
"Lihat kan? Perusahaan ini tidak hanya mengundang karyawannya saja. Banyak orang dari luar yang turut datang." Bisik Tania membuat Vella mengangguk setuju. Tidak mungkin juga jika hanya karyawan tetapi berpenampilan seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love with Vanity
Romance[Mature Content 21+] "Tak akan kubiarkan siapapun menyentuhmu selain diriku." -Lucas Vella menatap secarik kertas yang ditemukannya di atas meja. Ia menghembuskan nafasnya pelan lalu berusaha bangkit menahan perih pada selangkangannya. Ya, Pria it...