21

185 27 101
                                    

Langit kini telah berganti senja, dan semuanya terkecuali Aze dan Jeno kini telah berada di teras rumah Hyunjin.

Mereka semua telah sepakat untuk membujuk lelaki itu untuk tidak benar-benar terlalu larut dalam permainan yang dengan sengaja dibuat oleh gadisnya.

Mereka sadar, saat ini situasi semakin tidak kondusif, belum lagi tadi mereka sempat mendapat kabar jika Aze terus menangis tersedu-sedu disaat gadis itu masih berada di dekat Jeno.

Yang memberi info kalau saat ini Aze terasa sangat lemah pun tentunya Jeno sendiri. Bahkan, rencana ingin membeli kue demi keperluan kejutan nanti malam rasanya benar-benar telah berantakan hanya karena ulah mengejutkan Hyunjin dihadapan mereka semua.

Maka dari itu, saat ini Sasha, Jaemin, Anna, Eric, Cheri, Felix, Jisung, Renjun, Seungmin, Haechan dan Sunwoo telah berada di teras rumah Hyunjin. Ada beberapa yang tadinya sempat pulang ke rumah untuk berganti baju, dan adapula yang masih mengenakan seragam sekolah.

Sasha dengan kondisi merangkul lengan Jaemin pun bergerak mendekat ke arah pintu utama rumah besar itu dan segera ia ketuk pelan.

Selang beberapa kali ketukan telah dilakukan, muncul lah sesosok maid yang sering mereka lihat jikalau mereka suka bertandang ke rumah yang sama.

Maid itu yang sudah mengenal mereka pun segera membiarkan kesebelas remaja itu untuk masuk ke dalam rumah.

Maid itu juga berkata pada mereka, bahwa ia akan memanggil si tuan muda untuk segera menemui mereka.

Sasha sebagai perwakilan hanya mengangguk pelan sembari tersenyum, dan sebelumnya ia sempat bertanya apakah kedua orangtua Hyunjin berada di rumah atau tidak, dan maid itu menjawab jika tuan dan nyonya nya seperti biasa kini berada di luar kota mengurusi pekerjaan, dan meninggalkan anak semata wayang mereka sendiri di rumah bersama para maid lainnya.

Baik Sasha maupun teman-temannya langsung bergembira dalam hati, jadi mereka bisa sepuasnya bertindak dalam mendinginkan Hyunjin tanpa takut mengganggu kedua orangtua lelaki itu.

Namun disisi lain, ada perasaan sedih sedikit menyelimuti hati mereka. Sebab, mereka tau bahwa nanti malam adalah hari dimana bertambahnya umur Hyunjin, dan dalam perayaan itu seharusnya ada kedua orangtuanya memberi selamat atau setidaknya berada disisi nya disaat umurnya bertambah.

Cukup lama maid tadi belum juga kembali ke hadapan mereka, secara mengejutkan ada sesosok Niana yang baru saja turun dari lantai atas, dibarengi dengan Hyunjin di belakangnya dengan kondisi kepala yang basah, mungkin habis keramas.

Entahlah, semoga lelaki itu memang sengaja mengeramas kepalanya sendiri, bukan melakukan 'hal' lain bersama si gadis sialan.

Mereka sangat terkejut akan adanya Niana disana. Mereka tidak menyangka jika Hyunjin bisa sejauh ini membawa gadis yang ia tahu menyukainya secara sepihak itu ke dalam rumah, disaat kondisi batin lelaki itu bergejolak marah akan gadisnya.

Besar rasanya Sasha ingin melayangkan bogem mentah ke wajah tampan Hyunjin, bisa-bisanya lelaki itu melewati batas disaat gadisnya yang ia cintai justru terus menangis di luar sana tanpa mereka ketahui pasti ada dimana Aze saat ini.

Terus mengawasi pergerakan Niana dan Hyunjin yang sungguh membuat panas hati. Hingga sampai dimana lelaki itu dengan sialnya melayangkan kecupan cepat di pipi Niana disaat si gadis pulang menggunakan taksi. Disaat yang sama Eric langsung beranjak dari tempatnya.

bughh~

Pukulan sangat kuat itu kini berhasil menggores sudut bibir Hyunjin menjadi sedikit berdarah.

𝙂𝙍𝙀𝙔 [00L] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang