(6) Istri Kedua

75.7K 2.2K 40
                                    


Happy Reading!

Rian melirik ke arah sang istri yang masih saja diam setelah mendengar hasil pemeriksaan mereka dua minggu yang lalu. Ya_seperti yang ia minta, Agus berbohong dan mengatakan bahwa kesuburan Meylia bermasalah. Tapi bukan berarti tidak bisa memiliki anak, mereka hanya harus bersabar dan berusaha lebih keras.

"Sayang_" panggil Rian lembut membuat Meylia dengan cepat menghapus air mata yang sempat menetes di pipinya.

"Mas_aku capek. Mau istirahat."Ucap Meylia serak lalu kembali menatap jalanan.

Rian menghela napas lalu tanpa kata melajukan mobil ke arah rumah. Tadinya ia ingin mengajak Meylia makan karena seingatnya wanita itu belum menyentuh makanan sedikitpun. Tapi mungkin akan lebih baik jika mereka makan di rumah saja.

Setelah tiga puluh menit, mobil memasuki pekarangan rumah dan berhenti tepat di depan rumah yang mereka tempati. Rian bergegas keluar lalu memutari mobil, membukakan pintu untuk sang istri.

Meylia keluar dari mobil kemudian langsung memeluk sang suami.

"Mas_ hiks" isak Meylia. Segala kesedihan yang tadi ia rasakan langsung saja ia keluarkan. Harusnya ia sudah menduga, ia bahkan sudah menyiapkan diri tapi rasanya tetap saja menyakitkan.

Rian membalas pelukan istrinya, mengecup kening wanita itu berkali-kali kemudian dengan gerakan cepat menutup pintu mobil lalu membawa tubuh Meylia kegendongannya.

"Jangan menangis, sayang_" Bisik Rian dengan langkah cepat memasuki rumah, menuju kamar mereka.

Setibanya di kamar, Rian langsung membawa Meylia ke ranjang mereka. Memeluk tubuh wanita itu dengan erat. Namun meski sudah dipeluk dan ditenangkan, Meylia masih saja menangis.

Merasa kehabisan akal, Rian segera mensejajarkan wajahnya dengan wajah Meylia, lalu_

Cupp

Pertama hanya kecupan namun lama-lama menjadi lumatan. Rian mengecup dan menjilat bibir Meylia lembut, seolah ia ingin menunjukkan betapa dirinya memuja Meylia. Kali ini tidak ada nafsu hanya cinta dan kasih sayang.

Sedang Meylia hanya diam, tangisannya sudah berhenti tergantikan dengan isakan kecil. Matanya menatap mata sang suami yang tanpa keraguan menunjukkan rasa cintanya. Bibir pria itu juga bergerak lembut dan begitu membuai dirinya. Tanpa sadar, Meylia menutup matanya lalu memeluk leher Rian kemudian dengan rasa yang sama ia membalas ciuman sang suami.

Ciuman manis itu berlangsung beberapa saat hingga Rian menyudahi tautan bibir mereka. Rian menatap wajah sang istri dengan senyum manis kemudian ibu jarinya tergerak menghapus sisa-sisa air mata yang membekas di wajah Meylia.

"Tuhan mungkin ingin kita menghabiskan waktu berdua lebih lama lagi. Lagipula mas juga tidak ingin cinta dan kasih sayangmu terbagi walau itu untuk anak kita."Ucap Rian membuat Meylia tersenyum tipis. Rian ingin anak dan Meylia juga. Mereka berdua sama-sama menginginkan seorang anak dalam pernikahan ini. Tapi Meylia juga tau, cinta Rian padanya tidak sekecil itu. Pria itu ingin memiliki anak dengannya karena ingin mengikat hubungan mereka selamanya. Seorang anak diantara mereka tentu akan menjadi alasan besar agar mereka terus  bersama. Terlebih jika suatu saat pernikahan ini diketahui oleh Elin dan keluarga Rian.

'kruuukk'

"Eng_" Meylia melotot lalu memeluk perutnya. Bisa-bisanya perutnya bunyi disaat seperti ini. Sedang Rian hanya tertawa lalu bangkit dari kasur.

"Baiklah. Sepertinya ini adalah waktu yang tepat untuk menunjukkan keahlian memasak mas." Ucap Rian membuat Meylia dengan cepat juga ikut bangun.

"Mas bisa masak?" kaget Meylia membuat Rian mengangguk lalu mendekati Meylia.

Meylia : Istri KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang