19. Kemana Semuanya Pergi?

980 108 12
                                    

*****
"kita harus segera pergi...ayo pergi!!!" pekik Bian.

mereka berempat segera berlari menuju pintu keluar, tapi saat di depan pintu Dias menyadari sesuatu sedang menatap dari luar sana.

"pah...ada orang di sana" kata Dias sambil menunjuk lemas ke arah hutan.

"kita lewat pintu belakang...ayo cepet" mereka segera berlari menuju pintu belakang. suasana menjadi lebih mencekam dari sebelumnya.

mereka akhirnya sampai di pintu belakang, sebelum mereka keluar Bian memastikan kalau tidak ada siapa siapa di luar.

"oke nggak ada siapa siapa" ucap Bian.

"kita harus kemana?" tanya Rena panik, dia benar benar tidak tau harus kemana.

"untuk sementara kita harus pergi menjauh dari sini, oke" jelas Bian lalu membuka pintu agar Rena dan anak anaknya pergi lebih dulu.

"jangan sampai terpisah" pinta Bian.

Rena, Dias dan Lani segera bergegas keluar.

"ayo pah" ajak Dias yang tanpa di sadari Bian tidak ada dibelakang mereka.

ketika mereka semua mengecek keberadaan Bian, dia sudah dicekik di dalam rumah dan di diangkat tinggi, Bian tidak bisa memberontak sama sekali.

"BIAN....!!!" teriak Rena.

brakkkk!!!

pintu dibanting dengan sangat keras sampai mengejutkan Rena Dias dan Lani.

"arghhhhhh" Rena teriak histeris ketika melihat Bian dibawa oleh makhluk itu, dia tidak henti hentinya menangis.

"mah mereka di sini" ujar Lani.

"mah ayo" Dias menarik Rena dengan kencang dan mengajaknya berlari ke dalam hutan, mereka berlari dengan sangat kencang dibarengi dengan ketakutan yang mereka hadapi.

Rena masih sulit berlari, ia memikirkan keselamatan Bian di sana. gimana nasibnya? apa dia akan baik baik saja? pikir Rena selama di perjalanan.

mereka berlari tanpa arah dan tanpa henti agar bisa menghindar jauh dari rumah itu ataupun siapapun yang ada di rumah itu.

*****

sementara itu Bian yang terperangkap bersama makhluk itu tidak bisa berbuat apa apa, ia dicekik sampai sulit untuk bernapas.

wajah makhluk itu sangat dekat dengan wajah Bian, beberapa kali mahkluk itu mendekati wajah Bian seperti sedang mencium aromanya.

giginya sangat runcing dan terbuka lebar seolah sedang bersiap melahap kepala Bian utuh utuh sampai hancur.

tubuh Bian secara tiba-tiba dilempar dengan sangat keras ke arah tembok. Bian sulit untuk berdiri, ia mencoba menarik napas secara perlahan.

"akhhhhhh..." Bian mencoba mengatur napasnya yang sesak

suasana rumah menjadi sangat hening, entah kemana perginya makhluk itu tapi auranya masih sangat menusuk.

tes!!!

sebuah cairan menetes mengenai pipi Bian, saat ia melihat cairan apa itu ia terkejut ternyata setetes darah baru saja jatuh mengenainya. perlahan ia menggerakkan kepalanya untuk menengok ke atas.

KEJAWEN : jilid 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang