Tiga tahun berlalu
Sudah cukup lama, Saga memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Patricia. Walaupun hatinya belum menerima penuh, akibat perpisahan ini. Dengan sangat sabar, ia harus menghadapi situasi sulit yang hampir bertahun-tahun frustasi.
Hidupnya kembali normal, seperti Saga biasa. Berwajah tenang dan tidak mudah terpancing emosi, ia lebih banyak menghabiskan waktu belajar. Karena baginya, pendidikan sangat penting.
Saga dan Patricia sudah berakhir hubungannya. Bukan berarti mereka bermusuhan, seperti orang tidak mengenal satu sama lain. Saga masih berkomunikasi dengan cewek itu, menanyakan kabar bahkan sampai menanyakan suasana di negara Kincir angin bagaimana.
Jemarinya masih sibuk mengetik di laptopnya, suara langkah kaki dari area luar menuju ke dalam cafe. Sangat terdengar jelas, namun hal itu tidak mengganggu Saga saat sedang mengerjakan tugas kuliahnya.
Beberapa menit, datang seorang cowok dengan kaos hitam dengan perpaduan celana kotak-kotak coklat. Perlahan mendatangi meja yang di tempati Saga, cowok ini bahkan belum sadar. Jika didepannya ada sesorang.
"Masih aja sibuk nugas! Istirahat kali,"
Aktivitas mengetiknya terhenti, ia tahu betul dengan suara ini. Alan. Ketos pada masa SMA, ternyata satu tempat kuliah dengan Saga. Tak heran sih.
"Lo lagi– tau darimana lagi, kalo gue disini?"
"Gue kan cenayang." Jawab Alan yang sedikit ngawur.
Seketika mereka berdua langsung terdiam. Cukup lama. Alan, mengeluarkan ponselnya dari saku celananya.
"Gue udah lama nggak komun lagi sama Patricia, kalo lo sendiri gimana Ga?"
Saga berpikir sebentar, "hmm, gue masih Lan. Termasuk sering malahan."
"Akur doang, balikan kagak!" Goda Alan sambil tertawa puas.
"Sialan!"
***
"Pokoknya ibu belum bisa terima tugas kamu ini! Belum lengkap Gio, jangan buat ibu emosi ya Gio?!"
"Yah– tapikan bu, saya ngerjain berhari-hari bu. Sampe rela-relain nggak nongki sama temen saya bu."
"Ibu tidak peduli! Ulangi pengerjaan tugas kamu, minggu depan ibu liat– sekarang kamu boleh keluar dari ruangan ibu."
"Baik bu, permisi."
Begitulah kira-kira seorang Gio jika di berikan tugas kuliah, selalu kena marah dan selalu salah. Padahal yang ia ucapkan diruangan itu benar, tidak berbohong.
"Ah! Rese banget nih dosen." Ucapnya hingga refleks ingin memukul dinding dekat mading.
Seseorang menahannya, "Eitss! Kalo dinding universitas ini rusak, emang lo mau ganti?"
"Nggak sih!"
"Yaudah, makanya santai aja! Mahasiswa kalo ngulang-ngulang tugas itu wajar Gi." Ujar Bunga ke Gio.
"Ares mana?" Tanya cowok itu, yang sedikit melenceng dari topik pembicaraan.
"Udah deh, mending gue pulang! Yang nggak ada malah yang dicari." Ujar Bunga yang terlihat sangat malas untuk menatap Gio.
Cewek itu berjalan melewati Gio. Gio tersenyum gemas melihat perilaku Bunga, cowok ini cukup sigap. Tentu saja lengan Bunga sudah ditahan olehnya. Lebih tepatnya, agar Bunga tidak pergi.
"Gue cuma bercanda kali!"
"Gue si nggak peduli! Mau lo bercanda atau nggak." Jawabnya dengan wajah super jutek.
Gio memilih untuk mengalah, karena pada dasarnya cewek selalu benar. "Yaudah, kita pulang. Jangan marah-marah mulu napa!"
***
Tangan kekarnya meraih helm fullface yang telah tergantung di spion motornya. Banyak sepasang mata menatapnya dengan kagum. Bagaimana tidak, mantan troublemaker semasa SMA, justru membuatnya makin dikenal banyak orang. Aldares. Cowok itu memang selalu mempunyai cara untuk membuat perempuan asing jatuh cinta.
Ingat ya, predikatnya itu sebagai mantan troublemaker. Bukan playboy. Walaupun banyak perempuan yang ingin sekali menjadikannya sebagai pacar, tapi bukan berarti ia dengan mudah mempermainkan hati perempuan.
Walaupun banyak yang antri, gue masih bertahan dengan perempuan yang sama! Tidak akan berubah, batinnya
***
Jangan lupa kasih vote dan tinggalkan jejak kalian di comment yaa❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Saga [ REVISI ]
Jugendliteratur[ HIGHSCHOOL ] - [ TEENFICTION ] - [ COMEDY ] #Peringkat 4 Patricia (15 Juli 2020) #Peringkat 3 Basketboy (15 September 2020) #Peringkat 1 Basketboy (26 Januari 2021) Saga Alnandas Fernando, adalah siswa SMA, dikenal banyak siswa/i dan guru-guru. Ka...