(3) Istri Kedua

93.1K 1.9K 36
                                    

Happy Reading!

"Huekk_" Meylia menutup mulutnya kemudian bergegas menuju wastafel. Entah kenapa setelah belanja tadi, perutnya mendadak mual dan kepalanya sedikit pusing. Meylia terus berusaha memuntahkan isi perutnya namun hanya cairan bening yang keluar.

"Ugh" Meylia menyentuh perutnya kemudian menatap beberapa sayur yang belum selesai ia potong. Sepertinya ia tidak sanggup lagi meneruskan masakannya, biarlah nanti ia beli makanan di luar saja.

Karena terlalu lelah untuk naik ke lantai atas, Meylia memutuskan untuk berbaring di sofa ruang tamu.

"Hahhh_ enaknya"Gumam Meylia begitu tubuhnya berbaring di sofa, namun tidak berlangsung lama dering telpon membuatnya kembali bangun.

Meylia menatap ponselnya kemudian tersenyum manis saat mengetahui siapa yang menelponnya. Jempolnya dengan cepat menggeser tombol jawab.

"Assalamualaikum, mas"

"Waalaikumsalam, sayang. Kamu lagi apa?"

Meylia tersenyum tipis."Lagi rebahan mas, kepalaku pusing."

"Pusing?"

Terdengar nada kaget dari seberang sana.

"Pusing kenapa? Kamu sakit?"

"Empp_ kayaknya cuma masuk angin deh mas, soalnya perutku juga mual."

"Mual? Sejak kapan? Kok kamu nggak bilang mas?"

"Mas kan kerja, lagipula mualnya nggak parah kok mas. Jadi mas nggak perlu khawatir."

"Hahh_Ya sudah, mas ke sana sekarang___"

"Ehh_ nggak usah mas. Aku baik-baik aja kok."

"Mas nggak mau berdebat, pokoknya mas ke sana. Setelah itu kita ke dokter."

"Mas _ehh_ nggak__"

Tutt

"Ih_ mas Rian selalu begitu, harusnya tadi aku nggak bilang kalau lagi sakit." Ucap Meylia merasa bersalah. Pasalnya sang suami pasti meninggalkan pekerjaannya untuk datang menemui dirinya.

Benar saja, dua jam kemudian mobil sang suami sudah tiba di depan rumah. Meylia yang memang sudah siap langsung keluar dan masuk ke dalam mobil agar mereka bisa langsung berangkat menuju rumah sakit.

"Masih mual, sayang?" Tanya Rian lembut dengan senyum tipis. Pasalnya saat mendengar kata mual dan pusing pikirannya sudah berkelana kalau mungkin saja istri keduanya itu tengah hamil muda.

Meylia menggangguk pelan sembari memijat kepalanya."Mual banget mas, sampai tadi aku nggak jadi masak." Adu Meylia membuat Rian yang sedang menyetir langsung melirik sekilas istri mudanya itu. Wajah Meylia memang sangat pucat, keluhannya juga persis seperti ibu hamil.

"Memang harusnya kamu nggak masak lagi, sayang. Biar nanti mas cari orang untuk bantu-bantu kamu di rumah." Ucap Rian membuat Meylia menolak tegas keputusan suaminya itu.

"Jangan mas, mas kan tahu aku nggak suka ada orang lain di rumah kita." Ucap Meylia membuat Rian menghela napas. Istri simpanannya itu memang sangat sulit dimengerti. Bukankah ada pekerja di rumah akan sangat membantu. Terlebih jika wanita itu benar-benar hamil. Rian tentu tidak ingin Meylia kelelahan saat hamil.

Meylia : Istri KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang