Tiga hari berlalu dan Aira masih saja menghabiskan waktunya di villa. Padahal Saka berkata bahwa ini bisa jadi liburan untuk mereka berdua. Tapi laki-laki itu hanya berkutat pada pekerjaannya. Saka baru kembali saat sore hari dan dalam keadaan lelah, tentu Aira tidak bisa berbuat apa-apa.
Namun yang membuat Aira kesal adalah suaminya itu tidak memperbolehkan ia pergi kemana-mana tanpa dirinya, sedangkan Saka saja tidak bisa menemani Aira. Mengingat itu benar-benar rasanya kepala Aira mendidih.
Sekarang pun begitu, dari pagi sekali Saka sudah berangkat dengan Jeff dan meninggalkan Aira sendirian hingga hari sudah sore. Saat ini harusnya jam Saka untuk pulang, namun laki-laki itu tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali. Telepon dari Aira juga tidak diangkat, membuat wanita itu gelisah.
"Duh kemana sih, kok nggak diangkat dari tadi," gumam Aira sambil mondar-mondir mencari kepulangan suaminya. "Jeff ini di telepon juga sama aja, sebenernya mereka kemana sih?"
Seketika Aira merasa de javu, tidak mungkin kan Saka meninggalkan dirinya lagi? Memang kesalahan apa yang dia perbuat, seingat Aira semalam semuanya baik-baik saja. Apa dia melakukan sesuatu yang menyakiti hati Saka tanpa sadar? Tapi tetap saja tidak mungkin kan suaminya itu tega meninggalkan Aira sendirian di tempat asing.
Bertepatan dengan itu, mobil yang sedari tadi ia tunggu-tunggu nampak memasuki pelataran villa. Mata Aira langsung berbinar cerah, namun tidak bertahan lama saat ia melihat hanya Jeff dan dua orang asing dibelakangnya. Mereka berjalan menghampiri Aira.
"Kak Saka mana kok nggak sama kalian?" tanya Aira menyelidik.
"Saya diperintahkan untuk menjemput Nyonya." Jeff menoleh kebelakang kearah dua perempuan muda. "Tapi sebelum itu, Tuan berpesan agar Nyonya memakai dress yang telah dipersiapkan. Tuan juga sudah mengirim fashion stylist dan make up artist untuk membantu Nyonya."
Kening Aira berkerut bingung. "Tunggu, emangnya kita ada undangan pesta, makan malam atau acara penting gitu? Kok Kak Saka nggak bilang-bilang dulu."
"Mohon maaf untuk itu saya tidak tau karena tugas saya hanya menjemput dan mengantar Nyonya menemui Tuan."
Walaupun sedikit ragu, namun akhirnya Aira tetap mengangguk mengiyakan dua perempuan itu untuk mendandaninya. Yang terpenting sekarang adalah bertemu Saka, setelah itu Aira akan bertanya mengenai ini semua.
Aira hanya pasrah dan menuruti semua yang dikatakan stylist suruhan Saka. Tidak ingin berlama-lama, toh yang pasti dia yakin mereka akan membuatnya cantik hari ini. Dia hanya perlu duduk dan memejamkan mata.
Dapat Aira rasakan sebuah kuas kecil mengusap bibirnya memberi warna, taburan bedak dikulitnya dan perona pipi yang diaplikasikan secara tipis. Dia membuka mata perlahan saat mendengar riasannya sudah selesai. Aira menatap pantulan dirinya dari cermin, melihat hasil riasannya yang terlihat sangat alami.
KAMU SEDANG MEMBACA
8,2 Detik [COMPLETE]
FanfictionAira tidak menyangka karena sebuah insiden, sahabat dari kakaknya menyatakan perasaan kepada dirinya secara tiba-tiba. Aira tentu tidak gila, mereka bahkan baru berkenalan baru beberapa jam yang lalu. Tentu Aira menolaknya dengan berbagai alasan. "K...