- Toko Buku (1)

88 17 0
                                    

Masih sangat pagi buta, tapi Saga memutuskan untuk berolahraga keliling komplek dan dirinya berniat mengajak Alan.


Alan
(Last seen 23.40)

Saga : Lan

Alan : Oy?

Saga : Keluar lo

Alan : Ngapain anjir, masih pagi

Saga : Olahraga, biar sehat

Alan : Ogah

Saga : Tanggung, gue udah di depan rumah lo

Alan : Ok, bentar

Mereka berolahraga hampir 1 setengah jam, selain karena udaranya sejuk. Setiap ada waktu luang memang Saga selalu menyempatkan diri untuk olahraga.

"Ga, itu si Ares kayanya nanti dia jadi pergi ke toko buku." Alan membuka obrolan dengan awalan yang tak mengenakkan.

Cowok itu menoleh, "Ya, biarin aja."

"Lu gimana sih, nanti kalo ternyata lo kalah gercep, gimana?" Alan menyilangkan kedua lengannya.

"Itu semua tergantung Patricia. Selama gue dan Ares bersaing secara sehat dan fear, gue nggak akan usik hidupnya."

"Ck! Awas aja kalo minta bantuan ama gue." Gumam Alan.

***

Tringgg

Alarm yang berbunyi nyaring, cukup membuat Patricia terbangun. Padahal gadis itu sudah terbiasa dengan Alarm, namun terkadang masih sering terkejut seperti itu.

"Yaallah, gue ngantuk."

Saat sudah bangun dan gadis itu langsung mengambil posisi duduk. Ia memilih untuk cek handphonenya sebentar dan benar saja notifikasinya langsung bermunculnya.

Ting

Aldares
(Online)

Aldares : Nanti gue jemput lo

Patricia : Ngapain?

Aldares : Lo nggak mungkin lupa

Patricia : Gue nggak inget, bye.

Aldares : Pokoknya nanti gue jemput

Patricia : Ya bawel

"Ribet banget sih." Gadis ini malahan ngedumel selagi bersiap-siap.

Setelah bersiap-siap, Patricia langsung keluar dari kamarnya untuk segera sarapan di meja makan.

"Tumben kamu jam segini udah rapih, mau kemana?" tanya Roslina.

"Aku mau anter temen ke toko buku."

"Oh yaudah, hati-hati ya." Pesan Roslina.

Setelah selesai sarapan patricia langsung pamit ke Roslina. Saat gadis itu berjalan menuju taman, ia langsung melihat Aldares yang sedang duduk karena menunggu dirinya.

"Ayo."

"Kok cepet? Lo siap-siapnya asal-asalan ya?" Aldares bertanya dengan sembarangan.

Kalo di dunia ini bisa musnahin orang, udah pasti gue pilih dia, batin Patricia

"Mending langsung jalan aja, gue nggak bisa lama-lama." suruh gadis itu.

Setelah patricia memakai helmnya, mereka langsung menuju toko buku. Selama perjalanan hanya keheningan yang menemani mereka. Tapi, karena Aldares benci keheningan, ia mengajak gadis itu mengobrol.

"Susah juga ternyata ngerebut lo dari Saga." ungkap Aldares.

"Maksudnya?"

"Saga itu orang yang sangat-sangat berambisi, jadi kalo udah ngincer atau fokus kesatu titik, gimana pun caranya itu harus dia dapetin." kata Aldares dengan nada bicara yang pasrah.

"Kata murid-murid disekolah, lo tuh sering banget bikin sakit hati cewek-cewek. Kenapa?" tentu saja gadis itu sangat penasaran.

"Mau jawaban jujur atau nggak?"

"E-emm, dua-duanya."

Aldares tertawa lepas dan mengarahkan spionnya ke Patricia, "Jujurnya, gue itu punya keluarga yang suhunya nggak hangat and my mom is always busy. Gue hanya butuh sosok perempuan yang selalu bisa support dan ngasih energi positif ke gue." tutur Aldares.

"Terdengar egois ya?" sambungnya.

"Not at all– kalo jawaban nggak jujurnya apa?"

"Semua cowok pasti pernah khilaf," ucapnya.

"Ihh! Itu mah masuk ke kategori jujur kali,"

Cowok itu tertawa lepas, "Ya, karena jawaban bohongnya nggak ada."

***

Hi Saga [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang