****
Dias dan Bian mencoba membangun tenda untuk mereka tidur, sedangkan Lani sedang mencoba menyalakan kayu bakar untuk mereka masak makanan.
"Gimana lan?" tanya Bian sambil terus membangun tenda.
"Bentar lagi nyala nih yah apinya" jawab.
Dias berjalan menghampiri Lani yang kesusahan menyalakan api.
"Kak" panggil Dias.
"Bentar bentar, mau nyala ini"
Tanpa meladeni Lani lagi, Dias langsung mengambil alih kerjaan Lani dan menunjukkan cara yang benar menyalakan apinya.
Tidak butuh waktu lama, Dias bisa nyalakan api itu dan bisa bersiap siap membakar sesuatu di atasnya agar bisa makan bersama.
Lani diam, sebenarnya ia menunggu momen adiknya ini untuk sombong tapi ternyata tidak ia lakukan. Sudah jelas apa yang tadi terjadi mempengaruhi kepribadian Dias.
"Oke tendanya udah selesai" ucap Bian sembari merentangkan tangannya karena cukup melelahkan.
Bian menoleh ke anak anaknya yang sedang berbincang di dekat api unggun. Ia menghela napas pelan sebelum berbicara kepada mereka.
"Jadi, apinya udah nyala?" heran Bian.
"Iya, Dias bantuin aku tadi" jawab Lani.
"Anak anak, sekarang belum segelap itu, dan kayu bakar kita udah kalian bakar semua"
Mereka hanya diam memperhatikan Bian bicara, dan Bian yakin kalau mereka tidak tau maksud dari ucapan tadi.
"Itu artinya kita kehabisan kayu bakar" ulang Bian.
"Ya, terus?" bingung Dias.
"Kalian cari kayu bakar lain supaya ini bisa bertahan lama oke?" jelas Bian.
"Ohhhh" mereka mengangguk bersamaan karena baru saja paham.
"Kalian cari sama sama, tapi jangan jauh dari sini, oke? papah mau siapin hal lainnya di sini"
"Oke pah"
Lani dan Dias pergi bersama sama mencari kayu bakar di sekitar tenda mereka. Meski sudah hampir tidak ada sama sekali karena sudah mereka ambil sebelumnya, tapi setidaknya masih ada tersisa sedikit.
Melihat sudah tidak ada lagi yang bisa di ambil, Dias berniat masuk lebih dalam ke hutan agar dapat kayu bakar lebih banyak.
Sedangkan di sisi lain Lani masih terus mencari kayu bakar yang tersisa berbarengan dengan lamunan tentang kejadian aneh pagi tadi.
Lani sudah lelah mencari kayu bakar ini, ia menghela napas kasar dan berniat mengajak Dias untuk kembali menaruh kayu bakar yang tersisa. Tapi ketika ia melirik ke sekitar tidak ada kehadiran Dias adiknya.
"Dias!" panggil Lani pelan.
Ia sedikit panik karena tidak menemukan Dias dimana, lalu ia berpikir kalau mungkin saja Dias masuk ke dalam hutan itu sendirian untuk mencari kayu bakar.
"Owh, sial! Dias" Lani melirik ayahnya yang entah sibuk dengan barang barang aneh di tenda.
Lani tidak ingin ayahnya memarahi mereka berdua karena tidak patuh, lantas Lani memberanikan dirinya untuk masuk ke hutan menyusul Dias.
*****
"Dias!" panggil Lani dari kejauhan.
Sebenarnya Dias mendengar panggilan dari kakaknya itu, tapi ia tetap fokus mencari kayu bakar yang di butuhkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
KEJAWEN : jilid 2
Ужасы•SEQUEL KEJAWEN JILID 1• Rena yang ingin cerai dengan suaminya Bian, terpaksa harus pindah ke rumah barunya karena tidak ingin menciptakan pertengkaran lain di rumah suaminya itu. Kedua anaknya yaitu Lani dan Dias, harus terus menerus berpindah temp...