11. Khayal

1.3K 121 13
                                    

*****
sinar matahari pagi mulai perlahan muncul dari balik jendela, Rena berdiri di depan pintu masuk dan tetap tidak menemukan keberadaan Bian.

sudah semalaman Bian belum pulang dan itu membuat Rena khawatir, setelah kejadian kemarin segalanya terasa sangat menakutkan dan terus membuat Rena was-was.

Rena mencoba menelepon Bian beberapa kali tapi tetap tidak ada jawaban. "kamu kemana sih Bian?" desah Rena.

jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi, beberapa menit lagi Dias dan Lani harus segera ke sekolah. begitupun Rena yang harus kembali masuk kerja.

suara berisik terdengar dari arah Dapur, Rena segera menutup pintu dan berjalan menuju dapur dan melihat ada apa.

"Dias?" panggil Rena saat melihat anak bungsunya sedang membuka lemari penyimpanan.

"hai mah" sapa Dias canggung.

Rena tersenyum tipis dan tau apa yang Dias lakukan. "duduk, biar mamah siapin"

Dias tersenyum puas kalau Rena mengetahui dirinya sedang lapar.

"udah siap siap buat berangkat sekolah?" tanya Rena sambil menyiapkan makanan.

"udah, tinggal nunggu kak Lani aja" jawab Dias santai.

"dia belum bangun?"

"tadi sih aku denger suara berisik di kamarnya, kayanya lagi siap siap juga"

Rena merasa aneh, Lani juga sejak kemarin belum keluar dari kamarnya sama sekali. Rena segera menyelesaikan sarapan Dias dan menuju kamar Lani.

"kamu habisin ya, mamah mau cek kakak mu dulu"

"oke mah"

Rena berjalan menuju kamar Lani, ia memang merasakan sikap Lani semakin berubah belakangan ini.

ia sudah ada di depan kamar Lani dan berniat mengetuk pintunya. tapi niat itu terlambat sampai Lani kemudian membuka pintu kamarnya lebih dulu dan bertatapan dengan Rena secara langsung.

"baru mamah mau bangunin kamu" ucap Rena.

"aku udah bangun dari tadi" sahut Lani yang sudah bersiap siap ke kampusnya.

"sarapan dulu yuk" ajak Rena.

"aku nggak napsu makan, aku berangkat duluan aja"

"nggak mau bareng mamah sama Dias aja?"

Lani tidak menjawab Lagi, ia melewati Rena begitu saja dengan wajah pucatnya seperti sedang menahan mual dan sakit yang luar biasa.

Lani berjalan dengan tenang keluar dari rumah, bahkan Dias yang melihatnya sekilas dari dapur merasa heran kenapa Lani pergi sendirian.

Rena mengikutinya sampai teras rumah dan terus memperhatikan Lani yang berjalan kaki menuju kampusnya.

terbesit rasa penasaran kenapa Lani bersikap seperti itu, gestur tubuh yang berbeda serta keringat yang terus keluar di sekujur tubuhnya.

Rena kembali masuk dan mengecek Dias yang sedang memakan sarapannya.

"kakak duluan?" tanya Dias.

"iya, kita juga harus berangkat sekarang" pinta Rena.

"sebentar, aku ambil tas dulu" ucap Dias lalu berlari ke kamarnya.

sembari menunggu Dias, Rena mencoba menelepon sekali lagi Bian. dan tetap saja tidak ada balasan sama sekali, ia seperti menghilang begitu saja.

lalu Rena berniat mengiriminya pesan agar Bian membacanya.
"Lani bersikap aneh, aku harap kamu bisa segera pulang, aku khawatir"

*****
Rena sudah sampai di sekolah Dias, ia menurunkannya di depan gerbang sekolah.

KEJAWEN : jilid 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang