11 - Isam

1.4K 281 80
                                    


.

----

Happy Reading❤

----

Lima hari pasca kelahiran Isam, acara sepasaran dan aqiqahan berlangsung di kediaman Mark dan Jeje

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lima hari pasca kelahiran Isam, acara sepasaran dan aqiqahan berlangsung di kediaman Mark dan Jeje.

Upacara sepasaran dilakukan setelah 5 hari sejak kelahiran bayi. Mark mengundang keluarga besar, tetangga, dan teman-temannya untuk mendoakan kelahiran baby Isam. Acara sepasaran ini juga di barengkan dengan acara aqiqahan.

Rumah Mark menjadi ramai sejak pagi dan semakin ramai ketika acara berlangsung. Acara selesai tepat pukul sembilan malam. Semua tamu undangan sudah pulang, begitu pula dengan keluarga besar, kecuali mereka yang menginap. Siapa lagi kalau bukan Jisung dengan tambahan Jeno beserta istri dan anaknya.

Jisung, bujangnya Bapak Sehun itu memilih menginap di rumah kakaknya untuk menghindari Lio dan Lia yang meminta dirinya untuk jadi kuda-kudaan mereka.

Bukannya ia tidak mau, tapi badannya lelah sekali karena akhir-akhir ini ia bekerja terlalu keras.

Jisung mengekori kakaknya yang menggendong Isam menuju kamar. Sementara Mark menyusul setelah menutup pintu depan dan menengok Jeno serta istri dan anak mereka di kamar tamu.

Sampai di kamar, ia cukup terkejut ketika melihat Jisung yang berdiri tegap tanpa ekspresi dan memperhatikan Isam yang tertidur di kasurnya.

"Duduk Ji. Ngapain kamu berdiri begitu?"

Tanpa menoleh Jisung membalas, "Tadi mbak minta jagain Isam. Ini Jisung lagi jagain."

Mark terkekeh, merasa lucu dengan tingkah ajaib adik iparnya ini.

"Duduk aja Ji. Jagain nggak harus berdiri kayak bodyguard begitu kok."

Jisung tersenyum kecil, "Isam lucu dilihat dari sini Bang. Jadi gapapa Jisung jagain dengan posisi seperti ini."

Mark mengangguk saja, ia memilih untuk menyimpan jam tangan dan kopiahnya sembari menunggu giliran mandi.

Tidak berapa lama ia terduduk, tangisan Isam terdengar. Jisung terlihat panik. Adik iparnya tengah menunjuk-nunjuk bayi berumur lima hari itu pada Mark.

Mark terkekeh, ia langsung meraih Isam dan menggendongnya. Tangisan Isam memang keras sekali, tetapi tidak menunggu lama, tangisannya mereda. Manik mata bening itu kini memperhatikan ayahnya yang sedang mengajak dirinya berbicara.

Kedua tangan kanan dan kirinya bergerak-gerak seakan bisa meraih wajah sang ayah.

"Yaampun Si Isam langsung berhenti nangis begitu digendong bapaknya. Kemarin Jisung gendong Isam, bukannya berhenti malah makin keras suara tangisannya. Isam pilih kasih." Jisung mencebikkan bibirnya.

[2] Voyage ; Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang