- My First Fight

75 14 0
                                    

Setelah sampai, patricia terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah sampai, patricia terkejut. Karena Aldares membawa Saga ke belakang gudang sekolah, yang dimana tidak banyak siswa tahu. Patricia pun bersembunyi dibalik pintu gudang tersebut.

"Ada apa lo bawa-bawa gua kesini?" tanya Saga tenang.

"LO MASIH NANYA KENAPA GUE BAWA LO KESINI?!" teriak Aldares.

"Gue gatau." ucap Saga tenang.

"BANYAK OMONG LO?!"

Tangan besar yang sebenarnya tidak jauh beda dengan Saga, justru telah mendarat tepat diperutnya. Pukulan Aldares cukup membuat cowok dihadapannya kehilangan keseimbangan. Dari kejauhan Patricia terlihat sangat khawatir.

"BANGUN LO!"" pinta Aldares.

"Mau lo apa sih?" tanya cowok itu dengan nafas tak beraturan

"Gue mau lo jauhin kia!"

"Buat apa gue ngeiyain permintaan lo, kalo pada akhirnya lo juga bakal nyakitin dia!"

deg

Aldares yang mendengar perkataan Saga, merasa tidak terima. Akhirnya ia menonjok bagian pipi. Pukulan yang diberikan Aldares terlalu keras hingga melukai bagian bibir juga.

"Lo tau? Gue paling benci ketenangan gue diganggu dan terbukti kalo lo udah ganggu gue." ucap Saga yang tiba-tiba menarik kerah seragam Aldares.

Patricia yang sudah tidak tahan karena melihat keributan antara Aldares dan Saga. Gadis ini berlari menghampiri dua cowok tersebut.

"Saga, stop!"

Padahal dua cowok ini sudah saling tatap menatap karena gadis yang mereka sukai adalah orang yang sama. Satu diantaranya harus merelakan atau jika tidak akan terus terjadi perkelahian seperti ini.

"lo tau darimana gue ada disini?" tanya Saga yang langsung melepas kepalannya dikerah seragam Aldares dengan kasar.

"Gak penting." jawab dingin gadis itu.

"Kenapa pada berantem?" sambungnya.

"Karena lo." jawab enteng Aldares.

***

"Kamu duduk dulu sini di samping ibu." pinta Bu Rani.

"Kenapa sih kamu buat ulah mulu, sampe cape ibu ngurusin masalah kamu doang." sambungnya.

"Abis gimana bu, saya emang udah kaya gini."

"Gara-gara apa memangnya?" tanya Bu Rani.

Cowok itu memutar bola matanya, "Ck, kepo banget bu."

"Ini peringatan kesekian kalinya untuk kamu, kalo sampe ibu liat lagi, terpaksa kamu ibu DO. Mengerti Aldares?" perjelas Bu Rani

"Iya bu."

"Yasudah, kamu boleh keluar dari ruangan ini." Kata bu rani kepada Aldares.

***

"Lo duduk disini dulu, gue mau ambil obat P3K dulu." suruh gadis itu sambil menepuk-nepuk satu kursi dekat pintu, agar Saga duduk disana.

Sedang sibuk mencari obat P3K, beberapa kali Patricia mendengar Saga terus meringis kesakitan dibagian perutnya.

"Gue obatin luka lo yang dibibir aja." kata gadis itu.

"Kenapa nggak perut sekalian?" goda Saga.

"Lo punya tangan, obatin aja sendiri!" jawab Patricia dingin.

"Makasih,"

"Iya, lagian ngapain sih pake berantem segala!" ucap gadis itu.

"Aldares minta ke gue buat jauhin lo." ungkap Saga.

Deg

"Maksudnya?"

"Lama-lama pasti paham." Jawab saga.

"Kalo gitu, gue mau ke kelas. Lo mau langsung ke kelas atau mau disini dulu?" tanya gadis itu.

"Langsung ke kelas," jawab Saga.

"Yaudah, biar gue bantu."

Padahal sudah berharap supaya tidak bertemu dengan Aldares. Tapi sayangnya, cowok itu kebetulan lewat di depan UKS.

kali ini aja, biarin mereka damai dulu, batin Patricia

"Gue mau ngomong sama lo."

Aldares membuka suara, pupus sudah harapan gadis itu untuk mengantar- kan Saga sampai kelas.

"Yaudah ngomong aja." jawab Patricia to the point.

Saga melepaskan tangannya dari leher gadis itu, "Gue duluan."

Setelah melihat punggung Saga yang sudah cukup jauh, barulah gadis itu berani membuka suara lagi.

"Ada apa?"

"Gue mau nanya sesuatu sama lo." ucap Aldares.

***

Hi Saga [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang