"Jangan ganggu pacar gue,"
Suara itu. Patricia sangat mengenalnya, ia langsung menoleh ke sumber suara.
"Eh brother gue, apa kabar?" tanya Brandon.
"Gausah sok asik lo sama gue!"
"Oh ini pacar lo? Cantik ya, bolehlah oper ke gue." tawar seorang Brandon.
Aldares tidak menjawab, tetapi ia langsung menarik tangan Patricia dan mengisyaratkan untuk cepat naik ke motor.
"Songong juga lo lama-lama!" Brandon menendang motor sport milik Aldares.
***
"Lain kali, harus lebih hati-hati sama mereka." nasehat cowok itu.
"Lo kenal?"
"Sebelum lo jadi anak baru disini, SMK Triguna emang udah jadi musuh sekolah kita. Dan gue juga pernah berantem sama Brandon." jelas Aldares.
"Brandon yang mana?" tanya gadis itu linglung.
"Yang tadi ngerangkul lo."
"Gue nggak mau lo kenapa-kenapa nantinya, jadi izinin gue buat ngelindungin lo." sambung Aldares.
"Siapapun orang itu, siapapun yang ganggu lo ataupun nyakitin lo. Gua gak akan segan-segan ngasih dia pelajaran, lewat tangan kosong gue." katanya masih dengan topik yang sama
Sekarang gadis itu dilindungi oleh dua orang yang jelas-jelas beda sifat.
Senang? Tidak juga, justru dirinya takut. Jika nantinya hal yang kemarin terjadi, justru terulang kembali.
***
"Makasih, tadi lo udah nolongin gue." ucap Patricia tanpa senyum ke arah Aldares.
"Sama-sama, lain kali hati-hati ya,"
Melihat punggung Aldares yang semakin jauh, dirinya kini masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum mah, kia pulang." ucap Patricia yang melihat mamahnya sedang menonton tv di ruang tamu.
"Waallaikumsallam, kamu makan dulu gih. Abis itu baru ke kamar buat istirahat." kata mamah.
Patricia pun langsung pergi ke dapur untuk mengambil makanan dan memakannya di meja makan. Setelah selesai makan, patricia pun langsung pergi ke kamar nya.
"Harusnya sih gue bersyukur karena ada orang yang mau ngelindungin. Tapi kok kali ini gue malah takut," ucap gadia itu sembari berbaring di tempat tidur.
"Kalo ditanya, siapa yang harus gue pilih? Ya belum tau. Karena gue nggak secepat itu suka sama seseorang." sambungnya.
***
Aldares langsung memarkir motornya dan bergegas untuk masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum."
"Waallaikumsallam den." jawab Bi Ani.
"Bunda mana bi?" sembari tangannya meletakkan sepatu dilantai.
"Belum pulang den," jawab Bi Ani.
"Sibuk banget kayanya. Yaudah bi, Ares ke kamar dulu ya." bisiknya namun tak terdengar oleh Bi Ani.
"Oh iya den, nggak makan dulu?"
"Ares nggak laper bi." jawab Aldares sambil berjalan menuju kamarnya.
"Kalo sampe gua liat brandon masih gangguin kia, mungkin yang dulu-dulu bakal terulang lagi. Gua paling nggak bisa ngeliat orang yang gua sayang disentuh sama orang lain tanpa izin gua." ucap Aldares sambil memainkan pulpen.
"Kalo gue ngelindungin kia, apa Saga juga sama? Gua cuma butuh orang yang bisa ngertiin keadaan gue saat ini, gue cuma butuh penenang." Lanjut aldares.
***
"Pagi bun, bun ares..." sapa Aldares namun terpotong.
"Ceritanya next time ya, bunda buru-buru ada meeting di kantor." bunda mengecup kening putranya.
"Kamu berangkat sekolahnya hati-hati." sambungnya.
Aldares tidak menjawab sepatah katapun. Ia berfikir, padahal dirinya hanya butuh kasih sayang dari seorang bunda. Tapi apa daya, bundanya selalu sibuk.
"Karena bunda udah berangkat, jadi ngucapin selamat paginya ke Bi Ani aja." cowok itu beranjak meja makan.
"Pagi bi."
"Pagi den, Nih bibi buatin roti bakar. Dimakan dulu."
"Bi Ani udah sarapan belum? Kalo belum, sini sarapan sama Ares." suruhnya.
"Masa bibi ikut makan sama kamu, atuh nggak sopan den."
"Gapapa Bi, sini duduk." suruhnya sekali lagi.
***
"Tumben amat lo," ucap Tirta tak menyangka.
"Tumben ngapa? Mentang-mentang gue dikenal buruk disekolah, emangnya nggak boleh dateng pagi?" tanya cowok itu.
"Kan kali aja res," ledek Gio.
"Kemaren brandon kesini."
"Ngapain dia kesini? Nggak kapok emangnya?" tanya Gio.
"Dia dateng kesini, cuma buat gangguin kia."
"Gila ya tuh orang, minta gue orak-arik hidupnya." Gumam Gio.
"Telor kali ah, di orak-arik," ledek Tirta.
"Udahlah biarin,"
"Lagian gue males berurusan sama mereka." sambung Aldares.
"Terus cewek lo gapapa?" tanya Gio.
"Gapapa. Untung aja pas dia dirangkul sama Brandon, gue langsung ada disana."
Tidak bisakah hidup Aldares dibuat tenang, sehari saja. Ya, Michelia terus mengekori dirinya.
"Hai Res,"
"Lo ngapain ngikutin gue mulu?" tanya Aldares.
"Kan gue pacar lo," jawab Michelia dengan percaya diri yang tinggi.
Gio menepuk pundak Aldares, "Lo mau muntah nggak? Gue siap tadahin, ada plastik soalnya."
"Si goblok! Ngapain nyimpen plastik di tas sekolah," kata Tirta.
"Buat sepatu gue, kasian kalo ujan kuyup dia." kata Gio.
Aldares meninggalkan Michelia di koridor sekolah, disusul oleh Gio dan Tirta.
"Mampus, emang enak." sindir Tirta.
"Nyebelin lo!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Saga [ REVISI ]
Teen Fiction[ HIGHSCHOOL ] - [ TEENFICTION ] - [ COMEDY ] #Peringkat 4 Patricia (15 Juli 2020) #Peringkat 3 Basketboy (15 September 2020) #Peringkat 1 Basketboy (26 Januari 2021) Saga Alnandas Fernando, adalah siswa SMA, dikenal banyak siswa/i dan guru-guru. Ka...