11

293 50 63
                                    


"ASSALAMUALLAIKUM.. PUNTEN.. GOPUDD.."

"—AZEEE.. MAEN YOKKK"

Dengan rasa percaya dirinya, Haechan dan Sunwoo menjerit keras di halaman rumah Aze yang menjadi destinasi utama berkumpulnya mereka saat ini.

Melihat kedua anak rusuh itu masih berusaha menjerit, berharap segera dibukakan pintu utama rumah itu, keempat anak lainnya lantas menggeleng pelan.

Namun, bukan berarti mereka mau memaklumi lebih lanjut akan kelakuan dua manusia absurd layaknya Haechan dan Sunwoo.

Justru, saat ini secara bersamaan mereka semua mulai menatap tajam ke arah si pembuat onar. Belum lagi pergerakan tangan Jeno yang refleks menghajar kuat punggung belakang keduanya.

"hehh kang rusuh! Inget tempat bisa gak?!"

"jangan bikin kita-kita malu, chan, nu"

"normalan dikit, kalem dikit, gak bisa apa ya?" ujar renjun dengan nada sinis yang berhasil membuat keduanya tertunduk dalam.

"awas, mundur lo semua. Giliran gue panggil yang punya rumah"

Tanpa adanya larangan, Jisung dengan gaya songongnya pun mengikis jarak tubuhnya ke arah pintu. Berniat mengetuk pintu besar itu, dan berucap dengan tata krama yang baik.

Namun sayangnya, niat itu tak terlaksana, sebab Seungmin telah berhasil mendahului Jisung, dan langsung mengetuk pelan pintu dihadapan mereka. Berharap, jika dirinya yang menyapa, pintu itu bisa segera terbuka.

"—assalamuallaikum.. Permisi.."

Benar saja, disaat Seungmin yang mengetuk, tidak lama kemudian pintu pun terbuka, menampilkan sesosok ART rumah teman mereka ini.

"maaf, adek-adek cari siapa ya?"

"kita temennya aze, bi. Aze nya ada?" kali ini Jisung memajukan langkahnya lagi menjadi sejajar dengan Seungmin.

Lawan bicara mereka saat ini tanpa sadar sempat terdiam melihat ke arah Jisung yang bergerak mendekat ke arahnya sekedar bertanya keberadaan tuan rumah.

Tanpa pikir panjang, wanita itu pun mengangguk pelan dan sesekali melirikkan matanya ke semua tamu yang datang saat itu.

"o-ohh neng aze.. Ada dek, ada keperluan apa ya?"

"—bi, kita boleh masuk aja nggak?"

Jeno mendelikkan matanya ke arah Haechan lebih tajam dari sebelumnya.

"yang sopan chan!" tegasnya, yang pasti berhasil membuat Haechan kembali menundukkan kepalanya sembari merengut kesal.

"maafin dia ya, bi. Emang blangsak gitu orangnya. Jangan heran"

Si bibi yang mereka maksud ini, dengan refleksnya ia mulai menyengir, merasa lucu akan sesosok Haechan yang terus dimarahi semua teman-temannya, dan di sisi lain anak muda itu terlihat lucu dikarenakan terus mengerucutkan bibirnya, layaknya seekor bebek.

"oh iya bi. Kedatangan kita kesini itu mau jenguk aze. Tadi udah bilang kok ke dia, katanya dateng aja"

Mendengar ucapan Seungmin lagi yang kini terasa logis, si bibi pun mulai menganggukkan kepala untuk kedua kalinya.

"yaudah, adek-adek silahkan masuk dulu aja. Nanti bibi tanya neng aze dulu, kalian boleh masuk ke kamarnya apa enggak"

Mereka semua lantas menganggukkan kepalanya secara bersamaan.

"—oke bi, makasih ya"

Selepas meninggalkan keenam anak bujang yang dua diantaranya memiliki perilaku kurang ajar, si bibi tadi kini langsung melangkahkan kakinya menuju lantai atas, ke arah kamar dari nona muda rumah itu.

𝙂𝙍𝙀𝙔 [00L] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang