Selepas berpisahnya mereka semua, kini satu persatu semua siswa yang bertebaran di beberapa koridor sekolah pun mulai memasuki kelas mereka yang sebelumnya telah dibagikan. Sebab, bel untuk jam pertama telah berbunyi, menandakan semua siswa harus patuh dan segera menyiapkan diri untuk pembelajaran pertama di awal semester ini.
Aze, Haechan dan Sunwoo yang tadinya terlibat pertengkaran ala-ala pun mendadak bungkam disaat ketiganya berhasil memasuki kelas yang sama yaitu kelas XII IPS 2.
Aze masih dengan wajah tertekuknya pun mulai memandang ke arah Haechan dan Sunwoo yang berada tepat di samping kirinya. Kedua lelaki itu duduk berdampingan di kursi yang sama. Berbeda dengan Aze, yang mau tidak mau harus duduk sendirian dikarenakan salah satu siswa di kelas itu tidak menampakkan wujudnya, entah mengapa.
Berakhir Aze harus mau duduk sendirian selama teman satu kelasnya itu belum menampakkan batang hidungnya.
Disisi lain, alasan mengapa Aze tidak mendapat teman sebangku di kelas itu dikarenakan semua orang menjauhinya hanya karena dirinya adalah seorang pacar dari lelaki tertampan yang dipuja-puja semua perempuan di lingkup sekolah, terkecuali bagi ketiga temannya yang memang sudah berpacaran dengan beberapa teman pacarnya.
Selain teman-temannya itu, kehadiran Aze sungguh tidak disukai pelajar lainnya yang menganggap perempuan ini merupakan salah satu penghalang besar dalam mendapatkan sesosok pangeran bernama Hwang Hyunjin di sekolah mereka.
Rasa ingin mengamuk tentu ada, namun rasa tidak perduliannya pun berhasil mendominasi, dan Aze lebih memilih menulikan telinganya serta menganggap semua teman sekelasnya adalah patung berjalan, termasuk pula Haechan dan Sunwoo yang sangat Aze tidak sukai keberadaannya.
Entahlah, menurut Aze, sesosok Haechan dan Sunwoo itu sama-sama memiliki raut wajah mengesalkan yang sangat ingin ia hujat setiap saat. Maka dari itu, Aze merasa di tahun terakhir sekolahnya ini ia akan benar-benar berdiri sendiri sampai akhir tanpa bantuan siapapun.
Berjam-jam terlewati, akhirnya jam istirahat pun telah berkumandang. Aze dengan langkah cepatnya langsung berlari menuju ke ruang kelas teman beda jurusannya, siapa lagi jika bukan Sasha, si pacar Na Jaemin Playboy cap badak pada masanya—sebelum berpacaran dengan gadis itu.
Sesampainya di lokasi yang ia tuju, dengan tidak tahu malunya Aze langsung menjerit layaknya toa; khas julukan yang diberikan kepadanya.
"—SASHAA!!! YUHUU~"
Kepala Aze bergerak celingak celinguk ke dalam ruang kelas, namun sejauh mata memandang sesosok temannya itu tidak dapat ia temukan barang nafasnya sekalipun.
Justru yang ia lihat hanyalah wujud Eric seorang, tengah terduduk di bangkunya yang terletak paling belakang dan pastinya berada di sudut ruang kelas.
Lagi-lagi tanpa tahu malu, Aze melangkahkan kakinya untuk masuk lebih dalam ruangan itu. Ia ingin bertanya perihal dimana temannya, si cantik Sasha.
"ric, Sasha mana?"
"sama Jaemin"
"ngantin?"
"he'emm"
"lu ga ikut?"
"mager, pw nge ml"
Refleks tangan kanan Aze pun langsung menepuk keras pundak Eric; kebiasaannya jika ia kesal akan respon singkat yang ia dapat disaat ia bertanya.
Sedangkan Eric tidak perduli dan tetap melanjutkan aktivitas bermain ponsel pintarnya.
Aze yang awalnya mulai terasa bingung ingin kemana pun dengan langkah lunglai mulai berjalan menuju kantin. Ia berharap ada sesosok lain yang akan menemaninya disana, disaat teman-temannya tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙂𝙍𝙀𝙔 [00L] ✔
Детектив / Триллер[ 𝒇𝒕. 𝒔𝒌𝒛, 𝒏𝒄𝒕, 𝒕𝒃𝒛 ] when the right things being the wrong things. [was] #16 in hwanghyunjin #1 in ericson started : 7 Maret 2021 finished : 11 April 2021 ©bebannnnkeluwargaa__ , 2021