7 - Mertua

1.5K 307 84
                                        

Happy reading❤

.

-----

"Lio, ikut abang ke rumah Mbak Jeje yuk."

Jisung datang dan memeluk adik bungsunya yang bermain sendirian. Lia tidak di rumah, semalam ia menginap di rumah Jaehyun dan Rose.

"Ndak mau."

Jisung cemberut mendengar jawaban cuek itu. Ia memperhatikan Lio yang masih asik bermain puzzle.

"Kok Lio tumben sih nggak mau ke rumah Mbak Je?"

"Lio capek."

Jisung terpengarah. Heran melihat adik kecilnya itu mengeluh lelah padahal tidak melakukan apapun.

"Ayo dong Lio temenin abang nganter kue buatan bunda." bujuknya lagi. "Nanti abang beliin es krim."

Lio melirik kakaknya, "Di kulkas ada."

Jisung mendengus. Tumben sekali adiknya ini susah diajak kerjasama. Padahal dibanding Lia, Lio yang paling penurut.

"Abang ngambek nih."

Lio menghentikan aktivitas bermain puzzlenya, menatap Jisung yang cemberut dan bersidekap dada. Ia tertawa kecil.

"Ayo abang. Tadi Lio bercanda."

Jisung memeluk tubuh kecil Lio dengan gemas. Bisa-bisanya dia ditipu oleh anak kecil berumur lima tahun.

"Kamu kenapa jadi jahil kayak Lia sih."

Lio tertawa, "Lia kan kembaranku."

Terhenyak. Benar juga yang dikatakan Lio. Ia jadi teringat dua kakak kembarnya. Dulu Jeno dan Jaemin juga suka usil padanya. Pokoknya mereka akur banget kalau lagi ngejahilin orang. Ada saja ide untuk membuat rumah kacau.

"Abang, Lio.. Paperbagnya Bunda taruh meja makan ya. Nanti tolong sekalian jemput Lia di rumah Bang Jaehyun. Bunda mau ke kafe dulu."

Jisung mengangguk paham. Sejeong mengendarai mobilnya setelah berpamitan dan mengecup dahi kedua putranya.

"Ayo kita berangkat."

"Naik motor aja ya bang." ujar Lio dalam gendongan Jisung. Lio melengkungkan bibirnya ke bawah ketika kakaknya menggeleng, menolak permintaannya.

"Nanti ribet kalau sama Lia juga." kata Jisung. "Lagian ini panas banget, abang nggak mau."

Lio tidak membalas perkataan kakaknya. Ia hanya diam dan menurut pada Jisung. Di dalam perjalanan pun Lio hanya membalas seadanya saja perkataan kakaknya.

Sadar jika adik kecilnya marah, Jisung mengeluarkan lolipop dari dashboard mobil.

"Makan ini ya dan jangan marah sama abang. Nanti pinjem motor Bang Mark, kita keliling komplek."

Lio tersenyum dan mengambil lolipop itu dari tangan kakaknya. Ia mengucapkan terima kasih.

Terkekeh, Jisung membatin betapa mudahnya membujuk adiknya itu.

Tidak memerlukan waktu lama, mereka sudah sampai di rumah Jeje. Bahkan ibu hamil empat bulan itu yang membukakan pagar. Wajahnya berseri dengan senyum bahagia terpancar, Jeje memeluk adiknya satu persatu.

"Lia masih di rumah Bang Jae?"

"Masih mbak. Nanti pas pulang Jisung jemput."

Mengangguk, ia berjalan menuju dapur. Menyimpan kue yang ia request pada Sejeong. Setelah itu baru menyiapkan camilan dan air minum untuk kedua adiknya.

[2] Voyage ; Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang