17 - Bertemu

1K 240 103
                                    


Update untuk melepaskan kepenatan✌

----

Happy Reading❤

---

Jeje terus saja menangis dalam pelukan Mark. Saat ini mereka sudah berada di rumah, saudara dan orang tua mereka juga datang.

Mark sudah melapor polisi dan Sehun serta Minseok sudah mengerahkan anak buahnya untuk mencari keberadaan sang cucu.

Sementara itu, Jeno sedang mencoba mencari keberadaan pengasuh Isam melalui alamat ip. Lelaki itu duduk bersama  Jaemin sembari mengotak-atik laptopnya.

"Mas dapat titik lokasinya?" tanya Siyeon sembari menyimpan secangkir kopi di hadapan Jeno dan Jaemin.

Jeno menggelengkan kepalanya singkat, wajahnya terlihat seperti putus asa namun jari-jari tangan, pandangan mata, serta otaknya tetap ingin terus bekerja.

Mana mungkin ia menyerah ketika keponakan yang notabenenya adalah anak dari kakak tersayangnya ini sedang diculik. Justru ia ingin segera menemukan keberadaan Isam lalu menghabisi nyawa pelaku yang menculiknya.

Beralih pada Jeje yang kini sudah berhenti menangis namun digantikan dengan kegiatan melamun dan juga menjambaki rambutnya. Ia benar-benar takut kehilangan anak semata wayangnya.

Mark jelas hanya bisa memeluk dan menenangkan istri mungilnya itu. Ia panik tapi itu tidak boleh dilihat oleh Jeje. Bukannya ia tidak melakukan apa-apa, tetapi kini yang bisa ia lakukan hanyalah menunggu informasi dari anak buah, polisi dan kenalannya.

Dering ponselnya yang tiba-tiba terdengar, memaksa Mark untuk segera menerima telepon dari seseorang.

Ekspresi wajahnya terlihay serius namun sedetik kemudian ia mengucap syukur setelah kenalannya memberikan informasi mengenai kawasan lokasi yang diduga menjadi tempat disekapnya Isam.

Bersamaan dengan itu, Jeno dan Jaemin juga berteriak senang karena ia sudah bisa mendapatkan titik lokasi yang lebih akurat.

Sehun, Jeno, Jaemin dan Mark memutuskan untuk segera berangkat. Sedikit kesulitan karena Jeje memaksa ikut bersama mereka. Terpaksa Mark membawa istrinya yang sudah terlihat hampir gila.

Sebelum benar-benar berangkat, Mark membuat janji dengan Jeje agar istrinya itu tetap duduk manis menunggu ia dan yang lainnya masuk ke dalam tempat penyekapan Isam. Karena informasi yang ia peroleh, penjagaan tempat itu cukup ketat.

Jeje hendak protes namun tidak jadi setelah mendapat ultimatum dari Mark.

Perjalanan yang mereka tempuh cukup lama yaitu sekitar 45 menit padahal mereka sudah mengebut dan dibeberapa titik melanggar peraturan lalu lintas.

Ssstt.. Jangan ditiru.

Bahkan membuat Jeje terus merapalkan doa keselamatan disepanjang perjalanan.

Mark menahan Jeje ketika istrinya itu hendak membuka pintu mobil. Sempat merengek dan mengatakan bahwa suaminya jahat.

Mark yang sedang emosi tidak dapat mengontrol amarahnya. Ia kelepasan membentak Jeje yang langsung terdiam dengan mata berkaca-kaca.

Ia mengusap wajahnya dengan kasar, ia mendekat ke arah Jeje, memeluk dan membisikkan kata maaf berulang kali.

"Maaf sayang. Mas kelepasan. Kamu tunggu di sini dulu ya sementara Mas masuk ke dalam, Mas bakal bawa Isam ke pelukan kita lagi."

"Janji sama aku kalau kamu bakalan tetep hidup dan memastikan Isam serta yang lainnya selamat."

Mark mengangguk dan mengusap puncak kepala istrinya, "Pasti sayang."

[2] Voyage ; Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang