10 - Baby Boy

1.6K 280 182
                                    


Bismillah

----

Happy Reading❤

----

Mark berlari menuju basement kantornya setelah mendapat telepon dari Jisung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mark berlari menuju basement kantornya setelah mendapat telepon dari Jisung. Jantungnya berpacu lebih cepat, bahkan setelah ia mencapai mobilnya dan mengendarai menuju rumah sakit.

Setelah memarkirkan mobilnya, ia berlari menuju ruangan yang telah diberitahukan Jisung. Di depan pintu terlihat ayah, ayah mertua, dan Jisung.

Minseok tersenyum melihat Mark yang panik dan bercucuran keringat. Ia memeluk sekilas tubuh anaknya setelah memberi salam padanya.

"Jangan panik. Jeje baik-baik aja dan belum melahirkan kok."

"Tapi tadi Jisung nangis-nangis.."

"Jisung mah tadi panik, makanya nangis pas nelfon kamu." timpal Sehun. Di sampingnya Jisung memberikan cengiran khasnya.

"Maafin ya bang. Jisung kan nggak tahu. Hehehe."

Mark menghela napas lega, "Gapapa Ji. Makasih banyak ya."

Jisung mengangguk dan mengatakan bahwa itu bukan masalah.

"Gih masuk, di dalam ada para bunda."

Mark masuk atas arahan Minseok. Pintu terbuka perlahan, memperlihatkan ketiga perempuan yang asik mengobrol. Mark tersenyum begitu Jeje memanggilnya.

Sebelum merengkuh istrinya, ia bersalaman dulu pada bunda dan ibu mertuanya.

"Mas keringetan banget. Pasti lari-lari ya ke sininya?" kata Jeje sembari mengelap peluh di dahi Mark dengan tisu yang ia ambil dari meja di sisinya.

"Tenang Mark. Jeje baru pembukaan tiga kok. Masih cukup lama." kata Seulgi menenangkan anaknya.

"Ya udah. Kita keluar dulu ya. Kalian baik-baik di sini." kata Sejeong yang kemudian diikuti oleh Seulgi. Mereka keluar dari ruangan, memberikan waktu dan tempat pada kedua anaknya yang melepas rindu. Padahal terakhir bertemu ya tadi pagi.

Mark mengelus lembut perut Jeje, menatapnya dengan pandangan teduh.

"Baby kok udah mau keluar, harusnya kan dua minggu lagi. Kamu nggak sabar mau ketemu daddy dan mommy ya?"

Jeje terkekeh mendengarnya. Bayinya ini memang seharusnya lahir dua minggu lagi, tetapi entah kenapa hari ini terasa, membuat semuanya panik.

"Sayang, maafin aku ya yang nggak bisa stand by di sampingmu."

Jeje memukul lengan besar milik suaminya. "Apa sih. Jangan minta maaf. Ini bukan kesalahan siapa-siapa, apalagi kesalahanmu."

Mark tertawa renyah, ia kembali merengkuh tubuh istrinya yang terduduk di bangsal. Mengecup pipi kanan Jeje beberapa kali.

[2] Voyage ; Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang