14 - Sehun Sakit

1.3K 273 53
                                    


Happy Reading❤

.

-----

.

Capek nggak sih ngurus bayi?

Jika tidak ingat Tuhan, dengan lantang Jeje akan menjawab 'Capek banget, rasanya separuh hidup lo nggak ada.'

Tapi, secapek-capeknya ngurus bayi, Jeje juga bahagia banget diberi berkah luar biasa dari Tuhan.

Ia tahu, tidak semua pasangan suami istri bisa diberi anugerah berupa anak. Banyak di luar sana yang bersusah payah mendapatkan satu anugerah itu.

Rasanya tidak pantas baginya untuk mengeluh apalagi tidak merawat berkah dari Tuhannya karena tanpa usaha yang keras, ia mendapatkan anugerah itu. Baginya, anak adalah permata yang harus ia jaga.

Ia harus menjadi orang tua yang baik, agar anaknya juga meniru dan mencontoh perilakunya. Ia paham, sangat paham jika anak adalah peniru yang baik. Apalagi meniru orang tuanya.

Suaminya, Mark, selalu berkata "Anak akan mengikuti dan atau meniru tingkah laku kita, bukan mendengarkan nasihat. Maka dari itu, lebih baik kita perbanyak action daripada berbicara."

Jeje setuju. Anak-anak akan lebih cepat belajar dengan melihat apa yang dia lihat. Bukan apa yang ia dengar melalui telinga.

Ia akan mengajar, menjaga, dan membentuk Isam untuk menjadi anak yang cerdas, peduli, dan bertanggung jawab.

Sama seperti pendapat Ki Hajar Dewantara,  keluarga itu salah satu lingkungan belajar untuk anak. Bahkan menjadi lingkungan yang paling primer, karena keluarga adalah tempat yang pertama kali diketahui oleh anak. Baru setelah cukup umur, anak akan memasuki jenjang lingkungan belajar yang lain, yaitu sekolah atau pendidikan formal dan puncaknya adalah lingkungan masyarakat.

Keluarga menjadi tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan individual maupun pendidikan sosial.

Dan Mark serta Jeje berharap mereka mampu untuk menjadi orang tua yang bisa mengarahkan anak-anak mereka menjadi orang yang berjiwa sosial tinggi.

"Sedang apa?"

Lamunan Jeje terbuyar, ia menoleh pada Mark yang berjalan ke arahnya. Jeje tersenyum dan memeluk singkat tubuh suaminya.

"Memikirkanmu..??"

Mark tertawa, "Apa-apaan, ragu begitu.."

"Yah 30% memikirkanmu dan 70% memikirkan Isam."

Mark memeluk tubuh Jeje dari belakang. Saat ini mereka sedang berada di balkon lantai 2 di rumah mereka. Memandangi jalanan, langit malam dan rumah-rumah lain yang sama besarnya.

"Ngerencanain adek untuk Isam?"

Refleks Jeje memukul tangan Mark yang berada di perutnya. Ia mengatai suaminya konyol karena berpikir tentang itu. Sementara yang dikatai hanya terkekeh.

"Paham aku sayang. Kapan-kapan kita bicarain lagi tentang rencana masa depan Isam ya." kata Mark. "Sekarang kita masuk, udah malam. Kasian Isam sendirian di kamar."

Hari itu mereka tutup dengan mengecupi wajah Isam yang tertidur pulas dalam box bayinya.

Tidak lupa mereka saling memberi kasih sayang dengan memeluk tubuh satu sama lain.

-----

Sehun demam dan kebetulan Sejeong sedang berada di Bandung, neneknya sakit parah dan Sejeong diminta untuk menjaga beliau.

[2] Voyage ; Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang