______________________________________
Seperti mimpi, namun ternyata ini nyata
______________________________________Suasana sekolah SMA Negri 2 Pancasila, kini sedang istirahat. Patricia memilih duduk dipinggir lapangan bersama bunga dan ica. Sambil menggenggam buku kecil ditangan kanannya. Lapangan menjadi ramai dengan kakak kelas cowok yang sedang bermain bola, tidak sedikit yang mengagumi patricia. Kakak kelas sekalipun. Namun patricia sendiri tidak pernah sadar akan hal itu.
Sedangkan saga dan teman-temannya sudah mempunyai rencana. Saga ingin menyatakan perasaannya, hari ini. Namun dengan cara yang berbeda. Saga mengakuu, dirinya bukan tipe cowok yang pandai dalam menyatakan perasaan. Ia berharap, rencana teman-temannya akan berhasil.
"Bang ganteng, bantu mikir ye! Gua tau yo, lu diem-diem gini juga pasti pernah nyatain perasaan ke cewek." Ucap yudha secara terang-terangan, sambil menepuk-nepuk pundak tyo. Sedangkan tyo hanya memasang ekspresi datar dan menaikkan satu alisnya.
"Iya, nanti gua bantu mikir." Jawabnya dengan singkat.
"Yo lu suka sama cewek?" Ledek alan sambil cengengesan.
"Gua normal," Jawabnya datar.
"Ngeri borr!!" Ujar yudha sambil memainkan kunci motornya alan.
"Gimana kalo saga main gitar aja, dia kan mainnya lebih jago dibanding kita bertiga." Pinta alan kepada saga, dengan cepat saga langsung menoleh ke arah alan..
"Gak seru kalo gak ribut dulu," Gumam yudha.
"Pikiran lu ribut mulu! Ini mau nyatain perasaan, bukan mau tawuran bego." Jawab alan dengan satu tangan mengepal dan langsung mendarat di lengan yudha.
"Kali aja gitu, kalo ada ributnya dulu kan seru." Pasrahnya.
"Yo pilihin lagu," Pinta alan ke arah tyo, sedangkan tyo hanya mengangguk paham.
Tyo yang mulai fokus dengan handphone nya, mencoba mencari lagu yang tepat untuk dimainkan saga nanti. Sekitar 20 menit, ia mencari-cari lagu yang tepat dan akhirnya sudah menemukan.
***
Bunga dan ica sebenarnya tahu, apa yang sedang direncanakan saga dan yang lainnya. Merek berdua hanya tinggal menunggu aba-aba dari alan. Mereka berdua masih dilapangan, dengan patricia. Masih duduk ditempat yang sama.
Tiing
TiingAlan
(Online)
Ca
Lu boleh ke ruang musikGc amat
Yaudah cepetan,
jangan bawelOkey,
gua bilangnya gmn?Sepinter-pinternya lu aja ca
Sepinter-pinternya gua ya, pikirnya
Berpikir secepat mungkin, ica berusaha mengimbangi chat yang baru saja alan kirimkan. Akhirnya, dengan cepat ia mengajak patricia untuk menemani nya saja ke ruang musik.
Duhh!! Gua lola banget, yaudahlah ya gausah pake alesan apa-apa, pikirnya
Patricia yang hanya mengiyakan saja perkataan ica, namun selama berjalan menuju ruang musik dipikiran terus dipenuhi oleh kata "ada apa?".
Dan seperti biasa, sorot mata kagum yang berasal dari adik-adik kelasnya. Kini mendadak ia hiraukan. Karena suruhan ica, menjadikan patricia harus melewatkan senyum kepada adik-adik kelasnya.
Sesampainya di ruang musik, patricia langsung terfokus ke arah saga. Cowok itu lagi-lagi masih terlihat tenang, bahkan saat patricia sudah sampai di ruang musik sekalipun.
"Eh neng geulis, duduk sini duduk sini." Sapa yudha ke arah patricia dan langsung mengisyaratkan cewek itu agar duduk di samping saga.
"Ngapain ca disini?" Tanya patricia to the point, ica yang langsung kaget mendengarkan pertanyaan patricia sontak menjawab, "Tanya alan- lan ngomong."
"Perasaan gua daritadi diem-diem aja," Ucap alan dengan heran.
Dipertengahan perdebatan alan dan ica, saga memfokuskan pandangannya ke arah patricia. Cewek itu belum sadar, sama sekali. Masih terfokus, belum teralihkan. Tiba-tiba tangan kiri saga membenarkan posisi duduk patricia, agar pandangan hanya ke arah dirinya saja.
Deg
Mampus aja gua sekalian, pikirnya
Detak jantung yang berdegup kencang. Patricia berharap, cowok ini tidak mendengar detak jantungnya. Pasti akan sangat memalukan.
"Dengerin gua nyanyi ya," Ucap saga sambil tersenyum ke arah patricia.
Sheila On 7 - Itu Aku
Ribuan hari aku menunggumu
Jutaan lagu tercipta untukmu
Apakah kau akan terus begini
Masih adakah celah dihatimu
Yang masih bisa ku tuk singgahi
Cobalah aku kapan engkau mauTaukah lagu yang kau suka
Taukah bintang yang kau sapa
Taukah rumah yang kau tuju
Itu akuTaukah lagu yang kau suka
Taukah bintang yang kau sapa
Taukah rumah yang kau tuju
Itu akuCoba keluar di malam badai
Nyanyikan lagu yang kau suka
Maka kesejukan yang kau rasa
Coba keluar di terik siang
Ingatlah bintang yang kau sapa
Maka kehangatan yang kau rasaTaukah lagu yang kau suka
Taukah bintang yang kau sapa
Taukah rumah yang kau tuju
Itu akuPercayalah itu aku
Percayalah itu aku"Patricia putri alcapatras," Panggil saga ke arah patricia.
"Iya?"
"Now, you're mine." Ucap saga dengan senyum manis tergambar dibibirnya.
"Hah? Gimana?" Tanya patricia berusaha meyakinkan.
"Yaallah sempet-sempetnya lola," Gumam bunga ke arah patricia.
"Jangan lola kaya gua kia," Ucap ica sambil cengengesan.
"Perlu gua ulang?" Tanya saga ke arah patricia.
"Engga gausah."
"Asik kita dapet PJ," Seru yudha dengan semangat.
"Orang pinter kalo bucin gimana ya? Penasaran gua," Tanya alan kepada teman-temannya.
"Pake rumus," Jawab tyo tanpa beban.
"Sekali ngomong savage banget anjir," Ujar yudha terkagum-kagum.
Patricia, cewek ini masih belum percaya. Jika dirinya pacar dari saga alnandas fernando. Cowok yang enggan berbicara banyak, mempunyai aura yang sangat tenang, namun mampu memberikan banyak hal indah walaupun bagi sebagian orang tidak berarti apa-apa.
Masih gak percaya, pikirnya
***
Gimana nih gais?? Baper gak??
Maaf ya kalo feel nya kurang, karena aku masih harus banyak belajar🙆✨Aku nulis cerita ini, karena memang hobi. Pembacanya sedikit gapapa, pembacanya banyak alhamdulilah. Karena adanya cerita ini, hanya sekedar untuk mengisi waktu kosong aku✨
Jangan lupa vote dan tinggalkan jejak kalian di comment yaa, karena itu salah satu alasan aku semangat buat bikin chapter-chapter selanjutnya ❤️✨🎸
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Saga [ REVISI ]
Teen Fiction[ HIGHSCHOOL ] - [ TEENFICTION ] - [ COMEDY ] #Peringkat 4 Patricia (15 Juli 2020) #Peringkat 3 Basketboy (15 September 2020) #Peringkat 1 Basketboy (26 Januari 2021) Saga Alnandas Fernando, adalah siswa SMA, dikenal banyak siswa/i dan guru-guru. Ka...