Hi Saga [ REVISI ]

- Gitar (1)

"pagi anak-anak." sapa Bu Ilya Kepada siwa/i X IPA-3.

"Pagi bu." jawab siswa/i X IPA-3 kompak.

"Jangan berisik dulu sebentar, ibu mau absen kalian terlebih dahulu."

Setelah selesai mengabsen, Bu Ilya langsung memberi tugas. Tetapi kali ini bukan materi, melainkan praktek. Dimana praktek ini dilakukan secara berkelompok.

"Kali ini kita akan praktek, ibu yang akan memilih kelompok kalian."

"Kenapa nggak milih sendiri aja bu, kelompoknya." kata Yudha.

"Lo nawar-nawar mulu dah," ledek Alan.

Disaat sedang pembagian kelompok ternyata Patricia dan Saga satu kelompok.

"Kiw! Satu kelompok gitu," goda Yudha.

"Jangan-jangan.." ucap Ica.

"Setelah itu, Ica dan Alan. Kalian satu kelompok ya." ucap Bu Ilya.

"Ketika dua orang repot dipersatukan, apa jadinya?" pertanyaan sepele yang baru saja dilontarkan Yudha.

"Diem lo!"

"Ampun Ca ampun,"

"Bercanda doang kan Ca, baper banget!" sambung Yudha.

"Berarti sisanya Bunga, Tyo, dan Yudha. Kalian satu kelompok ya."

"Kalo dibagiin kelompok, perasaan gue ama nenek lampir mulu." protes Yudha.

"Sesuai amal sih Yud lebih tepatnya," cibir Alan.

"Alig! songong juga lo,"

"Ngomong sekali lagi coba!"

Ancam Bunga yang sudah mengambil aba-aba telapak tangan mengepal. Sedangkan Yudha berlari keluar kelas untuk menghindari cewek itu.

"Pada duluan aja ke ruang musiknya, gue mau beli makanan dulu di kantin. Ada yang mau nitip?" kata Patricia.

"Kaya biasa aja deh Kia," jawab Yudha.

"Yaudah, kalian tunggu di ruang musik aja gapapa."

***

Saat Patricia sampai di kantin, ia berpapasan dengan Aldares. Tetapi ia menghiraukan.

"Mau kemana? Buru-buru banget si lo," tanya Aldares sambil memegang lengan cewek itu..

"Lo nggak liat emangnya?"

"Tumben banget jutek sama gue," keluh cowok itu.

Setelah patricia selesai memesan makanannya, ia langsung pergi ke ruang musik. Karena ia yakin, teman-temannya sudah menunggu.

"Sabar Res sabar, take your time." kata Aldares di dalam hatinya.

Aldares pun kembali ke tempat dimana gio dan tirta duduk. Entah kenapa ia berfikir, semakin hari semakin tidak mungkin untuk ia memiliki Patricia.