(18) Istri Kedua

34.4K 1.3K 108
                                    

Happy Reading!

Meylia tersenyum manis melihat rumah baru yang mereka tempati. Memang lebih kecil dari rumah sebelumnya namun Meylia yakin ini lebih baik. Selesai berkeliling, Meylia memasuki dapur dan membuat secangkir kopi dan segelas susu untuk dirinya. Untung saja saat menuju ke sini tadi mereka sempat singgah dan berbelanja benerapa keperluan rumah.

"Sayang, Mia menangis." Ucap Rian yang memasuki dapur.

"Sebentar mas." ucap Meylia yang sedang mengaduk susu miliknya. Rian memang sengaja tidak membawa pekerja, menghindari kemungkinan ada yang membocorkan tempat baru mereka.

"Besok kita harus mulai cari pembantu." Ucap Rian yang sibuk menenangkan Mia.

Meylia tertawa. "Baru disuruh rawat Mia, mas udah ngeluh. Gimana kalau anak kita lahir nanti." ucap Meylia membuat Rian menggeleng.

"Mas nggak ngeluh sayang. Mas justru mikirin kamu yang nanti bakal repot." Ucap Rian lalu duduk di kursi. Untungnya Mia sudah tidur kembali.

Meylia meletakkan kopi dihadapan suaminya serta martabak yang tadi sempat mereka beli.

"Mas besok langsung kerja?" Tanya Meylia. Ia juga ikut duduk dan minum susu hamilnya.

Rian menggeleng. "Besok mas ada urusan lain." ujar Rian membuat Meylia mengangguk lalu berdiri. Ia sudah selesai minum susu dan sekarang ia akan menidurkan Mia di kamarnya.

Setelah meletakkan Mia di kamarnya, Meylia kembali ke dapur dan membuka kulkas. Ia mengambil dua buah apel merah, pisau dan piring kemudian duduk di kursi depan suaminya.

"Mas mau buah?" Tawar Meylia membuat Rian menggeleng.

"Tidak sayang."

Meylia mengangguk dan memakan apelnya sendiri. Sedang Rian sudah menghabiskan kopinya.

"Jika tidak ada masalah penting, jangan keluar dari rumah." pesan Rian membuat Meylie mengernyit.

"Memangnya kenapa mas?" Tanya Meylia penasaran.

Rian menggeleng."Tidak sayang. Hanya saja papa pasti akan menyuruh orang untuk mencari kita. Jadi, sebaiknya hindari keluar rumah jika itu tidak terlalu penting." jelas Rian. Ayahnya adalah orang yang paling ia takuti. Sebagai anak tunggal. Mau tidak mau, Darco pasti akan mencari dirinya. Entah itu karena mamanya atau sebagai pewarisnya.

"Ngomong-ngomong kok mas nggak cerita sih." Ucap Meylia membuat Rian menatap istrinya.

"Cerita apa, sayang?" Tanya Rian tak mengerti.

Meylia meletakkan pisau yang ada di tangannya. "Tentang perusahaan baru yang mas bangun. Bukannya sebelumnya mas memimpin perusahaan papa?"

Rian tersenyum. "Mas berpikir tidak ada salahnya membangun perusahaan sendiri." Ucap Rian. Sebenarnya ia merintis perusahaan ini saat bertemu Meylia. Entahlah saat menikah dengan Meylia, Rian merasa bahwa dirinya harus mandiri dan tidak tergantung dengan keluarga lagi. Dan untungnya keputusan yang ia ambil saat itu ternyata tepat. Jika ia mandiri maka tidak akan ada yang bisa menekan dirinya.

***

Asri tertawa saat bermain dengan Lia dan Adel. Reza mengantarnya tadi pagi atas permintaan dari dirinya. Tapi sayangnya Mia telah dibawa oleh Rian entah kemana.

Meylia : Istri KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang