7. Debat

1.3K 132 8
                                    

*****

Pagi ini, terasa sedikit berbeda. Udara menjadi sangat dingin, kicauan burung pun hening tak terdengar, bahkan angin ikut ragu mengeluarkan suaranya.

Kondisi rumah sakit pagi ini sangat jarang terlihat, pasien yang sakit fisik mendadak mentalnya terserang. Rena hanya Bisa berdiri di luar menatap pemindahan pasien yang menggila tengah malam tadi.

Pria itu baru beberapa hari di rawat, tidak ada gejala depresi yang di idapnya sesuai catatan, tapi malam tadi sudah cukup membuktikan.

Hanya saja Rena selalu punya pemikirannya sendiri, sesuatu yang terjadi pasti ada alasannya. Terutama ucapan pria itu pada Rena.

"Dia harus kembali kemana?" gumam Rena dalam pikiran.

Kedua tangannya ia silangkan di dada sembari terus melamun.

"Apa yang dia peringatkan?"

"Rena" panggil seseorang.

"Bian?" kaget Rena melihat kehadiran suaminya di sana, di susul kedua anaknya di belakang

"Ada apa ini?" tanya Bian.

"Oh ini, salah satu pasien coba buat kabur, dan kemungkinan dia itu kena gangguan jiwa"

"Kok bisa?" heran Dias.

Rena cukup bingung untuk menjelaskannya dan mencoba mengganti topik pembicaraan.

"Kalian kenapa kemari? Bukannya harusnya di rumah" elak Rena.

"Ada yang perlu aku ceritakan" sahut Bian.

"Tentang apa?"

"Kamu sudah selesai kerja?"

"Sudah"

"Aku mau ajak anak anak sarapan di restoran langganan kita, kamu ikut ke sana biar aku ceritain semuanya"

Tidak biasanya Bian ingin bicara dengan cara seperti ini, Rena masih dalam keadaan bingung dan tidak tau harus melakukan apa selain ikut dengan Bian dan kedua anaknya.

"Aku sama anak anak duluan" ucap Bian lalu menyusul Dias dan Lani ke mobil.

"Aku ke mobil ku juga"

Mereka semua pergi dari sana menuju restoran langganan mereka, meninggalkan ricuh pagi hari di rumah sakit.

Kericuhan yang memang seharusnya tidak terjadi, dan pasti selalu ada alasan dibalik semua ini.

*****

Bian, Dias dan Lani sampai lebih dulu. Mereka sudah memesan sarapan mereka dan memakannya dengan lahap.

Tak lama kemudian Rena datang dan menghampiri Bian, mereka duduk di meja terpisah tidak jauh dari anak anak mereka.

"Ada apa ?" tanya Rena tanpa basa basi.

"Mau pesan makan?" tawar Bian.

"Teh aja, kepala ku sedikit pusing"

"Sebentar" Bian pergi ke meja kasir untuk memesankam Rena minum.

Sedangkan Rena memperhatikan Dias dan Lani, wajah mereka menunjukkan sesuatu yang sulit dijelaskan, lusuh dan tidak bersemangat seperti biasanya.

Bian kembali ke meja mereka setelah memesankan minuman "sudah ku pesankan"

"Mereka kenapa?" tanya Rena prihatin.

"Itu yang mau aku tanyakan ke kamu"

"Maksud kamu gimana?"

Bian menarik napas pelan sebelum mencoba menceritakan pada Rena.

"Rena dengar, mungkin ini sedikit tidak masuk akal buat kamu tapi kamu harus denger dan percaya" ujar Bian menjelaskan.

KEJAWEN : jilid 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang