22 | A Long Night

1.6K 204 31
                                    

Part ini 3k words lebih guys, pelan-pelan bacanya ya😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part ini 3k words lebih guys, pelan-pelan bacanya ya😭

***





"Saka," panggilnya.

Mendengar suara yang sudah lama tak di dengarnya, dengan spontan ia membalikkan badan dan seketika Saka benar-benar terkejut melihat sosok Malik yang ada di hadapannya sekarang. Ia segera mendekatinya dengan mata penuh amarah.

Bugh! Satu bogem mentah melayang kearah wajah tampan Malik, hingga badan laki-laki itu jatuh tersungkur karena tidak memiliki persiapan apapun. Saka menghampirinya kembali dan meraih kerah baju sosok yang ada dihadapannya.

"Brengsek," umpatnya keras dengan nada tinggi. "Kenapa harus lo!"

Seperti kesetanan Saka mencengkram kerah laki-laki itu hingga seluruh urat-urat tangannya terlihat. Emosi yang sudah ia pendam selama berhari-hari seketika meluap saat ini juga. Sementara laki-laki yang tak berdaya itu hanya tersenyum miring.

"Ini semua rencana gue-" Saka melayangkan kembali pukulannya memotong ucapan laki-laki itu. Tangan kosongnya sudah siap untuk memberikan bogeman kedua, namun tertahan di udara. "-dan rencana Wirautama," lanjut Malik.

Seketika Saka mengendurkan cengkraman tangannya, ia menjauhkan diri dari Malik mencoba untuk mengendalikan emosi. Malik sendiri bangkit dengan sedikit susah payah, lalu mengusap darah diujung bibirnya dengan ibu jari.

"Gue tau lo marah sama gue dan nggak pulang ke rumah-"

"Aira cerita ke lo? Kalian masih berhubungan?" potong Saka curiga.

"Bisa dengerin gue ngomong dulu nggak? Lo nggak akan bisa nyelesain ini semua kalo cuma denger setengah-setengah," bentak Malik merasa kesal karena niatan baiknya sangat susah untuk diterima.

Saka tersenyum meremehkan, ia menatap Malik dari atas hingga bawah. "Gimana gue bisa dengerin omongan lo hah? Lo tidur sama istri gue, brengsek!"

Kini giliran Malik yang menyerang wajah Saka hingga mengeluarkan darah di ujung bibir. Malik mengembuskan napas kasar, lalu mendudukkan diri di kursi ruang tamu. Sementara Saka masih enggan untuk bergerak barang seinchi pun.

"Lo kalo mau berantem gue mah ayo-ayo aja, tapi nanti setelah denger penjelasan dari gue. Sekarang gue mau ceritain semua yang sebenernya terjadi, terserah lo mau dengerin atau nggak," ujar Malik namun berkebalikan dengan isyarat matanya yang memerintah Saka untuk duduk.

"Gue nggak ada waktu."

"Jangan jadi pengecut! Kalo lo pergi, gue anggep lo beneran nyerah sama Aira," ucapan Malik itu menghentikan langkah Saka, tanpa menunggu lama laki-laki itu duduk di kursi yang berjarak cukup jauh dari Malik.

Hening beberapa menit, baik Saka maupun Malik sama-sama meredam emosi. Hingga akhirnya Malik mencoba untuk membuka suara. "Gue nggak ngerti dia tau hubungan gue sama Aira dulu dari siapa. Tapi dia tiba-tiba dateng dan ngasih semua informasi tentang Aira, termasuk tentang pernikahan kalian. Gue nggak terima pastinya, sahabat seperjuangan gue waktu di luar negeri nikah sama perempuan yang gue cintai. Apalagi waktu itu kakek lo bilang, Aira terpaksa nerima lo, dia nggak bahagia dengan pernikahan itu. Gue nggak bisa berpikir jernih waktu itu, Sak. Yang gue tau, gue ada kesempatan buat kembali sama Aira."

8,2 Detik [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang