*****
sebuah tanah yang cukup luas dengan di hiasi cahaya obor api menarik perhatian Dias, tapi pilihan untuk menghampiri cahaya itu adalah kesalahan yang hampir fatal baginya."mati gue" keluh Dias lemas.
ia segera menunduk dan bersembunyi di sebuah semak semak agar tidak dapat di lihat oleh siapapun.
"mamah...papah...kak Lani" ucap Dias memastikan kalau saja ia tidak salah lihat.
kini mereka bertiga sudah tergantung di sebuah kayu sambil dikelilingi sekelompok orang misterius yang mengenakan jubah berbulu dari bangkai hewan.
tangan mereka diikat ke atas dan sengaja menggantung mereka semua agar bisa terus merasakan kesakitan.
"siapa mereka?" tanya Dias dalam hati.
sekelompok orang itu duduk melingkari Rena, Bian dan Lani. mereka seolah sedang menunggu kedatangan seseorang.
yang lebih aneh dari pakaian mereka yaitu sesuatu yang sedang mereka kenakan di wajahnya, seperti sebuah topeng, dan bukan topeng biasa.
itu adalah sebuah topeng dari kulit manusia, kulit manusia yang Dias baru saja temukan di rumah tadi.
"kulit wajah itu..." ungkap Dias sambil menutup mulutnya, ia benar benar ketakutan saat itu, tubuhnya merinding, matanya pun membulat sempurna memperhatikan setiap topeng wajah manusia yang orang orang itu kenakan.
tepat di hadapan mereka juga, berseberangan dengan Rena, Bian dan Lani sudah ada sebuah patung kayu yang aneh, dan dibawahnya kelilingi banyak sekali tulang serta sesajen.
Dias tidak bisa pergi kesana secara tiba-tiba, ia tidak bisa menyelamatkan keluarganya dan hanya bisa melihatnya secara diam diam, berharap tidak ada yang melihatnya di situ sembari ia mencari cara untuk bisa membebaskan mereka.
tak berselang lama datanglah seseorang yang menggunakan jubah serta topeng wajah manusia juga, ia berjalan menghampiri Rena Bian serta Lani.
"dia..."kaget Dias saat menyadarinya.
orang itu menatap satu persatu wajah dari mereka, seperti sedang memperhatikan setiap detail dari wajah mereka.
Rena kemudian sadar karena tangannya yang cidera terasa sangat menyakitkan.
"arghhhhh....aaaaaa...tolong lepasin saya...saya nggak mau mati di sini" rengek Rena saat menyadari dirinya sudah terikat di sana. ia tau dirinya sudah berada dalam ritual pemanggilan yang harus mengorbankan nyawa mereka.
teriakan Rena yang cukup keras langsung membangunkan Bian serta Lani dari pingsannya.
"aaaaaa...mamah...papah, tolongin aku" tangis Lani tak tertahan, ia sudah sangat putus asa.
sedangkan Bian tersadarkan dengan keadaan yang bingung sekaligus ketakutan.
"mau apa kalian?" suara Bian terdengar bergetar, ia sangat ketakutan bertatap muka langsung dengan orang itu.
karena didera begitu banyak pertanyaan, orang itu pun langsung membuka topeng wajahnya.
"seharusnya anak itu sudah memberitahu banyak informasi" ungkap Wardi.
"kamu" kata Rena yang mengenal Wardi. "lepasin...!!!" teriaknya.
"sssttttt" jari wardi langsung menahan bibir Rena agar tidak berteriak.
"hei!!! jangan sentuh dia!!!" berontak Bian, tapi percuma karena ia masih tergantung di sana dengan kondisi kaki yang patah.
"saya benar benar udah di kecoh sama si Daffa bodoh itu" curhat Wardi sebelum ritualnya di mulai.

KAMU SEDANG MEMBACA
KEJAWEN : jilid 2
Horror•SEQUEL KEJAWEN JILID 1• Rena yang ingin cerai dengan suaminya Bian, terpaksa harus pindah ke rumah barunya karena tidak ingin menciptakan pertengkaran lain di rumah suaminya itu. Kedua anaknya yaitu Lani dan Dias, harus terus menerus berpindah temp...