*****
Bian meminta Dias dan Lani untuk ikut dengan Rena ke rumahnya, sementara Bian harus datang ke rumah sakit untuk melihat korban kecelakaan yang sedang di autopsi.Perasaan yang masih menyerang Bian sampai saat ini ialah reaksi Rena yang sangat berlebihan .
Sekitar pukul dua siang Bian sampai di ruang autopsi, para petugas sedang melakukan tugas di ruangan itu.
"Saya kira kamu lagi libur tugas" ucap seorang menghampiri Bian di depan ruang autopsi.
"Hei Ki, tadinya emang lagi liburan, pas denger kecelakaan ini saya langsung ke sini"
"Ada yang menarik?" tanya Riki, salah seorang partner kerja Bian.
"Pria tua itu salah satu pasien istri saya"
"Pak Ruswan?"
"Kamu kenal dia siapa?" bingung Bian.
"Dia dulu kerja di marketing galery gitu, saya salah satu client nya"
"Oh gitu, jadi kamu tau kenapa di bisa sakit kaya gini?"
"Dia kena serangan jantung semenjak anaknya meninggal dunia"
Ini sebuah cerita baru bagi Bian, bahkan mungkin Rena pun tidak tau tentang hal ini.
"Kenapa anaknya bisa meninggal?" tanya Bian sangat penasaran.
"Kecelakaan mobil tahun lalu, anaknya di temukan meninggal dengan setengah tubuhnya terputar kebelakang dan wajahnya hancur sampai sulit dikenali"
Sekujur tubuh Bian merinding, tidak bisa dibayangkan selama satu tahun ini dia menderita.
"Lalu istrinya?" tanya Bian lagi.
Riki menghela napasnya pelan sebelum akhirnya kembali bercerita.
"Istrinya hilang 2 bulan lalu, tapi ternyata mayatnya ditemukan dihalaman belakang rumahnya dengan tulang tubuhnya menekuk ke arah yang salah, dan kasus itu...."
"Saya yang kerjakan berkasnya" Bian yang melanjutkan.
Bian memang belum melihat langsung sosok pria tua itu yang ternyata adalah Pak Ruswan. Beberapa hari yang lalu juga bian lah yang mengurus berkas kematian istrinya, dan kini giliran dia yang Bian urus.
"Saya bener bener nggak tau kalau yang di dalam itu pak Ruswan dan istrinya sudah meninggal" ucap Bian.
"Ya, sekarang mereka bisa berkumpul kembali bersama di akhirat" sambung Riki.
Setelah beberapa lama mereka berdua berbincang, proses autopsi sudah selesai dikerjakan. Kini Bian bergabung dengan tim yang lain untuk melihat hasil autopsi.
"Hasil autopsi pria ini sungguh tidak masuk akal" ucap Riki.
"Maksudnya apa?" bingung Bian.
"Maksudnya, dia harusnya sudah meninggal sebelum kecelakaan mobil itu terjadi"
Bian sungguh tidak bisa mempercayai sampai melihat sendiri semua buktinya. Foto ronsen tubuhnya menunjukkan tangan sampai bahunya sudah hancur, tulang rusuknya pun patah bahkan sampai jantungnya yang sudah pecah.
Dan semua itu terjadi jauh sebelum kecelakaan mobil itu menimpanya.
"Lalu apa penyebab kecelakaan mobil ini?" tanya bian.
"Masih belum ada bukti apa apa yang memperkuat argumen kalau pak Ruswan menggila di dalam"
Kejadian ini sudah mulai membuat kecurigaan bagi Bian, hal ini terlalu sering terjadi belakangan ini bersamaan dengan permasalahannya dengan Rena.

KAMU SEDANG MEMBACA
KEJAWEN : jilid 2
Terror•SEQUEL KEJAWEN JILID 1• Rena yang ingin cerai dengan suaminya Bian, terpaksa harus pindah ke rumah barunya karena tidak ingin menciptakan pertengkaran lain di rumah suaminya itu. Kedua anaknya yaitu Lani dan Dias, harus terus menerus berpindah temp...