****
hampir 10 menit Dias melamun dan tidak menyentuh makanannya, hari ini terasa aneh baginya tapi tidak tau karena apa."hmmm...hmmmm"
suara gumam orang yang sedang bersenandung terdengar tipis di telinga Dias. bola matanya perlahan bergerak memecahkan lamunannya.
mencari setiap sudut ruangan kantin berharap menemukan sumber suara itu.
"hmmmm....hmmmm....hmmmm"
sekali lagi suara itu terdengar, kini fokusnya hanya ingin mencari sumber suara itu, senandung yang aneh dan baru pertama kali Dias dengar.
"denger ga?" tanya Dias pada temannya.
"hah?" bingung Rakha, teman Dias.
Dias tidak bertanya balik dan melirik ke sekitar ruangan mencari sumber suara itu.
"apa sih?" heran Rakha.
"sssstttttt...dengerin" suruh Dias dan di ikuti oleh Rakha.
Rakha terlihat bingung tapi tetap ikut fokus mendengarkan apapun yang sedang Dias dengar.
"lo denger kan suara itu?" tanya Dias lagi.
"maksud lo si Bimo yang lagi ngorek ngorek tempat sampah?"
"hah?" kini Dias yang bingung.
Rakha langsung menunjuk ke arah sudut ruangan dimana tempat sampah itu berada dan seorang anak yang sedang mengeluarkan isi sampah yang ada di sana.
"woi Bimo lo ngapain sih ngorekin tempat sampah?" teriak Rakha.
"buat penelitian" jawabnya.
"dari pada lo teliti sampah mendingan lo teliti tuh otak lo"
"berisik!"
Rakha lalu melirik lagi ke arah Dias yang masih heran. "sakit tuh anak"
"bukan bukan, bukan suara si...ya itulah pokoknya ini beda" ungkap Dias.
"terus suara apa? yang dari tadi gue denger cuma suara berisik anak anak di kantin sama si Bimo tuh" Rakha kembali menengok ke arah Bimo dan ternyata anak itu masih terus mengorek isi sampah sampai bersih.
"ini tuh lebih ke suara senandung, kaya orang lagi nyanyi gitu" jelas Dias.
"hmmm, gue nggak denger suara itu, salah denger kali lo"
"nggak mungkin, suaranya tuh jelas banget, kayanya juga asalnya dari luar"
"oh ya, ngomongin soal Bimo" ucap Rakha tak mengindahkan perkataan Dias barusan.
"gue nggak lagi ngomongin dia ka" bantah Fias seketika.
"iya sih, intinya ini soal tugas penelitian kita, mau kapan di kerjain? deadline nya 3 hari lagi loh, bisa mampus di marahin pak Tegar kalo sampe belum selesai" ungkap Rakha risau.
"bisa di atur lah ya, lusa aja kita kerjain gimana?"
"oke ya, tapi di rumah gue aja"
"kenapa?"
"ada something yang mau gue tunjukin" kedua alis Rakha di angkat memberi Dias tanda.
"najis!" Dias melempar tisu bekas ke arah muka Rakha.
"hmmmm...hmmmm" untuk ketiga kalinya Dias mendengar lagi suara itu, kini suaranya makin jelas di telinga Dias.
tanpa memberi isyarat Dias segera keluar dari kantin dan menghampiri suara itu. Suaranya terdengar sangat dekat, Dias kini berdiri di lorong sekolah yang sepi. Suaranya terdengar semakin nyaring di kesunyian.
![](https://img.wattpad.com/cover/241787865-288-k685838.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KEJAWEN : jilid 2
Terror•SEQUEL KEJAWEN JILID 1• Rena yang ingin cerai dengan suaminya Bian, terpaksa harus pindah ke rumah barunya karena tidak ingin menciptakan pertengkaran lain di rumah suaminya itu. Kedua anaknya yaitu Lani dan Dias, harus terus menerus berpindah temp...