20 - une fin heureuse

1.2K 222 132
                                    

Happy Reading❤

----

Mark masih tidak menyangka bahwa hidupnya akan sebahagia dan sesempurna ini.

Pekerjaan dan keuangan yang lebih dari cukup, rekan kerja yang friendly, teman-teman yang supportif, keluarga dan orang tua yang selalu membantunya, istri yang memberikan banyak cinta dan kasih sayang padanya serta anak-anak lucu yang bisa menghilangkan rasa lelahnya.

Anyway, Mark tidak hiperbola. Dia benar-benar bersyukur bisa terlahir sebagai Mark. Mark Melviano Daneswara yang bertemu perempuan cantik bernama Jelita Erin Manggala, cinta serta jodohnya.

Hari-harinya berjalan seperti biasa, bekerja, bermain dengan anak, mengobrol dengan istri, bersosialisasi dan lain sebagainya.

Terdengar monoton memang, tapi tidak menurutnya. Ia menikmati momen-momen bahagia yang ia ciptakan bersama keluarga kecilnya. Meskipun momen itu sederhana, tetapi ia akan merekamnya di otak dan hatinya.

Ia bersantai di gazebo yang berada di taman belakang rumah. Menikmati pagi cerah dan memandangi ikan-ikan di kolam kecil yang ia buat beberapa bulan yang lalu.

"Daddy!"

Mark menunduk, bibirnya tertarik ke atas membentuk senyuman ketika menemukan putri cantiknya memeluk erat kaki kiri miliknya.

Ia mengangkat dan menciumi wajah putri kecilnya.

"Daddy! Geli!"

Mark tertawa renyah. Ia memangku putri kecilnya. Menciumi rambut yang beraroma strawberry kesukaan istrinya.

"Mommy sama Kakak mana?"

"Mom di dapur. Kakak lagi dihukum Mommy karena numpahin susu." jawab putri kecilnya dengan semangat. Mark terkekeh mendengarnya.

"Kamu nggak bantu Kakak?"

Putri kecilnya menggeleng, "Itu kesalahan kakak, berarti tanggung jawab Kakak, bukan Adek."

"Dasar kamu itu."

Mereka menoleh ke arah suara langkah kaki berjalan. Mark tersenyum melihat istrinya datang membawa nampan dengan Isam yang mengekor.

Ekspresi jagoannya terlihat kesal. Mark terkekeh, apalagi ketika tiba-tiba Isam memeluk tubuhnya.

"Kenapa jagoan?"

"Kakak dihukum Mommy." ujar Isam masih memeluk leher ayahnya.

Jeje mendengus, ia berkacak pinggang setelah meletakkan nampan di sisi lain gazebo.

"Kalau Kakak nggak jahil ya Mommy nggak bakal ngehukum kamu."

Isam mencebik lalu ikut memakan cookies bersama adiknya.

Mark menarik Jeje untuk duduk di sampingnya, "Kenapa sih?"

"Anak kamu itu lho, sok-sokan banget bikin susu sendiri sambil ngegodain adiknya. Tumpah akhirnya itu susu."

Mark tertawa sambil menepuk kedua tangannya. Senang sekali mendengar kenakalan putranya.

Jeje hanya terdiam, lalu memperhatikan interaksi kedua anaknya. Begitu pula Mark yang sudah berhenti tertawa. Ia merangkul pundak istrinya.

"Mereka cepet banget gedenya ya sayang?"

Jeje mengangguk untuk menjawab pertanyaan Mark. Ia menyenderkan kepalanya di pundak lebar sang suami.

Sejenak pikiran mereka bernostalgia pada beberapa tahun yang lalu.

Ketika Isam berumur 3 tahun, Jeje melahirkan seorang putri cantik yang Mark beri nama Adiba Moza Daneswara. Putri kecilnya tumbuh dengan sehat dan lagi-lagi mewarisi hampir 80% gen milik Mark.

[2] Voyage ; Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang