1 - Lembar Baru

2.6K 363 113
                                    

----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----

Happy Reading❤

---

Suara adzan terdengar ditelinga Jeje yang masih bergelung dengan selimut bersama suaminya. Perlahan mata cantik perempuan itu terbuka. Ia mendongak, melirik wajah suaminya yang tertidur dengan pulas. Tangan kanannya menepuk pelan pipi sang suami.

"Mas bangun, ayo subuhan."

Mark membuka matanya perlahan, ia menatap wajah istrinya dengan senyuman. Kedua tangannya kembali menarik tubuh sang istri ke dalam pelukan eratnya.

"Good morning sayang."

"Hmm, morning too." jawab Jeje. "Ayo bangun!"

"Cium dulu dong, sayang." Mark menunjuk pipi kirinya.

Jeje mendengus namun tetap melakukan permintaan suaminya. Bisa durhaka jika ia menolak.

Setelah mendapat ciuman tersebut, Mark mencuri sebuah kecupan di bibir sang istri. Jeje hendak memukul tubuh Mark, namun suaminya itu sudah melesat ke dalam kamar mandi.

Ah, ini sudah dua minggu setelah pernikahan mereka diadakan. Hari pertama dan kedua digunakan untuk istirahat dan menata rumah baru mereka. Hari berikutnya mereka melakukan perjanan ke Thailand untuk berbulan madu. Selama seminggu, mereka menghabiskan waktu di negeri gajah putih itu.

Hari ini mereka sudah harus kembali bekerja. Maka dari itu, setelah melaksanakan ibadah sholat subuh, Jeje dan Mark tidak kembali tidur.

Mark menonton sang istri yang sedang memasak makanan untuk sarapan mereka. Pemandangan pagi seperti ini selalu ia nantikan, akhirnya keinginannya itu terwujud setelah ia menikah.

Yah, meskipun Mark sudah sering melihat wajah polos Jeje, namun ia akui bahwa istrinya itu sangat cantik ketika memasak masih dengan piyama tidurnya. Rambut sebahunya yang ia ikat acak membuat beberapa helai rambut terjuntai. Wajah serius istrinya bahkan membuat perasaannya menghangat.

Ia melangkah menghampiri Jeje. Didekapnya tubuh mungil itu dari belakang. Mark tahu istrinya itu terkejut. Ia menumpukan dagunya pada puncak kepala istrinya.

Jeje menepuk beberapa kali tangan sang suami namun suaminya itu sungguh keras kepala.

"Mas lepasin dulu. Aku mau masak." suara Jeje kentara sekali jika ia tengah kesal.

"Bentar dulu sayang. Ini cara biar seharian ini aku nggak kangen kamu."

Jeje memutar kedua bola matanya. Malas mendengar perkataan Mark yang kalau dipikir-pikir setelah menikah, menjadi lebih menggelikan. Lelaki itu tidak henti-hentinya mengatakan hal-hal manis yang sialnya mampu membuat jantungnya berdetak lebih kencang dan perasaannya menghangat. Bahkan wajahnya sering kali merona karena tingkah dan perkataan suaminya yang kelewat manis.

[2] Voyage ; Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang