12 - Weekend

1.3K 264 59
                                        

Wah rajin sekali aku update😆

----

Happy Reading❤

----

Enam bulan berlalu, Isam tumbuh menjadi bayi yang sehat dan ceria. Tubuhnya semakin gempal dengan kedua pipi yang terisi penuh. Matanya bulat cerah seperti milik ayahnya. Rambutnya hitam subur dan lebat, persis milik ibunya. Perpaduan yang pas dari orang tuanya.

Weekend kali ini Jeje mengajak Mark untuk berjalan-jalan sekalian berbelanja bulanan di Superindo.

Setelah sarapan, Jeje mulai menyiapkan barang yang perlu dibawa, seperti dot bayi, susu formula, pakaian ganti, dan lainnya.

Dari dapur ia dapat mendengar suara Mark yang mengajak Isam mengobrol. Beruntung bagi Mark, Isam memberi respon yang menyenangkan dengan beberapa kali tertawa dan memekik gemas.

Jeje menghampiri sepasang ayah dan anak itu, sebuah kecupan ia layangkan pada keduanya.

"Aku mandiin Isam dulu." kata Jeje sembari menggendong bayi gemuknya. "Kamu juga mandi gih. Baju udah aku siapin di atas kasur."

"Udah selesai prepare-nya?"

"Tinggal bikin susu formula. Nanti aja, pas mau berangkat."

Mark mengangguk, ia berpamitan pada anaknya terlebih dahulu sebelum menuju kamar.

Sementara suaminya mandi, Jeje juga memandikan Isam di kamar mandi yang lain. Bayinya senang melihat air, kedua tangannya langsung menepuk-nepuk air dalam bak mandinya.

Jeje menahan gemas dengan tingkah laku putranya. Baju depannya terlihat basah karena cipratan dari Isam. Beruntung ia memilih tidak mandi sebelum putranya bersih, sudah hapal sekali dengan kesukaan Isam terhadap air.

Ketika ia hendak mengangkat tubuh Isam, karena sudah selesai mandi, putranya itu merengek, tidak mau berpisah dengan bak mandinya.

Jeje sedikit kewalahan dengan rengekan Isam. Terpaksa ia menyusui Isam sembari berjalan menuju kamar, satu-satunya cara agar putranya tidak semakin menangis.

Ketika ia masuk kamar, suaminya yang juga baru selesai mandi, menyambut dengan tawa kecil. Jeje mendelik, sebal sekali mendengar suara tawa Mark. Terasa seperti Mark sedang tertawa di atas penderitaannya.

Decakan keluar dari bibir Jeje saat melihat handuk yang dipakai suaminya tergeletak di atas kasur.

"Mas—"

"Jangan marah. Cuma bentar." Mark mengambil handuknya dan menyampirkan ke jemuran handuk. Ia menampilkan deretan gigi putihnya pada sang istri yang mulai kesal.

Diperhatikannya gerak-gerik istrinya, mulai dari meletakkan Isam di atas kasur, memberi minyak telon, bedak, dan wewangian bayi pada tubuh putranya. Lalu dilanjutkan dengan memakaikan pakaian untuk Isam.

Isam tampak tenang karena kantuk menghampirinya setelah menyusu pada sang ibu.

Jeje menempatkan guling pada kedua sisi putranya sebelum beralih pada sang suami.

"Duduk hadap cermin."

Mark berbalik dan membiarkan Jeje mengeringkan rambutnya yang basah.

"Cantik." gumam Mark.

Jeje menarik rambut Mark, membuat suaminya mengaduh kesakitan.

"Jangan gombal."

"Duh sayang, Mas kan nggak gombal. Kamu beneran cantik."

[2] Voyage ; Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang