*****
satu hari setelah kejadian Lani menghilang, Rena dan Bian memutuskan untuk mencari informasi lebih terkait rumah tersebut.di tambah lagi Bian baru dapat informasi tentang Bara, pria yang datang tiba tiba ke rumah baru Rena dengan mencurigakan.
"nggak masalah kalau kita nggak bilang apa-apa ke anak anak?" ucap Bian sambil menyetir mobilnya.
"aku udah tinggalin pesan buat mereka" sahut Rena.
"tapi kamu nggak bilang kita mau pergi kemana?"
"lebih baik mereka nggak perlu tau dan mikirin hal ini, apalagi Lani" jawab Rena sambil melihat maps tujuan mereka.
"apa dia baik baik aja udah mulai masuk kuliah lagi?"
"dia bilang sih ada ujian hari ini, terus apalagi gitu aku nggak ngerti"
"oh oke"
Rena menatap Bian aneh, ia terasa sedikit canggung belakangan ini jika sedang berduaan dengan Rena.
"kamu sendiri nggak masalah kalo nggak ke kantor hari ini?" balik tanya Rena.
"aku bilang sama komandan mau nyelidiki kasus pembunuhan itu, dan aku harap juga dia bisa kasih kita jawaban"
Rena tertunduk lemas. "ya, aku harap juga gitu"
untuk sesaat keheningan ada di dalam mobil, dan karena kejadian ini Rena maupun Bian bahkan sampai lupa tentang perceraian mereka.
*****
sekitar 2 jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan mereka. salah satu rumah sakit jiwa terbesar yang ada dengan fasilitas lengkap.
"kamu yakin dia udah di pindahin ke sini?" tanya Rena dan turun dari mobil.
"menurut berkas dari tempat yang lama, dia udah di pindahin ke sini"
gedung bernuansa putih serta bertingkat membuat hawa semakin mencekam. terlebih lagi ini gedung dengan banyak pasien gangguan jiwa.
"ayo masuk, udah ada yang nunggu kita di sana" ajak Bian pada Rena.
mereka memasuki gedung tersebut, bau akan obat obatan tercium sangat menyengat. karena ini salah satu rumah sakit jiwa yang cukup berkualitas, mereka membagi ruangan bagi pasien dengan gangguan jiwa paling ringan sampai yang terberat.
Bian yang ternyata sudah membuat janji sebelumnya langsung di sambut saat mereka memasuki gedung.
"pak Bian?" ucap seorang wanita.
"Meri, benar?" tanya Bian balik.
"ya, saya Meri pengurus tempat ini dan saya juga di tugaskan untuk menemani pak Bian selama di rumah sakit ini"
"hai Meri, saya Rena" ucap Rena memperkenal diri lebih dulu.
"bu Rena" sapa balik Meri dengan ramah.
"jadi dia ada di sini?" tanya Rena.
"dia sudah menunggu di lantai atas, mari saya tunjukan jalannya"
Bian dan Rena mengikuti perawat itu menuju pria yang sangat sekali ingin Rena temui semenjak kejadian waktu itu.
sepanjang lorong rumah sakit banyak sekali pasien gangguan jiwa yang sedang di tangani oleh perawat yang ada.
"Meri, boleh saya tanya sesuatu?" tanya Rena dan menyusul langkah Meri.
"tentu aja Bu Rena, ibu bisa tanya apapun ke saya" jawab Meri dengan nada ramah.
"kalau boleh tau, kenapa dia bisa akhirnya masuk rumah sakit jiwa? dan apa bener dia itu kena gangguan jiwa?" tanya Rena dengan penuh rasa penasaran.

KAMU SEDANG MEMBACA
KEJAWEN : jilid 2
Horror•SEQUEL KEJAWEN JILID 1• Rena yang ingin cerai dengan suaminya Bian, terpaksa harus pindah ke rumah barunya karena tidak ingin menciptakan pertengkaran lain di rumah suaminya itu. Kedua anaknya yaitu Lani dan Dias, harus terus menerus berpindah temp...