(2) Istri Kedua

111K 2.6K 259
                                    

Happy Reading!

Rian memasuki rumah besar yang sudah puluhan tahun ia tempati bersama Elianor, istri pertamanya.

"Mas pulang?"Elin berjalan mendekat sambil menggendong bayi kecil berusia lima bulan.

Rian mengangguk lalu mengecup pipi putrinya."Mas bawa mangga muda."Ucap Rian memperlihatkan kantong plastik di tangannya.

Elin tersenyum lebar lalu memanggil pelayan untuk membawa mangga ke dapur.

"Mas capek nggak? Mau aku pijit?" Tawar Elin saat mereka berjalan menuju kamar.

"Tidak usah. Kamu juga pasti capek."Tolak Rian lalu duduk di atas tempat tidur.

"Lia dan Adel mana? Masih di rumah mama?" Tanya Rian yang telah mengambil alih putri kecilnya yang diberi nama Mia.

Elin mengangguk."Mereka betah di sana mas."Sahut Elin lalu melangkah keluar kamar. Ia ingin segera menyantap mangga muda yang tadi dibawa oleh suaminya.

Rian menghela napas melihat kepergian Elin lalu meletakkan putri bungsunya di atas tempat tidur. Istrinya itu sangat baik. Ia selalu melaksanakan kewajibannya sebagai istri dan juga ibu yang baik. Namun ada sesuatu yang membuatnya tidak puas dan tidak bisa mencintai Elin.

Rian menatap foto pernikahan mereka sepuluh tahun yang lalu. Ia dan Elin menikah karena dijodohkan. Orang tuanya bilang Elin adalah anak yang baik dan berbakti, wanita itu pasti akan menjadi istri dan ibu yang sempurna. Paras cantiknya juga senyum manisnya membuat Rian berpikir kalau orang tuanya benar. Elin adalah gadis yang dibesarkan oleh keluarga baik-baik, maka dari itu ia pasti akan menjadi istri yang sempurna.

Namun saat malam pernikahan, Elin sudah tidak perawan lagi. Bukan hanya tidak perawan namun rasanya wanita itu sudah sering melakukannya. Ia merasa dibodohi namun itu juga kesalahannya. Kenapa sebelum pernikahan ia tidak mencari tahu sosok wanita yang akan menjadi istrinya dan malah fokus dengan perkataan pujian yang dilontarkan oleh ibu dan mertuanya.

Saat itu ia marah dan ingin mengakhiri pernikahan, namun Elin malah mengancam akan bunuh diri jika mereka perpisah. Wanita itu bahkan sudah melukai sedikit pergelangan tangannya. Dan karena segala pertimbangan dan ancaman dari Elin serta tekanan dari orang tuanya yang tidak percaya atas apa yang ia katakan. Pernikahan itu tetap berlanjut bahkan sampai hari ini, ia dan Elin malah sudah punya tiga anak dan beberapa bulan lagi akan lahir anak ke empat mereka.

Namun segala kekecewaan itu tidak lantas bisa hilang begitu saja. Semuanya masih terekam jelas diingatannya. Walau Elin bersikap sebaik apapun, rasanya tetap ada yang kurang dari pernikahan mereka. Sampai sosok Meylia, gadis cantik bertubuh mungil hadir dihidupnya. Gadis itu terpaksa menikah dengan dirinya karena tekanan ekonomi.

Dan meskipun Rian tahu alasan gadis itu menikah dengan dirinya, ia sungguh tidak keberatan. Uangnya adalah milik Meylia juga. Apalagi saat malam pertama, Meylia masih perawan. Sesuatu yang tidak bisa Elin berikan. Rian sadar jika apa yang ia lakukan salah tapi apa daya, Ia tidak bisa mencintai Elin sampai kapanpun, walau ia sudah berusaha. Namun Meylia berbeda, gadis itu membuatnya bangga karena hanya dirinya pemilik tubuh mungil itu. Hanya dirinya yang bisa menyentuh dan menikmati tubuh menggairahkan itu. Meylia hanya miliknya, ia yang membuat gadis itu menjadi wanita seutuhnya. Sedang Elin, entah berapa banyak pria yang menyentuhnya dulu. Mengingat saat itu milik Elin sangat__ longgar seperti sering dipakai.

"Mas. Mass"

Rian tersentak dan melihat wajah Elin dihadapannya.

"Mas melamun?"Tanya Elin dengan raut wajah penasaran.

Rian mengangguk lalu tersenyum."Mas kangen kedua putri kita." Ucap Rian berbohong.

Elin menggeleng lalu mendekati tubuh kecil Mia."Jemput dong mas. Lagian mas kan jarang di rumah, anak-anak juga pasti kangen ayahnya."

Meylia : Istri KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang