4. Trip

1.7K 140 4
                                    

****


Rena sulit tidur semalaman, entah kenapa matanya sulit sekali menutup dan ketika ia memejamkan mata selalu muncul bayangan yang mengerikan seperti tadi malam.

Sekarang sudah pukul tujuh pagi, itu artinya sebentar lagi Bian akan datang untuk menjemput anak anaknya. Mengetahui kalau Bian akan membawa kedua anaknya, Rena justru merasa malas dan hanya ingin duduk di dapurnya sambil meminum secangkir kopi.

"Kapan papah datang?" tanya Lani yang sejak tadi pagi sudah bersiap siap.

"Mungkin sebentar lagi, kamu tunggu aja"

Lani segera keluar dan memilih duduk di teras rumahnya sampai Bian datang.

Kepala Rena mendadak berat dan terasa pusing, jarang sekali ia merasakan sakit seperti ini, apalagi ia harus masuk shift malam hari ini.

"Mamah baik baik aja?" Dias mendadak muncul di samping Rena yang sedang memijat mijat kepalanya.

"Cuma pusing biasa, kamu nggak siap siap? Papah kamu sebentar lagi sampai"

"Aku nggak perlu bawa banyak barang, soalnya semua barang aku udah ada di sini dan di rumah papah"

"Anak pinter"

Klakson mobil berbunyi keras dari luar, Rena sangat mengenal suara klakson mobil siapa itu. Ia pun bersama Dias segera keluar untuk menghampiri Bian yang sudah datang.

"Hai" sapa Bian pada Lani dan Dias dan di balas balik oleh mereka.

Mereka berdua dengan penuh semangat segera masuk ke dalam mobil Bian dan bersiap berangkat untuk liburan dengan ayahnya.

Bian menyuruh mereka untuk menunggu sebentar di dalam mobil sementara dirinya ingin bicara sebentar dengan Rena di teras.

"Maaf aku terlambat" ucap Bian.

"Anak anak nggak masalah" jawab Rena seadanya, ia memasang wajah cuek.

"Kamu nggak kerja?"

"Aku masuk shift malam"

Sesaat suasana menjadi sedikit canggung, Bian juga sedikit penasaran dengan rumah baru milik istrinya ini, beberapa kali ia juga melirik melihat setiap sudut rumah milik Rena.

"Jaga anak anak, kamu bisa pergi sekarang" ucap Rena.

"Aku mau ajak mereka camping di dekat danau yang biasa kita kunjungi" Bian memberitahu.

"Oke"

"Kalo gitu, aku pergi dulu"

Bian pun pamit dan segera masuk ke dalam mobilnya. Dias yang membuka jendela mobil, melambaikan tangannya pada Rena sebelum pergi, sedangkan Lani masih sedikit merasa kesal dan bersikap acuh.

****

Setelah anak anak Rena pergi bersama Bian, Rena memutuskan untuk segera mandi dan membereskan rumah yang belum sempat ia bersihkan.

Ruang bawah tanah selalu berantakan seperti biasanya, Rena juga tidak berencana membersihkannya, ia hanya ingin mengembalikan buku tua yang sempat ia baca bersama anak anaknya waktu itu.

"Entah siapa pemilik buku ini, dia penulis yang cukup aneh"

Buku itu ia taruh bersamaan dengan barang tua yang ada di lemari. Rena menengok ke sebuah ujung dari tempat itu.

Ia melihat sebuah benda besar yang ditutupi kain hitam, Rena sangat penasaran dan berniat mengecek apa benda tersebut.

Ia menarik ujung kain itu dan membukanya, tampak jelas sebuah kerangka kayu besar yang aneh.

KEJAWEN : jilid 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang