*****
Mereka semua sudah sampai di rumah lama mereka, tidak ada satu pun dari mereka masuk ke dalam kamar masing masing dan hanya duduk bersama sama di ruang tamu.
"dia cuma berdiri dalam sana, tatapannya tajam dan seolah nunggu sesuatu" jelas Rena.
"dia yang ada di kamar kamu Lani?" tanya Bian.
"aku rasa beda pah" jawab Lani.
"dalam satu hari banyak sekali kejadian yang aneh, apa yang salah?" heran Rena, ia masih sedikit ketakutan karena kejadian tadi.
"rumah itu masalahnya" ungkap Bian.
"maksud kamu?"
"aku udah cari beberapa informasi tentang rumah kamu, rumah yang kamu huni itu sudah ditinggal oleh pemiliknya hampir 2 tahun, rumornya itu rumah penyakit yang selalu bawa kutukan"
Dias tertawa kecil. "papah percaya itu?" seketika seluruh orang di ruangan itu menatap Dias. "maaf" sesalnya.
"kalo papah bisa pilih papah mau nggak percaya hal itu, tapi setelah kejadian hari ini semuanya terbukti kan?" lanjut Bian.
"kenapa rumah itu disebut rumah penyakit pah?" tanya Lani.
"pemilik rumah mulai berkhayal tentang monster yang selalu mengelilingi rumahnya, beberapa kali rumah tetangga sekitarnya hancur karna dirinya, tapi si pemilik selalu mengelak kalau itu bukan perbuatannya"
"jadi yang dia ucapin itu benar apa engga?" tanya Rena.
"nggak pernah ada bukti, sementara ini si pemilik dinyatakan mengidap skizofrenia. gangguan halusinasi akut, ia selalu merasa dirinya dalam bahaya"
tidak ada yang bicara sama sekali, untuk sesaat semua menjadi sangat hening.
"kalau dia terkena skizofrenia, lalu kita apa?" ucap Dias.
Bian berdiri dari berjalan mondar mandir sembari terus berpikir, sedangkan Rena menyenderkan tubuhnya karena terasa berat dan lelah.
Lani menatap lurus kosong entah apa yang sedang ia pikirkan, hal tersebut sedikit membuat Dias penasaran dan malah memperhatikan kakak nya itu.
"untuk sementara kalian istirahat dulu, papah mau balik lagi ke kantor buat cari informasi lagi" ucap Bian.
Bian laku segera mengambil kunci mobil dan pergi ke kantornya dengan terburu buru.
"aku ke kamar dulu" di susul Lani yang pergi juga ke kamarnya.
"kamu laper Dias?" tanya Rena.
"sedikit" jawabnya.
"ayo kita buat makanan buat kamu"
Rena bersama Dias menuju dapur untuk membuat makanan, meninggalkan Lani sendirian di kamar sambil merenung.
*****
Lani menaruh tasnya di atas kasur sambil menatapnya dengan tajam, pikirannya sedikit melayang memikirkan hal yang aneh.
"kenapa ya?" ucap Lani bingung, ia berdiri di depan kasurnya dan terus menatap tasnya.
hembusan angin kecil terasa mengelilingi lehernya, kakinya perlahan melangkah mendekati tasnya. ia menjulurkan tangannya dan mengeluarkan sebuah buku yang hampir hancur di dalam tasnya.
terdengar suara suara aneh di dalam pikiran Lani, ia terus mendengar suara perintah di kepalanya.
"kemari! kemari!"
Lani terdorong mendengar bisikan di dalam kepalanya dan membuka buku itu, sebuah tulisan kuno yang entah sejak kapan Lani dapat membacanya.
"terpujilah sang pembawa"
KAMU SEDANG MEMBACA
KEJAWEN : jilid 2
Terror•SEQUEL KEJAWEN JILID 1• Rena yang ingin cerai dengan suaminya Bian, terpaksa harus pindah ke rumah barunya karena tidak ingin menciptakan pertengkaran lain di rumah suaminya itu. Kedua anaknya yaitu Lani dan Dias, harus terus menerus berpindah temp...