29

255 31 11
                                    

Keesokan paginya keadaan terasa kembali semula. Sorak sorai tawa, candaan bahagia pun satu persatu saling terlontar, menyahuti pagi mereka.

Namun, dari sekian banyak orang di rumah Sasha, hanya Sunwoo lah yang terlihat muram.

Awalnya tidak ada yang menyadari raut muka lelaki itu, hanya Haechan sajalah sebagai belahan jiwa Sunwoo mulai memandangnya aneh.

"nu, napa komuk lo?? Suram amat"

Sontak saja, atensi di ruangan itu kini tertuju semua ke arah Sunwoo.

"kayaknya gue harus pulang"

"lah kenapa????"

"barusan gue buka hp, dan banyak notif dari orang rumah, gue disuruh pulang, nggak tau kenapa"

Satu persatu pemuda disana mendekati Sunwoo, melihat langsung apa benar di layar ponsel lelaki itu ada banyak panggilan tak terjawab.

"udah lo coba telfon orang rumah?" tanya Renjun sembari duduk kembali ke posisinya semula.

Sunwoo menggeleng pelan menanggapi Renjun. "nggak ada yang mau angkat"

"notifnya jam berapa emang?"

"jam 2 subuh, dan kebetulan hp gue mati karena low batt"

"gue takut ada apa-apa. Apalagi soal mama. Firasat gue ngerasa nggak enak" jelas Sunwoo lagi yang terlihat semakin khawatir.

Sadar jika ada sesuatu yang janggal, Abbi pun membuka suaranya dari kejauhan.

Lelaki paruh baya itu berusaha memberi afeksi penenang bagi Sunwoo.

"sunwoo, tenang dulu. Coba telfon lagi, kalau masih nggak diangkat, om yang anter kamu pulang"

"—firasat kamu takutnya bener. Nggak menutup kemungkinan bawahan makhluk semalem juga bakal incar mama kamu"

"pa.. Jangan nakutin" dari sebelah Abbi, secara tiba-tiba Eline membuka suaranya.

Sadar jika saat ini mereka harus segera bergerak cepat, Abbi langsung menggenggam erat tangan istrinya.

"papa nggak nakutin, ma.."

"terus, anak-anak yang lain di kemanain kalo kamu sama dean pergi? Rumah kita udah aman kan?"

"insyaallah aman" sahut dean tiba-tiba, berusaha meyakinkan istri dari temannya itu untuk percaya pada mereka.

Abbi menganggukkan kepalanya, lalu mengusap punggung tangan istrinya perlahan.

Arah pandangnya kini kembali teralih ke sekumpulan pemuda dan pemudi yang sejak semalam berada di rumahnya.

"kita sholat subuh dulu, habis itu berangkat ke rumah Sunwoo"

"kita-kita boleh ikut nggak om?" sahut Jeno cepat.

Kedua kalinya Abbi mengangguk. "boleh, asal jangan semuanya. Beberapa dari kalian harus ada tetap disini, jaga Sasha, Aze sama Niana"

Semua mengangguk paham.

"hyunjin disini om"

"jaemin juga"

"haechan?" tanya Abbi sembari melirik pemuda bertubuh gempal itu, ingin memastikan apa ia mau tetap di rumah seperti Hyunjin dan Jaemin, atau ikut dengannya.

"ikut Sunwoo om. Niana tinggalin aja, nggak guna ditungguin"

"husss.. Nggak boleh gitu, chan" Sahut Eline tiba-tiba, dan jangan lupakan bahwa pundak Haechan refleks di tepuk pelan dikarenakan posisi duduk wanita itu tepat berada di samping Haechan.

𝙂𝙍𝙀𝙔 [00L] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang