23

176 28 72
                                    

Suasana menyesakkan tiba-tiba menghantam Hyunjin yang kini masih sibuk menjamah bibir Niana disaat ia hampir puas melampiaskan amarahnya.

Ahh tidak. Sebenarnya yang Hyunjin lihat dan Hyunjin bayangkan disaat mencium gadis itu adalah sesosok gadisnya, Aze.

Hyunjin menyadari jika perbuatannya kali ini benar-benar diluar kendali. Ia bahkan tidak menyangka kenapa dirinya ini disaat marah bisa melampiaskan hasrat yang ia tahan untuk gadisnya kepada gadis lain.

Segera saja Hyunjin beranjak dari posisinya dan melepas paksa lingkaran tangan Niana di lehernya.

Gadis itu ia dorong sedikit hingga membuat si gadis benar-benar terperanjat kaget di tengah aktivitas mereka.

Tanpa menghiraukan Niana yang menatapnya dengan tatapan bingung, Hyunjin lantas melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Ia ingin mengguyur tubuh sialannya yang telah tersentuh perempuan tadi, yang sangat dibenci gadisnya.

Hyunjin ingin menghilangkan bekas sentuhan Niana pada tubuhnya, terutama pada bagian leher dan bibirnya. Ia tidak mau, amarahnya ini membuatnya terhanyut pada suasana dan mengakibatkan tindakan yang akan ia lakukan pada Niana melebihi make out yang ia lakukan.

Dengan kondisi tubuh masih memakai seragam lengkap, Hyunjin mencengkram kepalanya kuat di bawah guyuran air hangat shower yang telah ia hidupkan.

Berulang kali tangannya memukul dinding sembari terus mengeluarkan berbagai umpatan kesal kepada dirinya dan semua kejadian yang telah ia lalui akhir-akhir ini.

Disaat yang sama, dari arah pintu kamar mandi terdengar ketukan pelan. "Hyunjin? Kamu gapapa?"

Hyunjin tak ada niat menyahuti ucapan gadis itu. Ia sungguh merasa bersalah telah membawa orang asing ke dalam lingkup yang harusnya hanya bisa dimasuki oleh orang terdekatnya.

Selepas puas membasahi seluruh tubuhnya, Hyunjin langsung meraih bathrobenya yang memang tersedia di dalam sana.

Pakaian basah tadi telah ia masukkan ke dalam keranjang baju kotor, dan setelahnya ia langsung keluar dari sana untuk mengambil bajunya.

Sialnya, belum juga kakinya menginjak ubin kamar, rupanya Niana masih berada tepat dibalik pintu itu, menunggu dirinya dengan tatapan yang sama dengan tatapan gadisnya disaat kekasihnya ingin diperhatikan lebih oleh dirinya.

Hyunjin kembali menghiraukan Niana dan terus berusaha mendorong bahu Niana supaya gadis itu tidak mengikuti langkahnya menuju wall in closet yang mana adalah area yang sangat pribadi baginya.

"Hyunjin? Bilang ke aku kamu ada masalah apa? Kamu ngebawa aku kesini itu karena kamu butuh pendengar kan?"

"ayo cerita aja, aku bisa dengerin keluhan kamu" lagi, Hyunjin muak pada perhatian gadis itu untuk kesekian kalinya.

Dengan kondisi tangan telah mengepal kuat, Hyunjin langsung mendorong Niana dan segera mengurungnya di dinding. Tinjuan telaknya kini telah menghantam tempat bersandarnya gadis itu saat ini. Sekedar mengancam dengan tatapan tajamnya pula.

"gausah sok perduli dan jangan ikut campur urusan gua!"

"sekarang lo bisa pergi!"

Niana langsung menciut di tempatnya untuk sesaat.

Namun, sedetik kemudian gadis itu melangkah semakin dekat ke arah Hyunjin dan segera mengusap pelan rahang tajam lelaki itu.

Niana mengerling nakal dan menjilati bibirnya sensual. Khas seorang jalang.

"—jangan gitu Hyunjin. Kamu mau aku kan? Buktinya tadi kita udah make out dan hampir... making love"

Bugghh

𝙂𝙍𝙀𝙔 [00L] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang